Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai mengaktifkan posko terpadu penanganan bencana sebagai upaya kesiapsiagaan menghadapi dampak bencana hidrometeorologi yang diprediksi akan terjadi hingga Februari 2022.
"Hari ini kami baru dirikan fisik posko terpadu siaga bencana di halaman Pendopo Wali Kota Mataram. Besok (Senin-red), kami siapkan mekanisme operasional," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Minggu.
Posko terpadu penanganan dampak bencana di Kota Mataram itu dirangkaikan dengan kegiatan apel siaga bencana di halaman Pendodpo Wali Kota Mataram.
Mekanisme operasional posko bencana yang dimaksudkan adalah, BPBD akan menyiagakan satgas perwakilan petugas dari beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) terkait secara bergantian selama 24 jam serta melengkapi sarana dan prasarana pendukung lainnya.
Satgas OPD terkait, antara lain dari Dinas PUPR, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Lingkungan Hidup, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Tagana serta dari tim reaksi cepat (TRC) BPBD.
Di samping itu, juga disiapkan saran prasarana serta logistik menghadapi dampak cuaca ekstrem untuk mengurangi dampak bencana serta menekan kerugian.
"Kita ingin pastikan peralatan bencana siap pakai, begitu juga dengan personel penanganan bencana siaga 24 jam," katanya.
Menurutnya, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), November ini menjadi awal musim hujan, sedangkan puncak musim hujan terjadi pada Bulan Februari hingga Maret 2022.
"Karenanya, beberapa daerah yang rawan banjir seperti daerah-daerah yang berada di pesisir dan sungai serta beberapa titik rawan genangan air perlu segera diantisipasi," katanya.
Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB, yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB. Selain gempa disertai tsunami, bencana lainnya yang mengancam wilayah Kota Mataram sebagai ibu kota Provinsi NTB adalah banjir, kebakaran permukiman, gelombang pantai dan abrasi serta rawan konflik sosial.
"Hari ini kami baru dirikan fisik posko terpadu siaga bencana di halaman Pendopo Wali Kota Mataram. Besok (Senin-red), kami siapkan mekanisme operasional," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Minggu.
Posko terpadu penanganan dampak bencana di Kota Mataram itu dirangkaikan dengan kegiatan apel siaga bencana di halaman Pendodpo Wali Kota Mataram.
Mekanisme operasional posko bencana yang dimaksudkan adalah, BPBD akan menyiagakan satgas perwakilan petugas dari beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) terkait secara bergantian selama 24 jam serta melengkapi sarana dan prasarana pendukung lainnya.
Satgas OPD terkait, antara lain dari Dinas PUPR, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Lingkungan Hidup, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Tagana serta dari tim reaksi cepat (TRC) BPBD.
Di samping itu, juga disiapkan saran prasarana serta logistik menghadapi dampak cuaca ekstrem untuk mengurangi dampak bencana serta menekan kerugian.
"Kita ingin pastikan peralatan bencana siap pakai, begitu juga dengan personel penanganan bencana siaga 24 jam," katanya.
Menurutnya, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), November ini menjadi awal musim hujan, sedangkan puncak musim hujan terjadi pada Bulan Februari hingga Maret 2022.
"Karenanya, beberapa daerah yang rawan banjir seperti daerah-daerah yang berada di pesisir dan sungai serta beberapa titik rawan genangan air perlu segera diantisipasi," katanya.
Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB, yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB. Selain gempa disertai tsunami, bencana lainnya yang mengancam wilayah Kota Mataram sebagai ibu kota Provinsi NTB adalah banjir, kebakaran permukiman, gelombang pantai dan abrasi serta rawan konflik sosial.