Jakarta (ANTARA) - Kepala Perwakilan UNFPA di Indonesia Hassan Mohtashami menyampaikan bahwa tren penurunan fertilitas bukan disebabkan oleh program Keluarga Berencana, melainkan oleh perubahan sosial, ekonomi, dan pergeseran peran perempuan dalam masyarakat modern.
"Program Keluarga Berencana bukanlah penyebab penurunan fertilitas. Kontrasepsi adalah alat yang memungkinkan perempuan mengambil keputusan secara sadar tentang kehidupannya. Pembatasan akses terhadap kontrasepsi tidak akan membalikkan tren penurunan fertilitas, justru berpotensi menimbulkan persoalan sosial baru," kata Hassan Mohtashami dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan bahwa Indonesia berada dalam posisi yang relatif menguntungkan karena masih memiliki bonus demografi setidaknya dua dekade ke depan.
Namun, momentum tersebut harus dimanfaatkan melalui kebijakan yang berorientasi pada investasi sumber daya manusia, sekaligus kesiapan menghadapi tantangan populasi menua di masa depan.
"Keputusan kebijakan yang diambil hari ini akan menentukan masa depan Indonesia. Investasi pada pembangunan sumber daya manusia menjadi kunci untuk memaksimalkan bonus demografi," kata Hassan Mohtashami.
Baca juga: Dokter spesialis sebut endometriosis bisa disebabkan faktor genetik
Sementara itu, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan menekankan pentingnya edukasi dan perencanaan keluarga untuk meningkatkan kualitas keluarga.
"Penurunan tingkat fertilitas bukan berarti alat kontrasepsi harus dihilangkan. Kontrasepsi adalah alat untuk membantu perempuan memenuhi hak reproduksinya. Tantangannya bukan pada ada atau tidaknya program Keluarga Berencana, melainkan bagaimana edukasi dan perencanaan keluarga dilakukan secara tepat," kata Veronica Tan.
Baca juga: Penguatan program KB bisa atasi penurunan fertilitas di RI
Ia mengatakan kontrasepsi justru merupakan instrumen penting untuk menjamin pemenuhan hak reproduksi perempuan.
Di sisi lain, penguatan komitmen pemerintah melalui kolaborasi juga penting dalam upaya meningkatkan kualitas keluarga sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia.