Mataram, 1/7 (ANTARA) - Pemerintah Australia melalui Smallholder Agribusiness Development Initiative melanjutkan program pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan di Nusa Tenggara Barat pada 2011.

         Koordinator Smallholder Agribusiness Development Initiative (SADI) Aus-Aid Giri Arnawa di Mataram, Kamis, mengatakan bahwa program pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan antara Australia dan Indonesia Partnership masih berlanjut pada 2011.

         Namun, program itu berbeda dengan kontrak pada 2010, yang menempatkan bantuan di empat provinsi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

         "Pada 2011 nanti, dipastikan hanya ada dua provinsi saja yaitu NTB dan NTT yang dapat program bantuan, sementara Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan dilepas," katanya.

         Giri menjelaskan keberadaan SADI di NTB akan membantu permasalahan yang dialami daerah ini. Kontrak perbantuan yang dilanjutkan pada 2011 tidak lepas dari potensi yang dimiliki daerah ini.

         Di samping sasaran SADI untuk meningkatkan pertumbuhan pedesaan, pendapatan rumah tangga melalui peningkatan produktivitas petani, akses pasar yang lebih baik, dan pelaksanaan berbagai kegiatan "on farm" yang bernilai tambah bagi masyarakat.

         Ia menyebutkan, pada 2009-2010, nilai bantuan kemitraan yang disumbangkan kepada empat provinsi mencapai 38 juta dolar AS. Sementara pada 2011 mendatang pihaknya belum mengetahui berapa jumlah bantuan yang akan dikucurkan.

         Menurut dia, NTB mempunyai potensi komoditas pertanian yang berpeluang dikembangkan secara masif. Komoditas yang menjadi fokus program Aus-Aid SADI di NTB antara lain, kacang tanah, kakao, rumput laut, jagung dan sapi.

         "Untuk program 2011 mendatang, fokus pengembangan program tidak lepas dari lima komoditas itu karena sesuai dengan program yang digalang pemerintah daerah yakni pengembangan sapi, jagung dan rumput laut," ujarnya.

         Saat ini, kata dia, SADI sudah masuk pada tahap desain program untuk 2011 mendatang. Antara kabupaten di NTB yang berpotensi untuk menjadi basis pengembangan komoditas tertentu masih dikaji.      
    Kendati demikian, pihaknya sudah memegang data potensi di masing-masing kabupaten/kota yang ada di NTB.

         Ia menambahkan, masih menjadi pekerjaan rumah bagi "stakeholder" di NTB, adalah masih kurang optimalnya pemanfaatan lahan untuk budidaya komoditas.

         "Untuk itulah, selain upaya peningkatan kapasitas produksi  per hektarnya, SADI bersama Universitas Mataram dan Pemerintah Provinsi NTB, akan mengupayakan peningkatan areal tanam khususnya di lahan kering," ujar Giri. (*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024