Karawang (ANTARA) - Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyebutkan pengendalian hama atau organisme pengganggu tanaman menjadi kunci dalam menjaga produktivitas pertanian di musim kemarau panjang sebagai dampak dari fenomena El Nino.

"Hama yang paling dominan menyerang areal persawahan di Karawang saat ini adalah tikus dan kupu-kupu putih. Kami tengah berupaya membantu petani dalam mengatasi serangan hama itu," kata bupati, di Karawang, Rabu.

Ia menyampaikan, untuk penanganan kupu-kupu putih, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT). Hal tersebut perlu dilakukan karena BBPOPT telah melakukan sejumlah inovasi dalam penanganan organisme pengganggu tanaman (OPT). "Kalau penanganan hama tikus, kami menggandeng petani untuk melakukan pelestarian predator alaminya, yakni burung hantu," kata Cellica.

Sesuai dengan laporan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang, kata dia, setidaknya setiap malam ada 1.500 jenis hama pengganggu tanaman di tiap helaran sawah di wilayah Karawang. "Jadi memang harus segera diatasi dan dikendalikan serangan hama ini," katanya.

Menurut dia, pengendalian hama adalah kunci memastikan keberhasilan hasil panen pertanian. Sebab Karawang berkomitmen untuk terus melanjutkan produktivitas padi kita dengan total 1,2 juta ton per tahun.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang, hingga Agustus 2023, luas tanaman padi yang terkena serangan OPT tikus mencapai 240 hektare, dan yang terancam seluas 1.789 hektare.

Baca juga: Govt rice aid disbursal starting Mar 31
Baca juga: Ruli Adi dan falsafah hidup antarkan kesuksesan

Kemudian luas tanaman padi yang terkena serangan OPT kupu-kupu atau penggerek batang padi seluas 315 hektare, dan yang terancam seluas 2.626 hektare. Areal sawah yang terkena serangan OPT atau hama itu tersebar di sejumlah kecamatan sekitar Karawang bagian selatan, seperti Kecamatan Jayakerta dan lain-lain.

 

Pewarta : M.Ali Khumaini
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024