Vaksinasi PMK untuk hewan ternak di NTB sudah capai 700 ribu dosis

id Vaksinasi PMK,Peternakan NTB,NTB,Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB,Sapi

Vaksinasi PMK untuk hewan ternak di NTB sudah capai 700 ribu dosis

Kegiatan vaksinasi PMK yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB di Kediri Kabupaten Lombok Barat. (ANTARA/Dinas Peternakan NTB).

Mataram (ANTARA) - Hingga saat ini kegiatan vaksinasi untuk mencegah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk hewan ternak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mencapai 700 ribu dosis dari 800 ribu dosis vaksin yang dikirimkan pemerintah pusat.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi NTB Muhamad Riadi mengatakan sejak Januari hingga September 2024 terdapat empat kali tahapan vaksinasi. Vaksinasi PMK tahap pertama se-NTB sebanyak 120.723 dosis, vaksinasi kedua 72.961 dosis, ketiga 119.481 dosis, dan vaksin ke empat 103.918 dosis.

"Kemudian NTB kembali mendapatkan tambahan vaksin PMK sekitar 418.110 dosis," ujarnya di Mataram, Rabu.

Pihaknya menargetkan 90 persen populasi ternak yang sasaran vaksinasi bisa terpenuhi hingga akhir tahun 2024. Bahkan dalam tiga tahun berturut-turut, capaian vaksinasi PMK di NTB selalu di atas 90 persen.

Baca juga: Vaksinasi PMK ternak di Lombok Tengah terus melonjak

Setelah dilakukan vaksinasi, kata dia, kegiatan surveilans akan dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Denpasar untuk melihat antibodi ternak sapi yang menjadi sasaran vaksin. Jika antibodi ternak tak terbentuk, maka akan sulit NTB dibebaskan dari zona bebas PMK.

"Jadi harus ekuivalen, vaksinasi 90 persen dari populasi, hasil surveilansnya juga 90 persen lebih terbentuk antibodi di hewan-nya. Barulah nanti akan dipertimbangkan oleh pemerintah pusat untuk pencabutan status wabah PMK di NTB," kata Riadi.

Baca juga: Pemkab Dompu menggelar vaksinasi massal PMK
Baca juga: Polisi melakukan penyekatan hewan ternak di Pelabuhan Sumbawa Barat

Menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB berharap wilayah tersebut bisa segera ditetapkan menjadi zona bebas PMK, sehingga lalu lintas penjualan ternak dari NTB bisa dilakukan dengan tujuan daerah yang tak tertular PMK.

Namun demikian, lanjut Riadi, salah satu tantangan kegiatan vaksinasi untuk ternak sapi dan kambing yaitu antibodi tidak diwariskan ke anak-anak ternak yang baru lahir. Sehingga meskipun kegiatan vaksinasi sudah dilakukan di atas 90 persen dari populasi, namun harus tetap dilihat data kelahiran ternak.

"Yang baru lahir ini potensi, karena tak memiliki kekebalan, sehingga perlu divaksinasi karena antibodi tak diturunkan secara genetis," katanya.