Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Puluhan hektar tanaman cabai di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat terkena hama antraknosa, akibat intensitas hujan tinggi yang terjadi selama ini.
Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dinas Pertanian Lombok Tengah, Zaenal Arifin di Praya, Senin mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan kaitan dengan beberapa wilayah yang tanaman cabai mulai terserang hama antraknosa, dan yang paling banyak laporan terjadi di Desa Montong Sapah dan Desa Montong Ajan.
“Ada laporan terutama di Desa Montong Sapah dan Montong ajan yang tanaman cabai mereka terserang hama antraknosa. Totalnya sekitar 30 hektar, tapi masih ada yang tidak terkena," katanya.
Ia mengatakan, hama antraknosa ini bisa dihindari tergantung bagaimana pola tanam yang baik, di satu sisi tidak bisa dinafikan dengan kondisi curah hujan yang tinggi membuat potensi tanaman cabai terserang hama antraknosa sangat tinggi.
"Sehingga kalau mau menanam cabai pada musim hujan maka harus aktif mengontrol tanaman cabai," katanya.
Misalnya pagi hujan dan air hujan akan menempel di daun cabai maka seharusnya di semprot untuk membersihkan. Makanya salah satu yang menjadi atensi saat ini adalah bagaimana memperbaiki sistem budidaya agar para petani mengetahui bagaimana sistem budidaya yang baik saat musim hujan tiba.
"Untuk menghindari hama antraknosa ini sebenarnya para petani harus membuat drainase agar tidak terjadi genangan saat musim hujan," katanya.
Salah seorang petani cabai di Desa Montong Sapah, Rusli mengatakan, tanaman mereka mulai layu terserang bakteri karena memang sebelumnya dilokasi tersebut terkena banjir yang membuat tanaman cabai mereka menjadi tergenang dan menjadi rusak.
"Banyak penghabisan kita karena sudah kita berusaha melakukan pengobatan dengan berbagai jenis obat tapi tidak berhasil,” katanya.
Dengan kondisi cabai yang mengalami kerusakan memang para petani masih bisa panen. Hanya saja tentu hasilnya akan jauh mengalami kekurangan atau jauh dari target.
“Ini karena memang banyak yang mati, sehingga hasil panen menurun,” katanya.
Berita Terkait
Jamaah haji NTB diingatkan tidak bawa sambal dan beras
Rabu, 8 Mei 2024 11:10
Demplot Pupuk Kaltim tingkatkan produktivitas cabai di Bolmut hingga 67 persen
Minggu, 21 April 2024 12:37
Indonesia butuh sistem tanam cabai tak terpengaruh cuaca
Minggu, 17 Maret 2024 17:05
Jelang Ramadhan, Pemkab Lombok Tengah siapkan operasi pasar tekan kenaikan harga beras
Kamis, 22 Februari 2024 15:37
Disdag: Harga cabai rawit di Mataram naik jadi Rp55.000 per Kg
Jumat, 16 Februari 2024 16:51
Harga cabai merah besar di pasar Mataram tembus Rp60.000 per kilogram
Selasa, 6 Februari 2024 16:40
LHK NTB tumpang sari cabai di lahan HKm Wana Lestari Lombok Timur
Sabtu, 3 Februari 2024 23:02
BI NTB kolaborasi dengan pondok pesantren kembangkan cabai organik
Senin, 15 Januari 2024 22:12