Mataram (ANTARA) - Aparat kepolisian menemukan indikasi pidana pengoplosan gas elpiji dari hasil pengembangan penyelidikan peristiwa kebakaran Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Teko di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Bidang Humas Polda NTB Kombes Pol. Arman Asmara Syarifuddin di Mataram, Jumat, mengatakan pihaknya menemukan indikasi tersebut dari hasil interogasi seorang wiraswasta berinisial WH (41).
"Dia (WH) mengakui membeli tabung gas 3 kilogram di warung-warung. Kemudian dioplos ke tabung gas 12 kilogram oleh seorang berinisial KC atas perintah ibu WD dari Kabupaten Sumbawa Barat," kata Arman.
Baca juga: Ratusan tabung elpiji meledak, Poskesdes di Lotim terbakar
Baca juga: Polisi mendalami dugaan pengoplosan gas elpiji dari kebakaran poskesdes
Atas adanya permintaan ibu WD, jelas dia, tabung gas 12 kilogram hasil oplosan dikirim ke Kabupaten Sumbawa. Aktivitas usaha tersebut berjalan tanpa ada legalitas.
Lebih lanjut, Arman mengatakan pihaknya kini masih melakukan pengamanan terhadap WH yang diduga sebagai pemilik ratusan tabung gas yang ikut terbakar di halaman samping Poskesdes Teko tersebut.
"Kapolsek Pringgabaya beserta anggota dan tim Inafis Polres Lombok Timur masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkapkan fakta-fakta lebih lanjut," ujarnya
Terkait penyebab kebakaran Poskesdes Teko yang terjadi pada Minggu (6/8) dinihari, kepolisian telah menarik kesimpulan dari hasil olah TKP maupun permintaan keterangan para saksi di lapangan. Kebakaran terjadi akibat dari tabung gas yang digelindingkan sehingga timbul percikan api dan membakar poskesdes beserta ratusan tabung gas elpiji yang ada di halaman.
Keberadaan dari tabung gas elpiji 3 kilogram dan 12 kilogram itu terungkap dari hasil olah TKP. Pihak kepolisian menemukan 240 tabung gas elpiji 3 kilogram dan 30 tabung gas elpiji 12 kilogram dalam kondisi hangus terbakar.
Selain itu, polisi menemukan empat tabung gas elpiji 3 kilogram dalam kondisi pecah di antara tumpukan tabung gas yang hangus terbakar. Adanya dugaan pengoplosan itu turut dikuatkan dari temuan regulator tabung gas yang ikut hangus terbakar.
Kepala Bidang Humas Polda NTB Kombes Pol. Arman Asmara Syarifuddin di Mataram, Jumat, mengatakan pihaknya menemukan indikasi tersebut dari hasil interogasi seorang wiraswasta berinisial WH (41).
"Dia (WH) mengakui membeli tabung gas 3 kilogram di warung-warung. Kemudian dioplos ke tabung gas 12 kilogram oleh seorang berinisial KC atas perintah ibu WD dari Kabupaten Sumbawa Barat," kata Arman.
Baca juga: Ratusan tabung elpiji meledak, Poskesdes di Lotim terbakar
Baca juga: Polisi mendalami dugaan pengoplosan gas elpiji dari kebakaran poskesdes
Atas adanya permintaan ibu WD, jelas dia, tabung gas 12 kilogram hasil oplosan dikirim ke Kabupaten Sumbawa. Aktivitas usaha tersebut berjalan tanpa ada legalitas.
Lebih lanjut, Arman mengatakan pihaknya kini masih melakukan pengamanan terhadap WH yang diduga sebagai pemilik ratusan tabung gas yang ikut terbakar di halaman samping Poskesdes Teko tersebut.
"Kapolsek Pringgabaya beserta anggota dan tim Inafis Polres Lombok Timur masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkapkan fakta-fakta lebih lanjut," ujarnya
Terkait penyebab kebakaran Poskesdes Teko yang terjadi pada Minggu (6/8) dinihari, kepolisian telah menarik kesimpulan dari hasil olah TKP maupun permintaan keterangan para saksi di lapangan. Kebakaran terjadi akibat dari tabung gas yang digelindingkan sehingga timbul percikan api dan membakar poskesdes beserta ratusan tabung gas elpiji yang ada di halaman.
Keberadaan dari tabung gas elpiji 3 kilogram dan 12 kilogram itu terungkap dari hasil olah TKP. Pihak kepolisian menemukan 240 tabung gas elpiji 3 kilogram dan 30 tabung gas elpiji 12 kilogram dalam kondisi hangus terbakar.
Selain itu, polisi menemukan empat tabung gas elpiji 3 kilogram dalam kondisi pecah di antara tumpukan tabung gas yang hangus terbakar. Adanya dugaan pengoplosan itu turut dikuatkan dari temuan regulator tabung gas yang ikut hangus terbakar.