Banda Aceh (ANTARA) - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyebut arus penyeberangan kapal ferry roro rute Pelabuhan Ulee Lheu, Kota Banda Aceh - Pelabuhan Balohan, Kota Sabang berjalan lancar, tak terkendala kondisi cuaca maupun tinggi gelombang laut.
"Sejauh (pelayaran) masih aman lancar, tidak terpengaruh kondisi cuaca atau gelombang laut,” kata General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Banda Aceh Agus Djoko Triyanto di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan, memang dalam beberapa hari terakhir pihaknya menerima laporan terkait kondisi gelombang laut tinggi di Aceh. Bahkan, Rabu (10/5) kemarin, kata dia, kondisi gelombang laut juga cukup tinggi sehingga menyebabkan guncangan sedikit lebih kuat dari biasanya terhadap kapal.
“Kalau biasanya laut tenang, jadi kemarin itu laut agak tinggi guncangannya, jadi membuat beberapa penumpang mual dan pusing seperti itu, karena memang agak tinggi gelombang laut sore itu,” ujarnya.
Sementara hari ini, lanjut dia, kondisi laut cukup kondusif. Pelayaran kapal feri roro sebanyak tiga trip dalam sehari baik dari Banda Aceh - Sabang ataupun sebaliknya juga berjalan dengan lancar. “Sejauh ini terpantau di kami tidak ada kondisi dan laporan bahwa guncangan cukup berat tidak ada, hari ini masih relatif normal,” ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya terus berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah (BPTD) Wilayah I Aceh selaku otoritas yang mengeluarkan Surat Persetujuan Pelayaran (SPP). “Pada prinsipnya kapal-kapal ASDP siap beroperasi. Untuk pelayanan diperkenankan atau tidak maka kami tetap mengacu pada keputusan BPTD selaku otoritas yang mengeluarkan SPP,” ujarnya.
Di sisi lain, kata Djoko, arus penumpang di Pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh cenderung landai pasca Lebaran Idul Fitri 2023. Saat ini tidak ada penumpukan penumpang, dan okupansi hanya 50 persen dari kapasitas kapal, yakni 340 orang untuk KMP Aceh Hebat 2 dan 250 orang untuk KMP BRR.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan tinggi gelombang laut mencapai 4 meter di perairan laut Aceh, sehingga masyarakat terutama nelayan, diminta untuk selalu waspada saat melaut.
"Perlu diwaspadai oleh para nelayan dan khususnya lintasan penyeberangan bahwa terdapat gelombang tinggi yang mencapai 4 meter di perairan barat Aceh dan Samudra Hindia Barat," kata Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Putri Rizki Afriza.
Baca juga: Aktivitas penumpang di Pelabuhan Bakauheni ramai-lancar
Baca juga: Aktivitas pemilir di Pelabuhan Bakauheni ramai lancar
Bahkan, dia menyebut, dalam beberapa hari terakhir kondisi gelombang laut di perairan barat Aceh dan Samudra Hindia Barat itu mencapai ketinggian antara 6-7 meter, namun per hari ini gelombang laut tersebut mulai menyusut menjadi 4 meter.
Tinggi gelombang laut itu disebabkan meningkatnya kecepatan angin di wilayah barat Indonesia yang menyebabkan terjadi peningkatan tinggi gelombang laut. Kecepatan angin meningkat karena terdapat bibit siklon tropis 91B di Samudera Hindia sebelah barat laut Aceh yang mengakibatkan pertemuan angin (konvergensi) dan daerah belokan angin (hearline) di sekitar wilayah Aceh. "Namun saat ini kondisi gelombang laut mulai mereda karena bibit siklon tropis sudah mulai menjauhi wilayah perairan barat Indonesia," katanya.
"Sejauh (pelayaran) masih aman lancar, tidak terpengaruh kondisi cuaca atau gelombang laut,” kata General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Banda Aceh Agus Djoko Triyanto di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan, memang dalam beberapa hari terakhir pihaknya menerima laporan terkait kondisi gelombang laut tinggi di Aceh. Bahkan, Rabu (10/5) kemarin, kata dia, kondisi gelombang laut juga cukup tinggi sehingga menyebabkan guncangan sedikit lebih kuat dari biasanya terhadap kapal.
“Kalau biasanya laut tenang, jadi kemarin itu laut agak tinggi guncangannya, jadi membuat beberapa penumpang mual dan pusing seperti itu, karena memang agak tinggi gelombang laut sore itu,” ujarnya.
Sementara hari ini, lanjut dia, kondisi laut cukup kondusif. Pelayaran kapal feri roro sebanyak tiga trip dalam sehari baik dari Banda Aceh - Sabang ataupun sebaliknya juga berjalan dengan lancar. “Sejauh ini terpantau di kami tidak ada kondisi dan laporan bahwa guncangan cukup berat tidak ada, hari ini masih relatif normal,” ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya terus berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah (BPTD) Wilayah I Aceh selaku otoritas yang mengeluarkan Surat Persetujuan Pelayaran (SPP). “Pada prinsipnya kapal-kapal ASDP siap beroperasi. Untuk pelayanan diperkenankan atau tidak maka kami tetap mengacu pada keputusan BPTD selaku otoritas yang mengeluarkan SPP,” ujarnya.
Di sisi lain, kata Djoko, arus penumpang di Pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh cenderung landai pasca Lebaran Idul Fitri 2023. Saat ini tidak ada penumpukan penumpang, dan okupansi hanya 50 persen dari kapasitas kapal, yakni 340 orang untuk KMP Aceh Hebat 2 dan 250 orang untuk KMP BRR.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan tinggi gelombang laut mencapai 4 meter di perairan laut Aceh, sehingga masyarakat terutama nelayan, diminta untuk selalu waspada saat melaut.
"Perlu diwaspadai oleh para nelayan dan khususnya lintasan penyeberangan bahwa terdapat gelombang tinggi yang mencapai 4 meter di perairan barat Aceh dan Samudra Hindia Barat," kata Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Putri Rizki Afriza.
Baca juga: Aktivitas penumpang di Pelabuhan Bakauheni ramai-lancar
Baca juga: Aktivitas pemilir di Pelabuhan Bakauheni ramai lancar
Bahkan, dia menyebut, dalam beberapa hari terakhir kondisi gelombang laut di perairan barat Aceh dan Samudra Hindia Barat itu mencapai ketinggian antara 6-7 meter, namun per hari ini gelombang laut tersebut mulai menyusut menjadi 4 meter.
Tinggi gelombang laut itu disebabkan meningkatnya kecepatan angin di wilayah barat Indonesia yang menyebabkan terjadi peningkatan tinggi gelombang laut. Kecepatan angin meningkat karena terdapat bibit siklon tropis 91B di Samudera Hindia sebelah barat laut Aceh yang mengakibatkan pertemuan angin (konvergensi) dan daerah belokan angin (hearline) di sekitar wilayah Aceh. "Namun saat ini kondisi gelombang laut mulai mereda karena bibit siklon tropis sudah mulai menjauhi wilayah perairan barat Indonesia," katanya.