Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat (Mabar) melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) meminta para penyuluh pertanian untuk mengamati organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman padi.
"Seperti di Persawahan Lembor saat ini sebagian besar petani telah tanam sehingga saat dalam pertumbuhan generatif dan biasanya terserang hama kutu putih, itu dominan sekali terjadi dalam 1-2 minggu setelah tanam," kata Kepala DTPHP Manggarai Barat Laurensius Halu di Labuan Bajo, Kamis.
Hama tanaman lainnya yang berpotensi menyerang tanaman padi adalah hama wereng, penggerek batang dan tikus.
Laurensius juga meminta para penyuluh pertanian agar secara cermat mengamati potensi dan serangan hama penyakit dan bersama petani melakukan pengendalian sehingga tidak berdampak pada produktivitas pertanian di daerah itu.
Baca juga: Mabar luncurkan forum multi pihak sistem pangan
"Fungsi penyuluh pertanian itu menginformasikan apa yang terjadi, lalu disampaikan kepada petani untuk menyediakan, mencari, menangani atau melakukan pengendalian," ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga meminta para penyuluh untuk memantau saluran irigasi air bagi sawah padi dan jika menemukan kerusakan pada irigasi sekunder maka dapat secara kolektif dengan petani melakukan perbaikan saluran irigasi.
"Saat ini para penyuluh juga sedang identifikasi calon lokasi terkait dengan pengusulan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) untuk kebutuhan pupuk, jadi nanti dilaporkan ke dinas baru diajukan ke pemerintah pusat untuk kuota pupuk tahun 2025," katanya.
Baca juga: Penyesuaian tarif baru masuk TN Komodo berdampak positif
Sementara itu, luas lahan baku sawah (LBS) di Kabupaten Manggarai Barat seluas 16.892,47 hektare.
Belasan ribu luas lahan baku sawah itu tersebar di Daerah Irigasi (DI) Lembor seluas 3.085,2 ha atau 18,26 persen, Irigasi Terang di Kecamatan Boleng seluas 2.573,54 ha atau 15,23 persen dan Irigasi Nggorang di Kecamatan Komodo seluas 1.669,47 ha atau 9,88 persen.