Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan, bangsa Indonesia harus mengambil pelajaran dari kerusuhan di Inggris agar kejadian serupa tidak terjadi di negara ini.
"Kita harus bisa memetik hikmah dari kerusuhan di Inggris. Jangan sampai kejadian serupa terjadi di sini," kata Said Aqil di Jakarta (12/8).
Dikatakannya, Inggris yang merupakan negara tua dan memiliki peradaban yang bisa dikatakan sangat kuat ternyata bisa juga diguncang kerusuhan.
Artinya, kata Said Aqil, stabilitas negara bukan sesuatu yang permanen, namun harus diupayakan terus menerus, baik oleh penyelenggara negara maupun masyarakat.
Sebagai negara yang memiliki keragaman, kata Said Aqil, Indonesia harus memiliki kemampuan lebih guna mempertahankan perdamaian dan persatuan, serta menghindarkan benih-benih perpecahaan.
Untuk itu, harus diperkuat toleransi dan kesediaan berkorban di antara warga negara demi kepentingan yang lebih besar.
Umat Islam yang merupakan penduduk mayoritas di Indonesia, kata Said Aqil, harus benar-benar bisa mewujudkan prinsip Islam rahmatan lil alamin, Islam yang membawa kebaikan bagi seluruh alam.
"Yang namanya membangun persatuan itu butuh pengorbanan. Menjadi ekstrem kanan atau kiri sekalian itu mudah, yang sulit adalah menjaga keseimbangan," katanya.
Yang tidak kalah penting, lanjut Said Aqil, negara harus bisa mengayomi seluruh masyarakat secara adil.
Pada bagian lain, Said Aqil menyatakan, kerusuhan di Inggris juga membawa hikmah bahwa kekerasan yang selama ini distigmakan pada Islam menjadi terhapus.
"Selama ini umat Islam selalu terpojokkan setiap kali terjadi kekerasan, seolah-olah Islam itu keras. Ternyata negara yang umat Islamnya minoritas juga bisa terjadi chaos. Barat harus melihat ini. Stigma Islam itu keras harus diubah," tandasnya. (*)