Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 13.000 orang ditargetkan menghadiri pameran kuliner internasional Bali Interfood pada 7-9 September 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). “Kami targetkan selama tiga hari itu sekitar 13 ribu pengunjung, sampai hari ini pendaftaran untuk hadir setiap harinya meningkat, sekarang ada 3 ribu terdaftar daring tapi biasanya banyak yang daftar langsung di tempat,” kata CEO Krista Exhibitions Daud D Salim selaku penyelenggara ajang Bali Interfood 2023.
Daud D Salim di Denpasar, Bali, mengatakan pameran tersebut nantinya diikuti 110 peserta di antaranya 40 usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang sebagian besar berasal dari Bali. Pengunjung yang hadir pada pameran kuliner internasional kelima itu akan melihat seluk beluk makanan dan minuman, bahan kue, peralatan hareca dan baking, serta teknologi dan layanan.
“Pameran berskala internasional ini akan menampilkan teknologi dalam bidang makanan, minuman, kopi, teh, wine, hakery, horeca, jasa boga, bahan baku, peralatan, penyediaan dan teknologi pengolahan, pengemasan, peluang bisnis lisensi dan waralaba,” sebutnya.
Tak hanya menguntungkan pengunjung, Daud selama ini menilai Bali Interfood mampu menyediakan berbagai peluang bisnis bagi seluruh peserta pameran untuk mempromosikan produk dan melakukan bisnis, sementara bagi pengunjung mereka bisa mencari dan menemukan inovasi baru dalam industri makanan dan minuman.
Dalam kegiatan dua tahunan ini, penyelenggara juga menyelipkan agenda tambahan yaitu The 3rd Indonesia Licensing Expo (ILE) 2023 atau pameran lisensi, waralaba, kemitraan dan peluang usaha Indonesia, pameran Bali hotel & tourism, Bali cofee expo, Bali wine & spirit, bakery Indonesia expo 2023.
Ketua Umum Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI) Susanty Widjaya berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum kebangkitan bagi wirausaha dan menjadi ajang pertemuan yang baik bagi untuk berkembang, berekspansi dan bertemu dengan para mitra, buyer, licensee dan franchisee dari Indonesia maupun internasional.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali. “Kegiatan ini tentang bahan, pengolahan dan alat pengolah makanan dan minuman. Bali sebagai pulau pariwisata tentu acara ini sangat penting khususnya bagi hotel dan restoran. Banyak UMKM yang datang dari luar Bali jadi pakailah momentum ini untuk mengukur kekuatan kita di Bali,” kata dia.
Baca juga: 36 ribu pengunjung padati pameran FHI 2023
Baca juga: Kuliner "Made in Bali" rambah Shanghai
Penjabat sekaligus pengusaha asal Ubud ini melihat penting bagi UMKM Bali belajar dari luar, karena dengan melihat performa luar maka dapat menjadi tolak ukur dalam meningkatkan kualitas sendiri. “Ini kan ada gabungan tidak hanya UMKM dari Bali, tentu kita harapkan ini dimanfaatkan UMKM kita. Misalnya melihat produk mereka dari bahan tertentu yang ternyata bahan itu bisa diolah di Bali, kemudian penyajian bisa kita lihat referensinya karena siapa yang lebih kreatif itu yang akan menang,” ujarnya.
Daud D Salim di Denpasar, Bali, mengatakan pameran tersebut nantinya diikuti 110 peserta di antaranya 40 usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang sebagian besar berasal dari Bali. Pengunjung yang hadir pada pameran kuliner internasional kelima itu akan melihat seluk beluk makanan dan minuman, bahan kue, peralatan hareca dan baking, serta teknologi dan layanan.
“Pameran berskala internasional ini akan menampilkan teknologi dalam bidang makanan, minuman, kopi, teh, wine, hakery, horeca, jasa boga, bahan baku, peralatan, penyediaan dan teknologi pengolahan, pengemasan, peluang bisnis lisensi dan waralaba,” sebutnya.
Tak hanya menguntungkan pengunjung, Daud selama ini menilai Bali Interfood mampu menyediakan berbagai peluang bisnis bagi seluruh peserta pameran untuk mempromosikan produk dan melakukan bisnis, sementara bagi pengunjung mereka bisa mencari dan menemukan inovasi baru dalam industri makanan dan minuman.
Dalam kegiatan dua tahunan ini, penyelenggara juga menyelipkan agenda tambahan yaitu The 3rd Indonesia Licensing Expo (ILE) 2023 atau pameran lisensi, waralaba, kemitraan dan peluang usaha Indonesia, pameran Bali hotel & tourism, Bali cofee expo, Bali wine & spirit, bakery Indonesia expo 2023.
Ketua Umum Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI) Susanty Widjaya berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum kebangkitan bagi wirausaha dan menjadi ajang pertemuan yang baik bagi untuk berkembang, berekspansi dan bertemu dengan para mitra, buyer, licensee dan franchisee dari Indonesia maupun internasional.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali. “Kegiatan ini tentang bahan, pengolahan dan alat pengolah makanan dan minuman. Bali sebagai pulau pariwisata tentu acara ini sangat penting khususnya bagi hotel dan restoran. Banyak UMKM yang datang dari luar Bali jadi pakailah momentum ini untuk mengukur kekuatan kita di Bali,” kata dia.
Baca juga: 36 ribu pengunjung padati pameran FHI 2023
Baca juga: Kuliner "Made in Bali" rambah Shanghai
Penjabat sekaligus pengusaha asal Ubud ini melihat penting bagi UMKM Bali belajar dari luar, karena dengan melihat performa luar maka dapat menjadi tolak ukur dalam meningkatkan kualitas sendiri. “Ini kan ada gabungan tidak hanya UMKM dari Bali, tentu kita harapkan ini dimanfaatkan UMKM kita. Misalnya melihat produk mereka dari bahan tertentu yang ternyata bahan itu bisa diolah di Bali, kemudian penyajian bisa kita lihat referensinya karena siapa yang lebih kreatif itu yang akan menang,” ujarnya.