Lombok Barat (Antaranews NTB) - Kirab pemuda Nusantara 2018 zona Merauke yang dilaksanakan di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat dimeriahkan dengan lomba adat pernikahan masyarakat suku Sasak, yakni "nyongkolan" Kamis.
Barisan peserta kirab dari 17 provinsi ini, dilepas dari lapangan Mareje Gerung dan berjalan menuju Bencingah Agung Giri Menang-Gerung, Kantor Bupati Lombok Barat.
Iring-iringan diawali paskibra sebanyak 27 orang membawa bendera merah putih. Selanjutnya disusul peserta kirab yang diiringi oleh 20 orang anggota Pramuka. Tak ketinggalan pendamping dan tim kesehatan 50 orang juga ikut serta.
Satu jam setelah dilepas, para peserta lomba pawai budaya melintasi Bencingah Agung. Iring-iringan pertama dari "pasangan penganten" SMAN 1 Sekotong yang mengerahkan 50 pasang pengantin. Disusul SMKN 1 Gerung dengan 60 peserta, kemudian SMAN 1 Narmada dengan 56 peserta. Setalah itu disusul 6 SMA lainnya dari Kuripan, Gerung, Lembar dan Labuapi.
"Kirab ini sendiri ditujukan untuk membangkitkan pembangunan kepemudaan dengan melintasi antar pulau se-Indonesia. Tahun ini Lombok Barat menjadi titik singgahnya," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Barat, HM Taufiq.
Ia menyampaikan, ucapan terimakasih atas dipilihnya Lombok Barat sebagai salah satu titik singgah kirab tahun ini.
Ia berharap momentum ini bisa jadi ajang kebangkitan Lombok.
"Meski dilanda musibah gempa, kehilangan rumah, tapi semangat tidak boleh hilang. Kita harus buktikan bahwa Lombok sudah aman," ujarnya.
Sementara itu, Menpora yang diwakili Asisten Deputi Bidang Peningkatan Kreativitas Pemuda, Junaidi, memberikan apresiasi kepada Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Barat yang telah mempersiapkan kirab ini dengan penuh antusias.
Dijelaskan, kirab ini dilaksanakan sudah 2 tahun. Pesertanya diseleksi secara online dan yang mendaftar lebih dari 11 ribu. Dari jumlah tersebut yang dipilih dalam satu provinsi hanya 2 orang untuk ikut kirab pemuda.
Zona kirab ini sendiri dibagi 2 yakni Sabang dan Merauke. Masing-masing zona mengadakan kegiatan di 17 provinsi selama 73 hari. Masing-masing provinsi mengadakan kegiatan selama 5 hari.
Junaidi berharap kegiatan ini berjalan lancar dan aman dengan prinsip "zero accident" dan dapat diambil manfaatnya.
"Saya berharap para peserta bisa menjadi kader perubahan. Selain itu bisa semakin memperkuat kebhinekaan dan persatuan Indonesia," katanya.
Sekda NTB Rosiady Sayuti, berharap agar peserta nantinya mengirin pesan lewat IG, FB dan Twitter bahwa Lombok sudah sangat aman untuk dikunjungi.
"Sebarkan ke seluruh penjuru dunia bahwa Lombok ini indah dan aman dikunjungi," ujarnya.
Bahkan, Rosiadi meminta agar peserta lomba nyongkolan jangan cepat-cepat mau jadi pengantin.
"Itu tadi cuma lomba saja. Besok kalau sudah selesai kuliah baru berumah tangga agar generasi berikutnya bisa menjadi generasi berkualitas," tandas Sekda NTB. (*)
Wow kirab pemuda Nusantara di Lombok dimeriahkan tradisi "nyongkolan"
Saya berharap para peserta bisa menjadi kader perubahan. Selain itu bisa semakin memperkuat kebhinekaan dan persatuan Indonesia