Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Bima, Nusa Tenggara Barat memasang wifi gratis di 212 lokasi rukun warga (RW) dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi masyarakat dan sebagai bentuk komitmen mewujudkan kota cerdas (smart city).
"Tahun 2023, di setiap sudut harus terpasang wifi yang dinikmati oleh masyarakat secara gratis, ada sebanyak 212 titik wifi yang terpasang dengan biaya lebih kurang Rp1,3 miliar per tahun," kata Wali Kota Bima H Muhammad Lutfi, dalam keterangan resmi di Mataram, Selasa.
Wifi adalah teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jaringan komputer, termasuk koneksi internet berkecepatan tinggi.
Kota Bima, kata Lutfi, dicanangkan sebagai kota transit perdagangan yang tertuang di dalam gagasan visi-misi, yakni pelayanan bagi masyarakat harus cepat dan langsung sampai ke tingkat bawah.
"Selama ini, pelayanan terhambat, untuk itu saya langsung bergerak cepat wujudkan pelayanan secara cepat, tidak ada lagi dinas-dinas yang boleh loyo, semua harus cepat, kalau lambat, kita akan tertinggal jauh," ujarnya.
Ia menambahkan fungsi dari telepon genggam (HP) yang dibagikan kepada setiap rukun tetangga (RT) sangat banyak sekali, terutama untuk memberikan informasi tentang semua hal, seperti laporan kematian, kondisi jalan dan lainnya.
Lutfi juga berharap kepada semua Ketua RT untuk tidak membiarkan lingkungan kumuh dengan cara mengajak masyarakat bergotong royong. Sebab, tidak mungkin pemerintah bekerja sendiri tapi harus berjalan bersamaan dengan masyarakat. "Ribuan rumah sudah kita perbaiki, ribuan rumah sudah kita relokasi, dan kota ini pun harus bersih, harus aman," ujarnya.
Baca juga: Diskominfo Mataram: WiFi gratis meningkatkan literasi informasi warga
Baca juga: Pemkot Mataram mengaktifkan jaringan wi-fi gratis di taman kota
Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Kota Bima H Mahfud mengatakan jaringan telekomunikasi yang bagus sudah menjadi suatu keharusan. Sebab, Kota Bima yang menjadi smart city banyak dikunjungi oleh daerah lain.
Indonesia ke depan, lanjut dia, menjalankan roda pemerintahan berbasis teknologi, sehingga semua pemerintah daerah juga dituntut untuk mampu memanfaatkan teknologi internet yang sudah semakin berkembang. "Jadi suka tidak suka, mau tidak mau harus memasang semua jaringan internet di 212 titik RW se Kota Bima pada tahun anggaran 2023," katanya.
"Tahun 2023, di setiap sudut harus terpasang wifi yang dinikmati oleh masyarakat secara gratis, ada sebanyak 212 titik wifi yang terpasang dengan biaya lebih kurang Rp1,3 miliar per tahun," kata Wali Kota Bima H Muhammad Lutfi, dalam keterangan resmi di Mataram, Selasa.
Wifi adalah teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jaringan komputer, termasuk koneksi internet berkecepatan tinggi.
Kota Bima, kata Lutfi, dicanangkan sebagai kota transit perdagangan yang tertuang di dalam gagasan visi-misi, yakni pelayanan bagi masyarakat harus cepat dan langsung sampai ke tingkat bawah.
"Selama ini, pelayanan terhambat, untuk itu saya langsung bergerak cepat wujudkan pelayanan secara cepat, tidak ada lagi dinas-dinas yang boleh loyo, semua harus cepat, kalau lambat, kita akan tertinggal jauh," ujarnya.
Ia menambahkan fungsi dari telepon genggam (HP) yang dibagikan kepada setiap rukun tetangga (RT) sangat banyak sekali, terutama untuk memberikan informasi tentang semua hal, seperti laporan kematian, kondisi jalan dan lainnya.
Lutfi juga berharap kepada semua Ketua RT untuk tidak membiarkan lingkungan kumuh dengan cara mengajak masyarakat bergotong royong. Sebab, tidak mungkin pemerintah bekerja sendiri tapi harus berjalan bersamaan dengan masyarakat. "Ribuan rumah sudah kita perbaiki, ribuan rumah sudah kita relokasi, dan kota ini pun harus bersih, harus aman," ujarnya.
Baca juga: Diskominfo Mataram: WiFi gratis meningkatkan literasi informasi warga
Baca juga: Pemkot Mataram mengaktifkan jaringan wi-fi gratis di taman kota
Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Kota Bima H Mahfud mengatakan jaringan telekomunikasi yang bagus sudah menjadi suatu keharusan. Sebab, Kota Bima yang menjadi smart city banyak dikunjungi oleh daerah lain.
Indonesia ke depan, lanjut dia, menjalankan roda pemerintahan berbasis teknologi, sehingga semua pemerintah daerah juga dituntut untuk mampu memanfaatkan teknologi internet yang sudah semakin berkembang. "Jadi suka tidak suka, mau tidak mau harus memasang semua jaringan internet di 212 titik RW se Kota Bima pada tahun anggaran 2023," katanya.