Surabaya (ANTARA) - Salam Lestari !
Satu dasawarsa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan di gabung menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Para senior, para sepuh coba mengingatkan, dampak buruk bakal terjadi.
Kami mencoba memberi masukan, bisikan, kritikan, bahkan bersuara lantang, tapi tidak pernah di dengar.
Hutan di babat, bumi di gali di keluarkan isi perutnya tanpa memperhatikan dampak lingkungan.
Pelan tapi pasti fenomena alam berubah dan berdampak menjadi bencana alam di mana - mana.
Satwa liar di lindungi kehilangan habitatnya, konflik antara Satwa Liar dengan manusia terjadi di kawasan hutan dan sekitarnya.
Ribuan Satwa Liar di buru dan di bantai, puluhan hingga ratusan Gajah, Harimau hingga Badak di bunuh dengan sadis.
Hutan Sumatera dan Kalimantan di hancurkan, kini giliran Papua, sebuah Surga di belahan Timur di hancurkan.
Halmahera dan Raja Ampat di gerus di keluarkan isi perutnya.
Ada tujuh species Penyu langka di dunia, lima species ada di Indonesia dan tiga di antaranya di Papua habitatnya.
Cendrawasih, atau "Bird of Paradise", merupakan burung yang terkenal karena bulunya yang berwarna-warni dan mencolok, terutama pada burung jantan.
Di Indonesia, Cendrawasih terutama ditemukan di wilayah timur, khususnya Papua, dan juga di beberapa wilayah di Maluku.
Beberapa jenis Cendrawasih yang terkenal di Indonesia meliputi :
Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea Minor).
Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea Apoda).
Cendrawasih Raggiana (Paradisaea Raggiana).
Cendrawasih Goldi (Paradisaea Decora).
Cendrawasih Merah (Paradisaea Rubra).
Cendrawasih Kaisar (Paradisaea Guilielmi).
Cendrawasih Biru (Paradisaea Rudolphi).
Ada sekitar 43 spesies cendrawasih yang dikenal, tersebar di pulau-pulau Papua (Papua dan PNG), sebagian Maluku, dan kepulauan Torres, Australia.
Sebanyak 30 spesies didapati di Indonesia, dengan 28 spesies di Papua dan 2 spesies di Maluku (Aru dan Halmahera).
Periode sekarang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan sudah di pisah kembali, baru kami akan menarik nafas lega, program Food Eastate di luncurkan, tetap saja hutan yang jadi korban.
Kita berharap sosok ahli "Kehutanan" akan memimpin Departeman Kehutanan agar marwah Kehutanan bisa kembali, yang di tunjuk justru ahli "Ke Tuhanan" untuk memimpin Kehutanan.
Tuhan menganugrahi ke indahan alam beserta flora dan fauna yang sungguh luar biasa, tapi Tuhan tidak memberi ahlak dan moral pada manusianya.
"Kau Peduli, Aku Lestari"
Surabaya : Jumat 6 Juni 2025
Memperingati "Hari Lingkungan Hidup"
*) Penulis adalah Pemerhati Satwa Liar dan Koordinator Aliansi Pecinta Satwa Liar Indonesia (APECSI)