KPU NTB dorong pemilih muda jadi pemilih cerdas di Pemilu 2029

id NTB,KPU NTB,Pemilu 2029,Pemilih Muda,Pemilih Cerdas

KPU NTB dorong pemilih muda jadi pemilih cerdas di Pemilu 2029

Komisioner KPU Nusa Tenggara Barat (NTB), Agus Hilman pada program "speak up" di MAN 2 Mataram, Senin (24/11/2025). ANTARA/Nur Imansyah.

Mataram (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Barat mendorong para siswa di MAN 2 Mataram menjadi pemilih cerdas pada Pemilu 2029.

Komisioner KPU Nusa Tenggara Barat (NTB), Agus Hilman, menegaskan pentingnya pendidikan politik bagi para siswa SMA/MA usia 15-17 tahun karena kelompok ini akan menjadi pemilih penuh pada Pemilu 2029, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini dengan pemahaman politik yang sehat dan berlandaskan nilai-nilai demokrasi.

"Kegiatan ini bertujuan bagaimana melakukan pendidikan pemilih, khususnya bagi anak-anak SMA. Karena pada 2029 mereka sudah pasti menjadi pemilih," ujar Agus Hilman pada wartawan usai menjadi narasumber pada program "speak up" di MAN 2 Mataram, Senin.

Baca juga: KPU Dompu luncurkan Aplikasi SIAGUS dukung tata kelola administrasi digital

Agus Hilman mengatakan, generasi muda saat ini banyak mendapatkan informasi politik melalui media sosial. Kondisi itu membuat mereka rentan terhadap disinformasi dan paparan konten provokatif yang marak beredar. Oleh sebab itu, KPU NTB berupaya menanamkan nilai demokrasi dan cara berekspresi yang benar kepada para pelajar.

"Anak-anak muda sudah mulai cukup melek politik dari media sosial. Banyak dari mereka terlibat dalam dinamika demokrasi beberapa bulan terakhir. Melalui kegiatan ini, kami ingin mereka tetap bisa menyampaikan inspirasi tapi dengan cara yang benar, cara yang demokratis," terangnya.

Ia menilai partisipasi politik anak muda dalam Pemilu 2024, baik dalam pemungutan suara maupun dalam penyelenggaraan teknis, sangat signifikan.

"Potensinya sangat besar sekali. Pada Pemilu 2024, partisipasi pemilih muda cukup tinggi, terutama dari Gen Z. Bahkan di KPPS dan PPS, rata-rata didominasi anak-anak muda," ujarnya.

Baca juga: Sekretaris KPU NTB dorong sinergi dan penguatan tata kelola di KPU Kabupaten Dompu

Meski demikian, Agus mengakui bahwa data rinci jumlah pemilih muda belum dapat dipastikan karena keterbatasan pendataan hingga tingkat absensi.

Terkait pola pemilihan apakah cenderung rasional atau irasional, Agus menyebut hal itu belum dapat dipastikan. Namun, ia menyoroti tingginya paparan media sosial terhadap anak muda sebagai faktor yang bisa memicu perilaku memilih secara kurang rasional.

"Paparan media sosial, hoaks, dan sejenisnya justru paling banyak menyasar anak-anak muda. Dari situ bisa terlihat potensi kecenderungan memilih secara irasional menjadi cukup tinggi," ungkapnya.

Baca juga: KPU NTB kembalikan sisa dana hibah pilgub Rp19,1 miliar ke Pemprov

Oleh karena itu, melalui kegiatan "speak up" diharapkan mampu membantu pemilih muda lebih kritis dalam mengonsumsi informasi dan lebih siap berpartisipasi dalam proses politik.

"Kami ingin pendidikan pemilih bukan hanya saat mereka datang ke TPS, tetapi juga bagaimana mereka mengawal proses politik setelah hasil elektoral. Politik itu berdampak pada kehidupan sehari-hari, maka penting bagi generasi muda untuk mengikuti dan terlibat, tapi tetap dengan cara yang benar," tegas Agus.

Agus Hilman berharap generasi muda NTB dapat terus aktif, rasional, dan bertanggung jawab dalam berpolitik, khususnya menjelang Pemilu 2029.

"Pada pemilu mendatang, kami berharap mereka tetap berpartisipasi secara aktif, datang ke TPS, dan melibatkan diri dalam berbagai hal yang bisa memajukan bangsa," katanya.

Baca juga: Puluhan mobil dinas komisioner dan pejabat KPU NTB ditarik dampak efisiensi

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.