Abu Dhabi (ANTARA) - Perusahaan energi terbarukan asal Uni Emirat Arab, Masdar, berharap agar rencana pengembangan energi bersih di Ibu Kota Nusantara berkapasitas 200 megawatt dapat menemui titik terang pada akhir 2025.
"Kami harap, pada akhir 2025 ini, struktur rencana pengembangan 200 megawatt di IKN bisa menemui titik terang," ujar Head of Business Development Asia-Pacific Masdar Fatima Al Suwaidi kepada ANTARA di sela-sela Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW) 2025, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dikutip Jumat.
Ia menyampaikan bahwa berdasarkan diskusi antara Masdar dan Basuki Hadimuljono yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Masdar tidak hanya diminta untuk mengembangkan energi terbarukan sebesar 200 megawatt, tetapi juga untuk membantu perencanaan energi terbarukan untuk IKN secara keseluruhan.
Oleh karena itu, Fatima menyampaikan diskusi akan berlangsung cukup lama, terlebih setelah sempat ditunda oleh pergantian pemerintahan di Indonesia.
"Ada sedikit keterlambatan karena pergantian pemerintahan. Menteri yang berganti, kabinet yang berganti, jadi kami menunda diskusi," kata dia.
Baca juga: PV-Rooftop Garden, Simbol integrasi inovasi energi-air-lingkungan bersih dan berkelanjutan
Pada bulan Mei 2024, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) memberikan letter to proceed (LtP) dalam investasi kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) energi baru terbarukan di Nusantara, Kalimantan Timur, kepada perusahaan Masdar dari Uni Emirat Arab (UEA).
Baca juga: Kadin mendukung UMKM beralih ke energi bersih
Bambang Susantono yang saat itu merupakan Kepala OIKN menyambut baik rencana Masdar untuk melakukan studi investasi pembangkit listrik energi terbarukan sebesar 200 megawatt di ibu kota.
Dengan memprioritaskan energi terbarukan (EBT) seperti tenaga surya dan angin, kata dia, hal ini akan menempatkan Nusantara sebagai model kota ramah lingkungan yang memanfaatkan energi bersih.