Mataram (ANTARA) - Dinas ketahanan Pangan (Dishanpan) Nusa Tenggara Barat, menggelar pasar pangan murah di kantor Camat Gunungsari, Lombok Barat guna menstabilkan harga pangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Pergerakan pangan murah ini kita lakukan agar memenuhi kebutuhan masyarakat dan menghindari inflasi pangan di Indonesia,” kata Abdul Aziz, Kepala Dishanpan NTB, Senin.
Gerakan itu, kata dia, sudah dilakukan sejak awal tahun, dan terus dilakukan bertahap hingga saat ini.
“Gerakan ini sebelumnya kami lakukan tiga kali dalam sebulan, namun sejak Juni kegiatan ini dijalankan 2 kali sebulan,” katanya.
Dalam pergeleran itu, Dishanpan bekerja sama dengan sejumlah pihak, di antaranya, Badan Urusan Logistik (Bulog).
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara (NTB), bersama Perum Bulog menggelar operasi pasar murah dalam rangka menstabilkan harga beras di pasaran.
"Pasar beras murah ini diusulkan dilaksanakan di 12 kecamatan di Lombok Tengah," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lombok Tengah, Mulyaningsih saat acara pasar murah di Kecamatan Praya Tengah, Rabu.
Ia mengatakan, kebutuhan pokok yang dijual dalam operasi pasar murah itu berupa beras, minyak dan gula, namun yang menjadi prioritas dalam pasar murah itu adalah beras. Sedangkan harga beras dalam operasi pasar itu dijual Rp52 ribu per 5 kilogram hingga Rp60 ribu per 5 kilogram tergantung jenisnya. "Ini untuk menjaga inflasi di Lombok Tengah, sehingga kami fokus pada penjualan beras murah," katanya.
Dalam operasi pasar tersebut, Bulog memberikan kuota beras sebanyak 1 ton dan Pemkab Lombok Tengah melalui Disperindag menambahkan 0,5 ton, sehingga total 1,5 ton masing-masing kecamatan. Sedangkan operasi pasar murah ini dilaksanakan hingga akhir September 2023. "Syarat berbelanja di pasar murah ini, cukup dengan KTP bisa mendapatkan 10 kilogram," katanya.
"Pergerakan pangan murah ini kita lakukan agar memenuhi kebutuhan masyarakat dan menghindari inflasi pangan di Indonesia,” kata Abdul Aziz, Kepala Dishanpan NTB, Senin.
Gerakan itu, kata dia, sudah dilakukan sejak awal tahun, dan terus dilakukan bertahap hingga saat ini.
“Gerakan ini sebelumnya kami lakukan tiga kali dalam sebulan, namun sejak Juni kegiatan ini dijalankan 2 kali sebulan,” katanya.
Dalam pergeleran itu, Dishanpan bekerja sama dengan sejumlah pihak, di antaranya, Badan Urusan Logistik (Bulog).
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara (NTB), bersama Perum Bulog menggelar operasi pasar murah dalam rangka menstabilkan harga beras di pasaran.
"Pasar beras murah ini diusulkan dilaksanakan di 12 kecamatan di Lombok Tengah," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lombok Tengah, Mulyaningsih saat acara pasar murah di Kecamatan Praya Tengah, Rabu.
Ia mengatakan, kebutuhan pokok yang dijual dalam operasi pasar murah itu berupa beras, minyak dan gula, namun yang menjadi prioritas dalam pasar murah itu adalah beras. Sedangkan harga beras dalam operasi pasar itu dijual Rp52 ribu per 5 kilogram hingga Rp60 ribu per 5 kilogram tergantung jenisnya. "Ini untuk menjaga inflasi di Lombok Tengah, sehingga kami fokus pada penjualan beras murah," katanya.
Dalam operasi pasar tersebut, Bulog memberikan kuota beras sebanyak 1 ton dan Pemkab Lombok Tengah melalui Disperindag menambahkan 0,5 ton, sehingga total 1,5 ton masing-masing kecamatan. Sedangkan operasi pasar murah ini dilaksanakan hingga akhir September 2023. "Syarat berbelanja di pasar murah ini, cukup dengan KTP bisa mendapatkan 10 kilogram," katanya.