Bogota, Kolombia (ANTARA) - Kebakaran besar memaksa evakuasi ribuan peserta KTT Iklim COP30 di Belem, Brasil, pada Kamis (20/11), ketika api melalap sebuah paviliun di pusat konvensi utama kota itu.
Api muncul di dalam paviliun yang menampung lebih dari 50.000 diplomat, jurnalis, dan aktivis yang menghadiri pembicaraan iklim global yang diselenggarakan di kota gerbang Amazon tersebut.
Kebakaran terjadi sesaat sebelum pukul 14.30 waktu setempat di sebuah tenda di “Zona Biru”, area resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menampung paviliun nasional dan ruang negosiasi.
Rekaman media sosial menunjukkan peserta berlarian menghindari asap dan api, sementara petugas keamanan segera menginstruksikan evakuasi seluruh area untuk mencegah risiko tambahan.
Kepulan asap cepat memenuhi aula utama, tempat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato hanya beberapa menit sebelumnya, sementara api membakar atap dan mengancam bangunan di sekitarnya.
Petugas pemadam kebakaran dari stasiun terdekat bergerak cepat dan berhasil mengendalikan kobaran api dalam hitungan menit setelah alarm darurat berbunyi. Menteri Pariwisata Brasil Celso Sabino mengonfirmasi tidak ada laporan korban luka di antara peserta KTT maupun staf penyelenggara.
“Untungnya tidak ada yang terluka, berkat tindakan cepat tim keamanan dan Dinas Pemadam Kebakaran Pará,” kata Sabino dalam pernyataannya kepada wartawan.
Baca juga: 21 orang jalani perawatan medis pascakebakaran di COP30
Ia menambahkan dugaan awal bahwa korsleting listrik kemungkinan menjadi penyebab kebakaran, meski investigasi resmi masih berlangsung. Persiapan menuju KTT telah dibayangi tantangan logistik di Belem, termasuk keterbatasan infrastruktur dan melonjaknya biaya akomodasi bagi ribuan delegasi internasional.
Menepis kekhawatiran soal kelanjutan acara, Sabino menegaskan kepada wartawan bahwa insiden seperti ini dapat terjadi di negara mana pun dan tidak mengancam keseluruhan konferensi.
“Tidak ada kemungkinan pembatalan KTT, yang tetap berlangsung sukses,” ujarnya, menekankan keutuhan agenda pembahasan iklim.
Baca juga: Sekjen PBB berharap Presiden AS Trump ikut berperan positif dalam aksi iklim
KTT yang digelar di jantung Amazon itu awalnya dijadwalkan berakhir Jumat (21/11), namun para negosiator gagal mencapai tenggat Rabu (19/11) untuk menyepakati peta jalan transisi energi, penghapusan bahan bakar fosil, dan perjanjian adaptasi iklim.
Sumber: Anadolu