Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), gencar melakukan berbagai program intervensi untuk perbaikan gizi anak stunting agar angka stunting di daerah mencapai sembilan persen pada 2024.
"Kami menargetkan angka stunting di Kabupaten Sumba Barat berada di bawah target nasional yaitu pada posisi sembilan persen pada 2024," kata Wakil Bupati (Wabup) Sumba Barat Jhon Lado Bora Kabba ketika dihubungi, di Kupang, Senin.
Sesuai hasil timbang yang dilakukan Dinas Kesehatan pada Agustus 2023, kata dia, jumlah penderita stunting di daerah itu turun dari 10.710 orang anak menjadi 1.313 orang atau tersisa 12,3 persen yang tersebar di enam kecamatan.
Pemkab Sumba Barat, kata dia, merupakan kabupaten di provinsi berbasis kepulauan itu yang angka stunting berada di bawah target nasional. Menurut dia, tingginya capaian penurunan stunting tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang turut membantu pemerintah dalam menyiapkan berbagai infrastruktur dasar melalui berbagai program, seperti pembangunan fasilitas air minum, bantuan sosial, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Bantuan pembangunan sarana air bersih yang dilakukan Save the Children di empat desa di Kabupaten Sumba Barat, lanjutnya, membantu pemerintah dalam penurunan stunting. "Kekurangan air bersih juga menjadi pemicu adanya stunting karena asupan gizi terhadap ibu-ibu hamil dan anak-anak kurang memadai karena kebutuhan air bersih yang terbatas," kata Wabup Jhon Lado.
Baca juga: Audit bantu daerah percepat turunkan kasus stunting
Baca juga: BKKBN sosialisasikan KB dan penanganan stunting di perbatasan
Pembangunan air bersih ini, kata dia, juga salah satu upaya mengatasi kemiskinan ekstrem sehingga masyarakat menjadi sehat karena sudah bisa mendapatkan air bersih dengan mudah. Menurut dia, Pemkab Sumba Barat terus mendorong para kepala desa untuk melakukan berbagai intervensi program dengan memanfaatkan Dana Desa dalam mengatasi stunting dengan terus memberikan makanan tambahan sebagai upaya perbaikan gizi anak.
"Kami menargetkan angka stunting di Kabupaten Sumba Barat berada di bawah target nasional yaitu pada posisi sembilan persen pada 2024," kata Wakil Bupati (Wabup) Sumba Barat Jhon Lado Bora Kabba ketika dihubungi, di Kupang, Senin.
Sesuai hasil timbang yang dilakukan Dinas Kesehatan pada Agustus 2023, kata dia, jumlah penderita stunting di daerah itu turun dari 10.710 orang anak menjadi 1.313 orang atau tersisa 12,3 persen yang tersebar di enam kecamatan.
Pemkab Sumba Barat, kata dia, merupakan kabupaten di provinsi berbasis kepulauan itu yang angka stunting berada di bawah target nasional. Menurut dia, tingginya capaian penurunan stunting tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang turut membantu pemerintah dalam menyiapkan berbagai infrastruktur dasar melalui berbagai program, seperti pembangunan fasilitas air minum, bantuan sosial, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Bantuan pembangunan sarana air bersih yang dilakukan Save the Children di empat desa di Kabupaten Sumba Barat, lanjutnya, membantu pemerintah dalam penurunan stunting. "Kekurangan air bersih juga menjadi pemicu adanya stunting karena asupan gizi terhadap ibu-ibu hamil dan anak-anak kurang memadai karena kebutuhan air bersih yang terbatas," kata Wabup Jhon Lado.
Baca juga: Audit bantu daerah percepat turunkan kasus stunting
Baca juga: BKKBN sosialisasikan KB dan penanganan stunting di perbatasan
Pembangunan air bersih ini, kata dia, juga salah satu upaya mengatasi kemiskinan ekstrem sehingga masyarakat menjadi sehat karena sudah bisa mendapatkan air bersih dengan mudah. Menurut dia, Pemkab Sumba Barat terus mendorong para kepala desa untuk melakukan berbagai intervensi program dengan memanfaatkan Dana Desa dalam mengatasi stunting dengan terus memberikan makanan tambahan sebagai upaya perbaikan gizi anak.