Taliwang (ANTARA) - 3,5 hektare lahan jagung di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, terindentifikasi diserang hama ulat yang berpotensi petani gagal panen.
Lahan jagung itu berada di wilayah Kecamatan Poto Tano, Desa Tambak Sari sekitar 2 hektare dan Desa Senayan dengan luas lahan sekitar 1,5 hektare.
Kepala Dinas Pertanian KSB, Suhadi, SP, MSi, di Taliwang, Senin (3/2), mengatakan, untuk mengantisipasi serangan ulat pada tanaman jagung, pihaknya telah melakukan identifikasi lapangan di empat kecamatan yang diserang hama tersebut yaitu Kecamatan Poto Tano, Jereweh, Taliwang dan Sekongkang.
“Dari identifikasi yang kami lakukan diperoleh informasi bahwa jenis ulat grayak yang menyerang adalah jenis ulat baru yaitu Spodoptera frugiperda,” ujar Suhadi.
Untuk mencegah dampak meluasnya dari serangan ulat grayak ini, Dinas Pertanian telah memberikan bantuan pestisida dan melakukan upaya penyemprotan bersama dengan petani setempat.
Selain bantuan pestisida dari Kabupaten, Petani juga mendapat bantuan dari BPTP NTB berupa 1.080 liter pestisida.
“Semuanya juga sudah didrop ke daerah yang terserang,” katanya.
Selain itu, kata Suhadi, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Direktorat Perlindungan Tanaman Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI. Dan mereka langsung menurunkan petugasnya ke KSB untuk membantu mengatasi serangan hama ulat grayak ini.
“Alhamdulillah saat ini intensitas serangan sudah mulai berkurang, selain karena penyemprotan, perkembangan ulat agak terhambat karena cuaca yang cukup panas." Katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Sumbawa Barat, Aheruddin Sidik SE ME mendorong dinas terkait untuk segera melakukan penanganan serta mengantisipasi penyebaran hama tersebut.
Aheruddin meminta dinas tersebut untuk turun ke lapangan melakukan pendataan di setiap wilayah terdampak dan segera melakukan penanganan serius.
“Langkah ini sangat penting sebagai upaya meminimalisir dampak serta menekan penyebaran hama ulat yang saat ini menyerang tanaman jagung petani, dan mendistribusikan obat atau pestisida yang cocok," kata Aheruddin.
Hasil identifikasi terakhir oleh POPT, serangan hama ulat ini terjadi di Kecamatan Poto Tano, bahkan ulat ini sudah ada yang menyerang tanaman padi walaupun masih dalam luasan dan intensitas yang kecil.
Untuk itu Dinas Pertanian KSB mengimbau kepada para petani untuk segera melapor ke BPP atau PPL setempat jika menjumpai serangan ini, agar bisa segera dilakukan penanganan serta mencegah dari serangan yang lebih luas.