Mataram (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan 42 pasien COVID-19 pada Kamis, pukul 22.00 Wita, dinyatakan sembuh sehingga total angka kesembuhan di daerah itu tercatat 2.082 orang.
"Dari data itu juga terjadi tambahan 15 kasus positif baru COVID-19, sehingga pasien yang masih dalam perawatan sebanyak 80 orang," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Kamis.
Dia mengatakan jumlah pasien sembuh dalam beberapa hari terakhir di Mataram terus mengalami peningkatan signifikan. Bahkan, setiap hari pasien yang sembuh selalu ada dengan jumlah bervariasi.
"Dengan demikian, angka kesembuhan pasien COVID-19 bisa terus meningkat saat ini, diharapkan target kita menjadikan Mataram zona hijau COVID-19 bisa tercapai," katanya.
Swandiasa yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram itu, berharap berbagai upaya satgas saat ini, seperti melalui tes usap antigen secara massal, baik di perkantoran maupun fasilitas publik, bisa menurunkan angka positif COVID-19.
"Kegiatan tes usap antigen secara massal baik di lingkungan perkantoran maupun fasilitas publik dimaksudkan sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 melalui praktik 3T (tracing, testing, treatment)," katanya.
Pasalnya, penanganan COVID-19 bukan semata-mata dilihat dari jumlah pasien COVID-19 dan sembuh, melainkan juga dari tingkat pelacakan yang dilakukan.
Apalagi, katanya, positivity rate COVID-19 dari kegiatan tes usap antigen COVID-19 massal di bawah satu persen, dari lebih 3.000 sampel yang diambil, baik di perkantoran dan fasilitas publik, yang terkonfirmasi positif hanya 21 orang.
"Artinya, positivity rate COVID-19 tidak sampai satu persen sehingga ini mengindikasikan kondisi penyebaran COVID-19 di Mataram relatif landai," katanya.
Dalam upaya penanganan pasien COVID-19, tambahnya, pemerintah kota juga telah membuka dua hotel menjadi rumah sakit darurat untuk isolasi mandiri pasien COVID-19 tanpa gejala, sehingga dapat memutus penularan dari klaster keluarga.
"Upaya-upaya yang telah dilakukan Satgas COVID-19 Kota Mataram, telah membuahkan hasil yakni turunnya status zonasi Mataram dari zona oranye (risiko sedang) ke zona kuning (risiko ringan) COVID-19," katanya.
Untuk mempertahankan status Kota Mataram zona kuning agar tidak turun lagi menjadi zona oranye, Satgas COVID-19 sedang menyiapkan program kolaborasi dengan jajaran kepolisian melalui Kampung Sehat tahap dua dan PCBL (Penanganan COVID-19 Bberbasis Lingkungan).
"Kita ingin mengulang keberhasilan pelaksanaan Kampung Sehat dan PCBL tahap pertama. Untuk pelaksanaannya, harapan kita awal Maret sudah dimulai karena sekarang kita masih dalam tahap pemasangan konsep," katanya.
"Dari data itu juga terjadi tambahan 15 kasus positif baru COVID-19, sehingga pasien yang masih dalam perawatan sebanyak 80 orang," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Kamis.
Dia mengatakan jumlah pasien sembuh dalam beberapa hari terakhir di Mataram terus mengalami peningkatan signifikan. Bahkan, setiap hari pasien yang sembuh selalu ada dengan jumlah bervariasi.
"Dengan demikian, angka kesembuhan pasien COVID-19 bisa terus meningkat saat ini, diharapkan target kita menjadikan Mataram zona hijau COVID-19 bisa tercapai," katanya.
Swandiasa yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram itu, berharap berbagai upaya satgas saat ini, seperti melalui tes usap antigen secara massal, baik di perkantoran maupun fasilitas publik, bisa menurunkan angka positif COVID-19.
"Kegiatan tes usap antigen secara massal baik di lingkungan perkantoran maupun fasilitas publik dimaksudkan sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 melalui praktik 3T (tracing, testing, treatment)," katanya.
Pasalnya, penanganan COVID-19 bukan semata-mata dilihat dari jumlah pasien COVID-19 dan sembuh, melainkan juga dari tingkat pelacakan yang dilakukan.
Apalagi, katanya, positivity rate COVID-19 dari kegiatan tes usap antigen COVID-19 massal di bawah satu persen, dari lebih 3.000 sampel yang diambil, baik di perkantoran dan fasilitas publik, yang terkonfirmasi positif hanya 21 orang.
"Artinya, positivity rate COVID-19 tidak sampai satu persen sehingga ini mengindikasikan kondisi penyebaran COVID-19 di Mataram relatif landai," katanya.
Dalam upaya penanganan pasien COVID-19, tambahnya, pemerintah kota juga telah membuka dua hotel menjadi rumah sakit darurat untuk isolasi mandiri pasien COVID-19 tanpa gejala, sehingga dapat memutus penularan dari klaster keluarga.
"Upaya-upaya yang telah dilakukan Satgas COVID-19 Kota Mataram, telah membuahkan hasil yakni turunnya status zonasi Mataram dari zona oranye (risiko sedang) ke zona kuning (risiko ringan) COVID-19," katanya.
Untuk mempertahankan status Kota Mataram zona kuning agar tidak turun lagi menjadi zona oranye, Satgas COVID-19 sedang menyiapkan program kolaborasi dengan jajaran kepolisian melalui Kampung Sehat tahap dua dan PCBL (Penanganan COVID-19 Bberbasis Lingkungan).
"Kita ingin mengulang keberhasilan pelaksanaan Kampung Sehat dan PCBL tahap pertama. Untuk pelaksanaannya, harapan kita awal Maret sudah dimulai karena sekarang kita masih dalam tahap pemasangan konsep," katanya.