Mataram (ANTARA) - Harga bawang putih impor di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai mengalami kenaikan dari Rp35.000 per kilogram hingga Rp55.000 per kilogram.
Kepala Pasar Mandalika, Ismail di Mataram, Selasa, mengatakan, untuk di pasar induk Mandalika kenaikan bawang putih impor terjadi sebesar Rp5.000 per kilogram yakni dari Rp35.000 per kilogram menjadi Rp40.000 per kilogram.
"Tetapi di pasar kecil misalnya di Pasar Sindu harga bawang putih impor sudah pada angka Rp55.000 per kilogram," sebutnya.
Menurut keterangan dari pedagang, kata Ismail, kenaikan harga bawang putih impor diprediksi akan terus terjadi karena stok di sejumlah distributor sudah mulai menipis.
"Sementara distribusi bawang putih impor sudah dihentikan," katanya kepada wartawan.
Menurut informasi, katanya, distribusi bawang putih impor ini distop karena rata-rata bawang putih impor didatangkan dari China dan Taiwan. Sedangkan, di China saat ini sedang mewadah virus corona.
"Jadi mungkin ini salah satu dampak dari virus corona. Kondisi ini kemungkinan akan berdampak juga pada ketersediaan stok buah dan sayuran impor termasuk harganya," katanya.
Oleh karena itu, tambahnya, pemerintah diharapkan segera menyikapi agar harga bawang putih bisa kembali stabil.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram H Amran M Amin yang dikonfirmasi mengakui, kenaikan harga bawang putih impor tersebut dipicu karena keterlambatan pengiriman sehingga menyebabkan kekurangan stok dan akhirnya hukum pasar berlaku.
Terkait dengan itu, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti Satgas Pangan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mencari solusi terhadap kenaikan harga bawang putih impor.
"Dalam hal ini, satgas pangan akan melakukan penelusuran ke bawah untuk memastikan tidak ada penimbunan stok di tingkat pengepul dan indikasi permainan harga," katanya.
Amran menambahkan, sebelum duduk bersama dengan pihak terkait, ia belum berani simpulkan kalau kekurangan stok bawang putih impor ini karena dampak virus corona yang menyerang China, sehingga impor barang termasuk bawang putih dari China disetop.
Kepala Pasar Mandalika, Ismail di Mataram, Selasa, mengatakan, untuk di pasar induk Mandalika kenaikan bawang putih impor terjadi sebesar Rp5.000 per kilogram yakni dari Rp35.000 per kilogram menjadi Rp40.000 per kilogram.
"Tetapi di pasar kecil misalnya di Pasar Sindu harga bawang putih impor sudah pada angka Rp55.000 per kilogram," sebutnya.
Menurut keterangan dari pedagang, kata Ismail, kenaikan harga bawang putih impor diprediksi akan terus terjadi karena stok di sejumlah distributor sudah mulai menipis.
"Sementara distribusi bawang putih impor sudah dihentikan," katanya kepada wartawan.
Menurut informasi, katanya, distribusi bawang putih impor ini distop karena rata-rata bawang putih impor didatangkan dari China dan Taiwan. Sedangkan, di China saat ini sedang mewadah virus corona.
"Jadi mungkin ini salah satu dampak dari virus corona. Kondisi ini kemungkinan akan berdampak juga pada ketersediaan stok buah dan sayuran impor termasuk harganya," katanya.
Oleh karena itu, tambahnya, pemerintah diharapkan segera menyikapi agar harga bawang putih bisa kembali stabil.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram H Amran M Amin yang dikonfirmasi mengakui, kenaikan harga bawang putih impor tersebut dipicu karena keterlambatan pengiriman sehingga menyebabkan kekurangan stok dan akhirnya hukum pasar berlaku.
Terkait dengan itu, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti Satgas Pangan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mencari solusi terhadap kenaikan harga bawang putih impor.
"Dalam hal ini, satgas pangan akan melakukan penelusuran ke bawah untuk memastikan tidak ada penimbunan stok di tingkat pengepul dan indikasi permainan harga," katanya.
Amran menambahkan, sebelum duduk bersama dengan pihak terkait, ia belum berani simpulkan kalau kekurangan stok bawang putih impor ini karena dampak virus corona yang menyerang China, sehingga impor barang termasuk bawang putih dari China disetop.