Denpasar (ANTARA) -
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali membukukan kucuran kredit perbankan di Pulau Dewata selama Januari-Maret atau triwulan I-2025 mencapai Rp113,82 triliun yang tumbuh 7,25 persen dibandingkan periode sama 2024 mencapai Rp106,12 triliun.
“Industri jasa keuangan di Bali sampai Maret 2025 terjaga stabil,” kata Kepala OJK Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Bali, Senin.
Ia memaparkan berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit masih didorong oleh peningkatan kredit investasi yang tumbuh sebesar Rp5,02 triliun atau 16,24 persen dibandingkan periode sama 2024.
Menurut Puji, tingginya pertumbuhan kredit investasi menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali.
Sementara itu, apabila mencermati kategori debitur, regulator lembaga jasa keuangan itu mencatat didominasi oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebesar 51,98 persen.
Namun, apabila ditinjau dari sisi penggunaan kredit lebih banyak digunakan untuk konsumtif atau sektor bukan lapangan usaha sebesar 33,88 persen, kemudian disusul perdagangan besar dan eceran sebesar 28,42 persen.
Baca juga: Merger ADMF & MFIN sejalan dengan semangat penguatan multifinance
Puji menyebutkan meski kucuran kredit tumbuh, namun kualitas kredit yang diserap oleh debitur hingga per Maret 2025 masih terjaga dengan rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 3,10 persen.
Realisasi NPL tersebut tidak jauh berbeda dengan periode sama atau per Maret 2024 yang mencapai 3,12 persen.
Di sisi lain, penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit berdampak positif bagi penurunan rasio kredit berisiko atau Loan at Risk (LaR) menjadi 11,62 persen dibandingkan Maret 2024 sebesar 17,73 persen.
Baca juga: OJK selenggarakan dua edukasi keuangan sekaligus di Sumsel
Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Bali mencapai Rp192,72 triliun atau tumbuh 10,47 persen dibandingkan periode sama 2024.
Pertumbuhan itu berada di atas pertumbuhan DPK secara nasional yang mencapai 4,76 persen.
Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK pada Maret 2025 ditopang oleh kenaikan nominal tabungan sebesar Rp11,97 triliun.