Surabaya (ANTARA) - Gerakan Pemuda (GP) Ansor membentuk Kelompok Usaha Gotong Royong dengan program Kampung Peternakan Ayam Terpadu di 22.800 desa sebagai bentuk upaya mendorong kemandirian ekonomi desa.
“Ini gerakan nyata untuk membangun kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan berbasis gotong royong,” kata Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin dalam keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Kamis.
Menurut Addin, program Kampung Peternakan Ayam Terpadu di 22.800 Desa berpotensi menghasilkan 2,05 juta ton daging ayam per tahun. Angka ini diyakini dapat mendorong surplus ayam dan telur untuk menopang kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Addin meyakini langkah tersebut dapat membangun industri hulu-hilir peternakan ayam dalam jangka panjang. Program ini juga dirancang agar kader Ansor dapat mengembangkan usaha produktif dengan terlibat dalam ekosistemnya dari hulu ke hilir. Hal ini juga didukung oleh pelatihan manajemen, digitalisasi, dan akses permodalan.
Dengan begitu, pihaknya dapat mengambil andil pada upaya peningkatan kemakmuran desa melalui dukungan terhadap gizi sekaligus menggerakkan roda ekonomi lokal. Di samping itu, Addin juga optimistis program ini dapat menciptakan lapangan kerja baru, membangun anak-anak muda yang produktif, serta membantu Koperasi Desa Merah Putih.
Baca juga: Wamentan mendorong pesantren jadi mitra strategis ketahanan pangan
“Kami ingin menggerakkan ekonomi rakyat dari bawah, dengan usaha sederhana namun berdampak besar,” tambahnya.
Pengukuhan Kelompok Usaha Gotong Royong dan kick-off Kampung Peternakan Ayam Terpadu ini akan dilaksanakan di Soreang, Kabupaten Bandung, pada 17 Oktober 2025.
Baca juga: Polda NTB panen jagung 50 ton di Lombok Tengah dukung ketahanan pangan
Sebelumnya, GP Ansor menjalin sinergi dengan Perum Bulog untuk membangun jaringan distribusi pangan yang kuat guna menjaga stabilitas pasokan sekaligus menekan gejolak harga, sehingga ketahanan pangan nasional tetap terjaga secara berkelanjutan.
Ruang lingkup kerja sama meliputi sinergi pengadaan pangan, kolaborasi stabilisasi harga, pelaksanaan Gerakan Pasar Murah (GPM), pengembangan jaringan kemitraan, serta program literasi dan inklusi pangan.
