Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggencarkan vaksinasi terhadap ternak sapi dalam rangka mencegah penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Pada tahun ini Kabupaten Lombok Timur mendapat jatah vaksinasi sebanyak 50 ribu dosis dari Pemprov NTB," kata Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Lombok Timur Masyhur di Lombok Timur, Rabu.
Ia mengatakan populasi ternak sapi di Lombok Timur mencapai 150 ribu ekor yang tersebar di 21 kecamatan. Dari jatah 5.000 ekor sapi, yang divaksin pada Januari mencapai 1850 ekor sapi.
"Semoga target 5.000 ekor pada akhir Januari sudah tuntas, kami ingin jatah vaksin bulan ini tuntas semua, sehingga petugas kesehatan semua digerakkan," katanya.
Baca juga: Lombok Timur alokasikan anggaran tak terduga guna tangani PMK
Ia mengatakan jumlah populasi sapi di Lombok Timur saat ini cukup banyak, yakni mencapai 150 ribu ekor, tetapi yang menjadi jatah vaksinasi tahun ini sebanyak 50 ribu ekor. Terkait sisanya, pemerintah berharap dilakukan sharing dengan pemilik ternak. Contoh, peternak yang memiliki dua ekor sapi dan harus divaksin, maka satu ekor dibiayai peternak satu ekor gratis.
"Sambil melakukan vaksin, kami juga melakukan sosialisasi kepada peternak terkait biaya vaksin," katanya.
Ia berharap ke depannya dapat terlaksana, untuk saat ini terfokus pada jatah vaksin yang di berikan, karena masalah biaya ini merupakan harapan dari pemerintah pusat.
Terkait biaya vaksin ini, menurut Kadis, pihaknya akan menggunakan dua periode, pertama melakukan pendekatan dengan kepala desa untuk membantu peternak menggunakan dana ketahanan pangan dan hewan desa.
"Kalau desa membantu, tidak akan ada permasalahan pada peternak, semua akan berjalan, karena kemampuan dana pusat terbatas," katanya.
Baca juga: Cegah PMK, Peternak di Lombok Timur diminta lapor jika ada hewan ternak sakit
Lebih lanjut, ia mengatakan untuk kegiatan vaksin saat ini semua dilakukan gratis, bahkan petugas dalam menjalankan tugas vaksin ini tanpa dana operasional.
"Beda dengan 2022, setiap petugas mendapat dana operasional," sebutnya.
Namun, dirinya memberikan semangat kepada para petugas agar dalam menjalankan tugas jangan melihat materi, layani masyarakat dengan tulus.
"Kami tak ingin mendengar di tengah masyarakat kalau tidak dibayar, tidak mau melakukan vaksin," katanya.
Ia mengatakan dalam kegiatan vaksin ini pihaknya menggandeng petugas dari kepolisian dan TNI, sebagai langkah menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi di lapangan. "Semua berjalan aman, karena masyarakat sangat paham terkait vaksin hewan ternak tersebut," katanya.
Baca juga: Bupati Lombok Timur ajak peternak dukung program vaksin PMK
Di tanya jumlah hewan ternak yang terindikasi PMK, Masyhur mengatakan masih belum pasti, karena hasil pemeriksaan laboratorium belum keluar.
"Memang di beberapa kecamatan ada ternak sapi yang terindikasi, bahkan ciri-cirinya mengarah ke PMK, tetapi jumlahnya belum pasti, karena belum ada hasil laboratorium," katanya.
Dengan kesigapan tim kesehatan hewan, ternak sapi yang terindikasi tersebut telah sembuh, karena ketersediaan obat vaksin lengkap.
Baca juga: 70 ribu ternak di Lotim telah divaksin PMK
Salah satu langkah dalam menekan masuknya ternak sapi ke Lombok Timur, ujarnya, pihaknya melakukan pengawasan ketat di pelabuhan penyeberangan, bahkan saat ini Lombok Timur menyetop sementara tidak menerima pengiriman ternak sapi dari luar Kabupaten Lombok Timur seperti menyetop ternak dari Pulau Sumbawa.
"Penyetopan masuknya ternak sapi ini ada indikasi penyakit lain yang terjadi di wilayah Pulau Sumbawa, sehingga penyetopan dilakukan hingga saat ini," katanya.
Pihaknya saat ini sedang membuat analisa risiko bersama para ahli, namun hingga saat ini belum mendapat jawaban dari pemerintah Provinsi NTB.
"Analisa risiko ini dilakukan sebagaimana permintaan dari para pengusaha ternak," katanya.
Baca juga: Ribuan ternak di Lotim terjangkit PMK
Baca juga: PMK mulai ditemukan di Lombok Timur