Mataram (ANTARA) - Ketua DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB), Baiq Isvie Rupaeda rela berhujan-hujanan menemui masa aksi mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Kantor DPRD NTB di Jalan Udayana, Kota Mataram, Selasa.

Sebelum menemui masa aksi di tengah guyuran hujan, Isvie sempat menemui para mahasiswa karena mereka memaksa ingin masuk ke dalam gedung DPRD untuk berdialog. Namun keinginan mahasiswa tersebut ditolak.

Isvie pun menyampaikan alasan mengapa masa aksi tidak diperkenankan masuk ke dalam gedung DPRD NTB.

"Mandat dari 65 anggota (DPRD NTB, red) tidak diperkenankan masuk ke dalam gedung DPRD karena Polda yang mempunyai hak untuk keamanan," kata Isvie dihadapan ribuan masa mahasiswa.

Aksi unjuk rasa para mahasiswa ini dimulai sejak pukul 09.00 WITA, namun sekitar pukul 13.00 WITA setelah zuhur. Aksi ini diwarnai kericuhan antara aparat keamanan dan mahasiswa. Bahkan, aparat pun sempat menyemprotkan air kehadapan masa menggunakan mobil water canon untuk memecah masa aksi. 

Namun, aksi polisi tersebut dibalas mahasiswa dengan merusak pintu gerbang DPRD NTB yang berada di sisi sebelah selatan hingga copot dari tempatnya semula. 

Meski hujan turun, aksi mahasiswa tetap tidak bubar. Justru mereka tetap melakukan aksinya di tengah guyuran hujan. Mereka juga tetap memaksa ingin masuk dalam gedung DPRD, namun tetap tidak diizinkan pihak keamanan.

Untuk meredam situasi itu, Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda akhirnya keluar kembali menemui mahasiswa, namun kali ini dalam kondisi hujan-hujanan. Di kawal aparat kepolisian dan stafnya.

Dihadapan masa aksi mahasiswa yang tergabung dalam "Aliansi Mahasiswa NTB Menggugat" itu, Isvie berjanji akan menyampaikan apa yang menjadi tuntutan mahasiswa kepada pemerintah pusat. 

"Saya bersama adik-adik mahasiswa dalam perjuangan ini dan apa yang menjadi tuntutan akan saya kawal ke Jakarta," ujarnya di tengah hujan yang membasahi jalannya aksi unjuk rasa tersebut.

Meski demikian, perempuan pertama yang menjadi Ketua DPRD NTB itu, berharap aksi-aksi para mahasiswa tersebut tetap mengedepankan cara-cara yang baik dalam menyampaikan setiap aspirasinya dan tidak menggunakan cara-cara anarkis.

Setelah mendengar tuntutan dan aspirasinya akan diteruskan ke pemerintah pusat, para mahasiswa pun akhirnya pulang ke tempatnya masing-masing dengan tertib.

Pewarta : Ajeng*Nofa*Elsa*Elvi
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024