PDIP NTB resmi tidak mengusung Husni Jibril maju Pilkada Sumbawa

id PDIP ,PDIP NTB,NTB,Kabupaten Sumbawa,Pilkada Sumbawa,Pilkada Serentak 2020,Bupati Sumbawa Husni Jibril

PDIP NTB resmi tidak mengusung Husni Jibril maju Pilkada Sumbawa

Ketua DPD PDIP Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Rachmat Hidayat (tengah) bersama jajaran pengurus PDIP NTB seusai rapat memutuskan tak mengusung kembali H. Husni Jibril sebagai bakal calon bupati di Pilkada Sumbawa 2020. (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - DPD PDIP Nusa Tenggara Barat secara resmi memutuskan tidak mengusung bupati petahana H. Husni Jibril sebagai bakal calon bupati di Pilkada Kabupaten Sumbawa 2020.

Ketua DPD PDIP NTB, H. Rachmat Hidayat menegaskan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sumbawa karena PDIP tak lagi mengusung H. Husni Jibril maju sebagai bakal calon bupati Sumbawa.

"Kami DPD dan DPC kabupaten Sumbawa memohon maaf kepada seluruh masyarakat Sumbawa, kalau dalam Pilkada mendatang tidak lagi mencalonkan Husni Jibril sebagai bakal calon bupati dari PDIP," kata Rachmat Hidayat seusai memimpin rapat di Kantor DPD PDIP NTB di Mataram, Selasa.

Ia menjelaskan, keputusan tak mencalonkan lagi Husni Jibril sebagai bakal calon bupati tersebut, lantaran kader PDIP itu, sering menderita sakit sehingga selama hampir lima tahun memimpin, roda pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Sumbawa tidak berjalan maksimal. 

"Kami harus realistis melihat semua ini. Karena banyak keluhan masyarakat yang disampaikan kepada kami tidak puas atas kinerjanya, karena beliau sering sakit. Lebih banyak kontrol sakit daripada berada di Sumbawa," ujarnya.

Karena atas dasar itulah, kata Rachmat. DPD PDIP akhirnya memutuskan untuk tidak mencalonkan kembali H. Husni Jibril sebagai bakal calon Bupati Sumbawa.

"Sekali lagi atas nama pimpinan PDIP NTB, kami meminta maaf kepada masyarakat Sumbawa atas ketidakpuasan ini, karena ini diluar kewenangan kita," tegas anggota DPR RI dari darah pemilihan (Dapil) NTB II Pulau Lombok tersebut.

Meski demikian, Rachmat menepis, bahwa alasan tak lagi mencalonkan bupati Sumbawa satu periode itu, karena pihaknya tersandera kesepakatan koalisi bersama PKS untuk tiga pilkada, yakni Pilkada Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dan Sumbawa. 

"Tidak ada kaitannya dengan itu. Kalau Mataram ya Mataram. Sumbawa juga Sumbawa, begitu juga KSB. Ini murni karena alasan kesehatan beliau (Husni, Red)," ucap Rachmat.

Selain itu, Rachmat juga menepis bahwa keputusan tak mengusung Husni Jibril, karena PDIP lebih condong memilih mengusung paket Dewi Novianty yang dicalonkan PKS yang notabenenya adalah adik kandung Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah dengan Sekretaris DPD PDIP NTB Lalu Budi Suryata.

"Tidak ada kaitannya dengan itu semua. Ini murni karena alasan kesehatan beliau (Husni, Red). Jadi tidak ada alasan karena gonjang ganjing segala macam, apalagi karena Novi adik gubernur," tegas Rachmat.

"Jadi ini tidak ada kaitan pencalonan Novi, melainkan kita hanya melihat Novi sosok birokrat sejati. Demikian dengan suaminya yang juga birokrat sejati dan itu berhasil. Satu contoh Bupati Sumbawa Barat yang mantan birokrat karena pernah menjabat Sekda, sehingga saat terpilih sebagai bupati tahu apa masalah yang dihadapi, karena itu kita ingin dorong Novi," jelas Rachmat kembali.

Disinggung apakah PDIP akan memberikan sanksi jika nantinya Husni Jibril tetap ngotot mencalonkan diri sebagai bakal calon bupati tanpa diusung melalalui PDIP, Rachmat menegaskan tidak mempersoalkannya. Karena itu, hak  yang dimiliki oleh seseorang dan  bagaimanapun Husni Jibril masih tetap kader PDIP. Bahkan, dirinya tak khawatir jika langkah PDIP tersebut akan merugikan PDIP di Pilkada Sumbawa.

"Sanksi itu ada tahapannya karena kita berpegang pada AD/ART. Meski tidak dicalonkan, Husni tetap kader PDIP. Begitu juga tanpa Husni pun PDIP tetap jadi pemenang, jadi buat apa kita khawatir," tegas Rachmat.

Menurut Rachmat, sampai saat ini DPD PDIP belum memutuskan siapa bakal calon yang nantinya akan diusung menggantikan Husni Jibril di Pilkada Sumbawa. Namun demikian, ditegaskan Rachmat, bakal calon yang nantinya diusung tersebut harus berasal dari kader partai. Sebab, bagaimanapun PDIP di Sumbawa, merupakan partai pemenang baik Pilkada maupun Pemilu.

"InsyaAllah secepatnya kita akan putuskan setelah melihat hasil-hasil survei. Yang jelas yang kita harapkan maju itu kader, bisa saja nanti putra Husni Jibril, Gitta Liesbano yang gantikan bapaknya, karena dia kader di PDIP Sumbawa. Yang jelas kita tunggu saja, nanti pada saatnya kami akan umumkan," katanya.

Sementara itu, Ketua Desk Pilkada yang juga Ketua Bappilu DPD PDIP NTB, H. Musyafirin menegaskan tak dicalonkannya kembali Husni Jibril sebagai bupati merupakan keputusan partai. Karena, selain sakit. Berdasarkan evaluasi di internal partai, elaktabilitas Husni lemah. Hal ini bisa dilihat dari ramainya bakal calon yang akan ikut di kontestasi Pilkada Sumbawa.

"Tiga saja calon yang ikut apalagi banyak sudah memberikan indikasi bahwa petahana itu lemah. Sehingga ada peluang untuk dikalahkan. Makanya kalau calonnya lebih dari tiga petahana harus di evaluasi dan itu sudah dalilnya begitu," tegasnya.

Menurut Bupati Sumbawa Barat ini, pascakeputusan tersebut langkah PDIP selanjutnya, akan mencari figur-figur dari internal partai yang bisa memenangkan Pilkada.

Disinggung apakah figur tersebut di antaranya Lalu Budi Suryata atau Gitta Liesbano putra Husni Jibril. Musyafirin menyatakan belum bisa memastikan. Karena terpenting bagi PDIP Sumbawa adalah saat ini mencari figur yang mampu memenangkan Pilkada. 

"Tugas saya itu mencari siapa yang menang. Kalau kalah tidak kita dukung, kalau menang ya kita dukung," katanya.