Sarawak, Malaysia (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengadakan sosialisasi Program KB dan penanganan stunting di daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menemui warga Indonesia yang bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit dan karet Malaysia, Tradewinds, di Ladang Ladong, Simunjan, Sarawak, dalam kegiatan sosialisasi Program Bangga Kencana dan penanggulangan stunting pada Sabtu.
"Pak Presiden Jokowi memerintahkan kami untuk keliling ke perbatasan-perbatasan wilayah Indonesia untuk mengecek apakah masyarakatnya dalam kondisi sehat atau tidak," katanya.
Ia menyampaikan bahwa pemerintah ingin memastikan warga yang tinggal di daerah perbatasan wilayah Indonesia dengan Malaysia bisa mengakses pelayanan kesehatan reproduksi dan pelayanan kesehatan lain yang mereka butuhkan.
Dalam kunjungan Kepala BKKBN di Sarawak, bidan-bidan dari daerah Sambas di Kalimantan Barat dikerahkan untuk memberikan pelayanan kontrasepsi kepada sekitar 100 pekerja Indonesia.
Hasto menyampaikan bahwa kontrasepsi diperlukan untuk mengatur jarak kelahiran anak, yang berperan penting pula dalam upaya mencegah stunting.
"Jangan sampai bangsa kita Indonesia stuntingnya tinggi. Ibu-ibu jangan sampai anaknya ada yang perkembangannya tidak optimal," katanya.
Seorang pekerja asal Makassar, Sulawesi Selatan, Wati, menyambut baik kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan oleh BKKBN di Ladang Ladong. Dia senang bisa mendapat tambahan pengetahuan kesehatan.
"Alhamdulillah anak saya tiga, tapi semua berjarak lebih dari lima tahun, dan tidak ada yang stunting," kata Wati.
Manajer Eksekutif Tradewinds Tuan Jamali menyampaikan apresiasi kepada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dan BKKBN yang telah mengadakan kegiatan sosialisasi pencegahan stunting dan pelayanan KB di Ladang Ladong.
Konsul Jenderal RI di Kuching Sigit Witjaksono berharap BKKBN dapat mengadakan kegiatan serupa bagi pekerja Indonesia di bagian wilayah Malaysia yang lain.
Baca juga: Audit bantu daerah percepat turunkan kasus stunting
Baca juga: Sulut target turunkan angka stunting sebesar 6,1 persen
"Kami berharap nantinya program sosialisasi tersebut dapat dilanjutkan ke PMI (pekerja migran Indonesia) di area-area lainnya di Malaysia," kata dia.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menemui warga Indonesia yang bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit dan karet Malaysia, Tradewinds, di Ladang Ladong, Simunjan, Sarawak, dalam kegiatan sosialisasi Program Bangga Kencana dan penanggulangan stunting pada Sabtu.
"Pak Presiden Jokowi memerintahkan kami untuk keliling ke perbatasan-perbatasan wilayah Indonesia untuk mengecek apakah masyarakatnya dalam kondisi sehat atau tidak," katanya.
Ia menyampaikan bahwa pemerintah ingin memastikan warga yang tinggal di daerah perbatasan wilayah Indonesia dengan Malaysia bisa mengakses pelayanan kesehatan reproduksi dan pelayanan kesehatan lain yang mereka butuhkan.
Dalam kunjungan Kepala BKKBN di Sarawak, bidan-bidan dari daerah Sambas di Kalimantan Barat dikerahkan untuk memberikan pelayanan kontrasepsi kepada sekitar 100 pekerja Indonesia.
Hasto menyampaikan bahwa kontrasepsi diperlukan untuk mengatur jarak kelahiran anak, yang berperan penting pula dalam upaya mencegah stunting.
"Jangan sampai bangsa kita Indonesia stuntingnya tinggi. Ibu-ibu jangan sampai anaknya ada yang perkembangannya tidak optimal," katanya.
Seorang pekerja asal Makassar, Sulawesi Selatan, Wati, menyambut baik kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan oleh BKKBN di Ladang Ladong. Dia senang bisa mendapat tambahan pengetahuan kesehatan.
"Alhamdulillah anak saya tiga, tapi semua berjarak lebih dari lima tahun, dan tidak ada yang stunting," kata Wati.
Manajer Eksekutif Tradewinds Tuan Jamali menyampaikan apresiasi kepada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dan BKKBN yang telah mengadakan kegiatan sosialisasi pencegahan stunting dan pelayanan KB di Ladang Ladong.
Konsul Jenderal RI di Kuching Sigit Witjaksono berharap BKKBN dapat mengadakan kegiatan serupa bagi pekerja Indonesia di bagian wilayah Malaysia yang lain.
Baca juga: Audit bantu daerah percepat turunkan kasus stunting
Baca juga: Sulut target turunkan angka stunting sebesar 6,1 persen
"Kami berharap nantinya program sosialisasi tersebut dapat dilanjutkan ke PMI (pekerja migran Indonesia) di area-area lainnya di Malaysia," kata dia.