Mataram (ANTARA) - Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencatat kawasan kumuh di Mataram tersisa sekitar 99,8 hektare tersebar pada beberapa titik di kelurahan.

"Setiap tahun kawasan kumuh di Mataram terus berkurang, dari sekitar 300 hektare pada tahun 2016," kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram Nazaruddin M Fikri di Mataram, Kamis.

Sisa kawasan kumuh di Mataram sekitar 99,8 hektare tersebut antara lain, lanjutnya, ada di wilayah Karang Tapen, Kamasan, dan bagian selatan Kali Jangkuk di Kelurahan Dasan Agung.

Baca juga: Pemkot Mataram memprioritaskan penataan kawasan kumuh

Dikatakan, dari beberapa titik kawasan kumuh itu yang menjadi prioritas tahun ini adalah penataan kawasan di pinggir Kali Jangkuk bagian selatan di Kelurahan Dasan Agung. "Kawasan itu menjadi prioritas karena dengan satu program, bisa memberikan dampak atau manfaat banyak bagi warga sekitar," katanya.

Penataan yang akan dilakukan antara lain, pembukaan akses jalan seperti bagian utara Kali Jangkuk di Kelurahan Pejeruk Ampenan yang akan menghubungkan Jembatan Dasan Agung dengan Jembatan Ampenan dengan panjang sekitar 1,94 kilometer dan lebar delapan meter.

Dengan pembukaan akses jalan itu, sekaligus berdampak untuk perbaikan saluran, rumah kumuh, penataan sungai, mengubah kebiasaan masyarakat agar tidak lagi membuang sampah dan buang air besar (BAB) di sungai, serta menjadikan kawasan yang bersih, aman, dan ramah bencana.

Baca juga: Pemkot Mataram: penataan kawasan kumuh tujuh kelurahan capai 85 persen

Artinya, katanya, masyarakat yang sekarang rumahnya membelakangi sungai bisa menghadap sungai sehingga kebersihan terjaga. "Sedangkan ramah bencana, dengan adanya akses jalan fasilitas kendaraan roda empat untuk mobil pemadam kebakaran, ambulans, mobil kebersihan dan lainnya bisa melintas," katanya.

Menurutnya, dengan akan dilakukan penataan kawasan pinggir Kali Jangkuk tersebut, akan berdampak juga pada pengurangan kawasan kumuh di Kota Mataram yang saat ini tersisa 99,8 hektare.

"Kalau pembukaan akses jalan di Kali Jangkuk bagian selatan bisa terealisasi, kita bisa kurangi kawasan kumuh hampir satu hektare. Belum lagi di Kamasan dan Pengempel yang saat ini juga sedang dilakukan penataan kawasan kumuh sekitar 5-6 hektare," katanya.
 

Pewarta : Nirkomala
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024