Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta semua pihak pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam meningkatkan akselerasi penurunan kasus stunting di daerah. "Sinergisitas antara Forkopimda, NU, Muhammadiyah, dan Aisyiyah sangat penting dalam meningkatkan akselerasi penurunan angka kasus tengkes (stunting) di Kabupaten Lumajang," katanya saat memberikan arahan pada acara Pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah periode 2022-2027 di Pendapa Arya Wiraraja Lumajang, Minggu.
Menurutnya, sinergi antara NU, Muhammadiyah dan Forkopimda harus ramai-ramai membuat program bapak asuh stunting, didata semua berapa jumlah kasus stunting dibagi habis.
Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting di Kabupaten Lumajang mencapai 23,8 persen dan angka itu masih berada di atas angka rata-rata nasional yakni 21,6 persen. "Di Lumajang masih ada persoalan yakni tengkes. Angka tengkes disini 23,8 persen, berarti masih di atas rata-rata nasional, karena rata-rata nasional 21,6 persen," tuturnya.
Sedangkan pemerintah sendiri menargetkan prevalensi kasus stunting turun hingga 14 persen di tahun 2024, sebagaimana pernyataan Presiden Joko widodo. Oleh karena itu, lanjut dia, pihak Kemenko PMK berharap prevalensi stunting di Lumajang bisa mencapai target dibawah 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
Baca juga: ASN Mamasa Sulbar siap asuh anak stunting
Baca juga: Perkuat posyandu dalam menurunkan stunting di NTT
"Target nasional 14 persen untuk 2024, makanya Lumajang harus bisa dibawah 10 persen di tahun 2024," kata Muhadjir yang juga Ketua Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ia juga berpesan agar Pengurus Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah terus bersinergi dengan Forkopimda dalam menuntaskan persoalan stunting di Lumajang.
Menurutnya, sinergi antara NU, Muhammadiyah dan Forkopimda harus ramai-ramai membuat program bapak asuh stunting, didata semua berapa jumlah kasus stunting dibagi habis.
Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting di Kabupaten Lumajang mencapai 23,8 persen dan angka itu masih berada di atas angka rata-rata nasional yakni 21,6 persen. "Di Lumajang masih ada persoalan yakni tengkes. Angka tengkes disini 23,8 persen, berarti masih di atas rata-rata nasional, karena rata-rata nasional 21,6 persen," tuturnya.
Sedangkan pemerintah sendiri menargetkan prevalensi kasus stunting turun hingga 14 persen di tahun 2024, sebagaimana pernyataan Presiden Joko widodo. Oleh karena itu, lanjut dia, pihak Kemenko PMK berharap prevalensi stunting di Lumajang bisa mencapai target dibawah 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
Baca juga: ASN Mamasa Sulbar siap asuh anak stunting
Baca juga: Perkuat posyandu dalam menurunkan stunting di NTT
"Target nasional 14 persen untuk 2024, makanya Lumajang harus bisa dibawah 10 persen di tahun 2024," kata Muhadjir yang juga Ketua Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ia juga berpesan agar Pengurus Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah terus bersinergi dengan Forkopimda dalam menuntaskan persoalan stunting di Lumajang.