Jakarta (ANTARA) - Lagu dari Dewa 19 berjudul "Hadapi dengan Senyuman" yang diunggah melalui Instagram Story, mengiringi langkah Dito Ariotedjo menuju Istana Negara, Jakarta, Senin (3/4), untuk dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Dia mendapat kepercayaan besar mengemban jabatan sebagai Menpora pada usia 32 tahun, 6 bulan, 9 hari, termuda ketiga setelah Wikana sebagai Menpora pertama yang kala itu bernama Menteri Negara Urusan Pemuda pada usia 31 tahun, 10 bulan, 11 hari dan Soepeno yang kala itu menjadi Menteri Pembangunan/Pemuda pada usia 31 tahun, 7 bulan, 17 hari.

Dito yang lahir pada 25 September 1990 juga menjadi menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju, menggeser Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim yang kala itu dilantik di usia 35 tahun, 3 bulan, 19 hari sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang kemudian dilebur dengan jabatan Menteri Riset dan Teknologi.

Suami dari Niena Kirana Riskyana itu menyadari tak sedikit yang meragukan posisinya sebagai Menpora. Terlebih bila melihat usia. Namun dia dengan tegas mengatakan telah siap mengemban segala yang menjadi tugas dan kewajibannya tersebut.

Dia pun sadar tak bisa berleha-leha, mengingat sejumlah pekerjaan rumah (PR) telah menanti, termasuk menyangkut pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola U-20. Selepas dilantik Presiden Jokowi, pada hari yang sama dia langsung menunjukkan keseriusan dalam bekerja. Dengan gaya nyentrik khas anak muda, memakai topi baseball cap, Dito langsung tancap gas dengan serangkaian kegiatan.

Kegiatan itu, mulai dari bertemu dengan jajaran di Kemenpora, hingga menyambangi rumah Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Marciano Norman. Sehari setelahnya , dia menerima tongkat estafet dari Pelaksana Tugas (Plt) Menpora Muhadjir Effendy di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (4/4).

Ada banyak hal yang diungkapkan Dito dalam sambutannya. Dia mengatakan berusaha merangkul dan bisa mencari titik temu tentang apa yang perlu dilakukan untuk keberlangsungan dunia olahraga Indonesia, tentunya dengan inovasi-inovasi ala anak muda.

Dia ingin membuktikan generasi muda bisa memimpin dan membawa Indonesia lebih baik. Sebuah semangat yang membawa aura positif. "Saya tidak bisa mengesampingkan bahwa saya diragukan dan dipertanyakan. Saya memberi komitmen saya, karena saya di sini diberi kepercayaan Presiden dan ketua umum. Saya akan pasang badan untuk memajukan olahraga di Indonesia," kata Dito.


Tantangan

Selain pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang akan berdampak pada masa depan olahraga di Tanah Air, Dito juga dihadapkan dengan sejumlah agenda besar lainnya, terdekat adalah SEA Games XXXII/2023 di Kamboja.

Hingga tulisan ini dimuat, Kontingen Indonesia untuk pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara edisi ke-32 itu belum terbentuk. Padahal hanya tinggal menghitung hari atau kurang lebih satu bulan menuju pelaksanannya pada 5-17 Mei. Ini juga menjadi PR pada awal masa kepemimpinan Dito sebagai Menpora.

Selepas serah terima jabatan, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Surono mengatakan pihaknya beserta Dito langsung mengadakan rapat untuk menentukan cabang olahraga, jumlah atlet, hingga estimasi raihan medali. Dito harus bijak dalam memutuskan Kontingen Indonesia untuk SEA Games Kamboja. Yang perlu diingat, pesta olahraga dua tahunan di Asia Tenggara itu bukan target utama, melainkan hanya sasaran antara. Target utamanya adalah Olimpiade.

Jadi sebelum meneken nama-nama yang diberangkatkan, Dito harus memperhatikan secara seksama keputusan yang dibuat. Selain SEA Games Kamboja, Indonesia juga dihadapkan dengan ajang besar lainnya, seperti Asian Games XIX/2023 di Hangzhou, China, dan juga ANOC World Beach Games 2023 di Bali.

Ajang yang disebutkan terakhir bergulir di Tanah Air dan harus menjadi perhatian khusus, mengingat kemungkinan besar ada atlet Israel yang tampil. Dito pun menyadari hal tersebut dan menyatakan akan mencari solusi. Harus sesegera mungkin agar apa yang terjadi pada Piala Dunia U-20 tidak terulang.

"Berkaca pada pengalaman Piala Dunia U-20, saya sebagai Menpora akan mengedepankan komunikasi, (upaya) kolaboratif, dan saya akan menghubungkan seluruh stakeholder agar perbedaan itu ada titik temunya. Jadi saya rasa dengan diplomasi dan juga koordinasi semua bisa dijalani," kata Dito.

Yang paling penting lagi, Dito harus bisa mengimplementasikan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang diwarisi dari masa kepemimpinan Zainudin Amali dan sudah menjadi pedoman bagi olahraga Indonesia.

Dito juga menunjukkan sikap bijak dengan meminta bimbingan para pemangku kepentingan lainnya, termasuk Zainudin Amali, dalam membangun olahraga Indonesia. Bicara ragu pasti ada. Namun bila melihat latar belakang Dito di dunia olahraga, sedikit banyak memupuskan kekhawatiran itu.

Dia bukan orang baru dalam dunia olahraga. Ayah dari Sadia Kiera Nadashana itu pernah menjadi Ketua Umum Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Provinsi DKI Jakarta periode 2015-2019. Kemudian berlanjut menjadi Ketua Dewan Penasihat ISSI DKI periode 2019-2023 yang dipimpin Novian Herbowo.

Selain itu, dia juga tercatat sebagai Dewan Penasihat Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PB Perbasi) periode masa bakti 2019-2023. Namanya makin lekat dengan olahraga karena putra ketiga dari Arie Prabowo Ariotedjo dan Arti Laksmigati Ariotedjo itu juga menjabat sebagai Chairman Rans Nusantara FC yang berlaga di Liga 1 2022/2023 dan bagian dari Rans PIK Basketball di Indonesia Basketball League (IBL).

Yang tak boleh dilupakan, dia pernah mendapat kepercayaan sebagai Chef de Mission (CdM) atau Ketua Kontingen Indonesia pada Youth Olympic Games 2018 atau Olimpiade Remaja yang diadakan di Buenos Aires, Argentina. Belum lagi organisasi-organisasi kepemudaan lainnya. Dapat dikatakan Dito kaya akan pengalaman, meski usianya baru 32 tahun.

Asa

Dengan latar belakang tersebut, masyarakat Indonesia menaruh asa kepada Dito sebagai Menpora. Hal itu pula yang diungkapkan para pemangku kepentingan dalam dunia olahraga. Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) atau NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari menilai Dito adalah sosok pemuda yang mengenal olahraga dan memiliki semangat olympism.

"Saya senang karena Menpora bagian dari Olympic Movement (Gerakan Olimpiade). Dia anak muda yang pernah menjadi CdM Youth Olympic serta menjadi bagian dari cabang olahraga balap sepeda dan basket. Saya percaya dengan latar belakang tersebut, Menpora pasti paham tentang Piagam Olimpiade,” kata Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (PB Perbakin) Joni Supriyanto juga mengungkapkan keyakinan Dito bisa membawa olahraga jauh lebih baik.

Anak muda itu pikirannya itu panjang, ide-ide banyak,  terlebih latar belakangnya dari organisasi pemuda, kemudian juga pernah menjadi ketua cabang olahraga. "Saya pikir dia mengerti kendala-kendala dalam memajukan olahraga di Indonesia. Kami semua dari cabang olahraga mendukung beliau bertugas agar Indonesia bisa menjadi juara di dunia," kata Joni.

Senada, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Anindya Bakrie, menyebut penunjukan Dito sebagai Menpora menjadi momentum membangkitkan olahraga nasional.

Dito adalah sosok yang humble dan diharapkan itu menjadi modal kuat. Dengan komunikasinya yang baik dan humble, diharapkan bisa memudahkan segala macam jarak yang kadang terjadi.

Pun demikian dengan Kepala Bidang Humas dan Komunikasi Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) Ashadi Ang yang menyebut Menpora dari generasi digital merupakan sebuah keunggulan tersendiri bagi ekosistem esports.

Baca juga: Indonesia kontingen terbesar kedua pada SEA Games dan APG 2023
Baca juga: Berikut profil Dito Ariotedjo, menteri termuda yang dekat dengan olahraga

"Selain membawa pemahaman terhadap pemanfaatan teknologi-teknologi mutakhir, kehadiran figur muda Dito selaku Menpora dapat menjadikannya makin dekat dan relevan dengan anak-anak muda yang turut memotori perkembangan cabang olahraga esports," ujar Ashadi.

PB ESI pun percaya bahwa pilihan Presiden Joko Widodo tersebut didasari oleh pertimbangan terhadap kompetensi dan rekam jejaknya sebagai anak muda yang telah berkiprah dan peduli dengan dunia keolahragaan.

Begitu banyak yang menaruh kepercayaan kepada Dito untuk bisa membawa olahraga Indonesia lebih baik. Tak hanya di awal, semangat yang ditunjukkan Dito semoga bisa terus berlanjut hingga akhir masa jabatan dan seterusnya. Ingat kata Bung Karno, seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia.


 

Pewarta : Muhammad Ramdan
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024