Jakarta (ANTARA) - Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengajak para pemimpin dunia segera mencari cara mewujudkan ketahanan pangan dan mekanisme pengendalian harga pangan agar gejolak harga pangan itu tidak menimbulkan masalah baru.
Sebentar lagi dunia akan memperingati Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober. Dengan populasi dunia sekitar 6 miliar jiwa, sangat sukar bagi dunia untuk mencukupi pangan secara memadai bagi semua orang. Kelaparan masih saja terjadi di beberapa belahan dunia, paling mudah ditemukan di Afrika.
"Ini adalah saat tepat bagi kita memerangi kepalaran dan kekurangan pangan, terutama di pedesaan." kata Kepala Perwakilan FAO ad interim Indonesia, James Mcgrane, kepada pers, di Jakarta.
Di seluruh dunia, katanya, ada 900 juta orang yang kekurangan pangan; 570 juta di antaranya di Asia Pasifik termasuk juga Indonesia. Dalam istilah demografi, mereka ada dalam kategori tidak aman pangan.
Antara 2005 dan 2008, harga pangan melonjak tinggi dibanding 30 tahun terakhir. Khusus beras, pelonjakan harga itu hingga 161 persen.
Bank Dunia dalam laporan 2010 dan 2011, menyatakan, peningkatan harga dan gejolak harga pangan (food price volatility) menyebabkan orang jatuh dalam kemiskinan.
"Di tingkat individu mereka yang hidup dengan pendapatan yang kurang dengan 1,25 dolar AS, harus mengurangi jatah pangan mereka," katanya. (*)
Sebentar lagi dunia akan memperingati Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober. Dengan populasi dunia sekitar 6 miliar jiwa, sangat sukar bagi dunia untuk mencukupi pangan secara memadai bagi semua orang. Kelaparan masih saja terjadi di beberapa belahan dunia, paling mudah ditemukan di Afrika.
"Ini adalah saat tepat bagi kita memerangi kepalaran dan kekurangan pangan, terutama di pedesaan." kata Kepala Perwakilan FAO ad interim Indonesia, James Mcgrane, kepada pers, di Jakarta.
Di seluruh dunia, katanya, ada 900 juta orang yang kekurangan pangan; 570 juta di antaranya di Asia Pasifik termasuk juga Indonesia. Dalam istilah demografi, mereka ada dalam kategori tidak aman pangan.
Antara 2005 dan 2008, harga pangan melonjak tinggi dibanding 30 tahun terakhir. Khusus beras, pelonjakan harga itu hingga 161 persen.
Bank Dunia dalam laporan 2010 dan 2011, menyatakan, peningkatan harga dan gejolak harga pangan (food price volatility) menyebabkan orang jatuh dalam kemiskinan.
"Di tingkat individu mereka yang hidup dengan pendapatan yang kurang dengan 1,25 dolar AS, harus mengurangi jatah pangan mereka," katanya. (*)