Jakarta (ANTARA) - Dua jenama fesyen lokal Hian Tjen dan Mahija berhasil menutup pekan mode tahunan Jakarta Fashion Week (JFW) 2024 dengan tema “The Artistry” yang menonjolkan detail kerajinan tangan dan sentuhan khas dari mereka.
“Aku angkat budaya oriental. Aku angkat budaya Tiongkok dan memodernisasikan baju aku super era Milenial atau Gen Z zaman sekarang,” kata Hian Tjen selaku desainer dan pemilik jenama Hian Tjen saat ditemui dalam gelaran JFW 2024 di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Minggu (29/10).
Koleksi untuk “The Artistry” yang diisi oleh jenama Hian Tjen dan Mahija telah ditampilkan pada malam penutupan JFW atau disebut dengan Dewi Fashion Knights (DFK) pada Minggu malam tadi.
Ragam koleksi dari Hian Tjen saat dipamerkan dalam gelaran JFW 2024 di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Minggu (29/10). (ANTARA/Vinny Shoffa Salma)
DFK menjadi salah satu bagian penting dari JFW karena menghadirkan kesatria mode yang dianggap sebagai perancang mode terdepan dan memberi kontribusi besar bagi perkembangan industri mode Tanah Air serta menentukan arahan tren tahun depan.
Pemilihan tema DFK setiap tahunnya mempertimbangkan perkembangan ekosistem mode dan isu terkini. Bagi DFK, tema merupakan sesuatu yang krusial karena menunjukkan sikap DFK dan menjadi tantangan bagi kesatria mode terpilih untuk menerjemahkan hal tersebut.
Sementara itu, pemilihan perancang DFK mempertimbangkan konsistensi, karakter, kematangan dalam berkarya, hingga kepiawaian teknik dan kekuatan rancangan. Oleh karena kriteria tersebut, Hian Tjen dan Mahija layak menjadi dua jenama lokal terpilih untuk menutup gelaran JFW 2024 malam tadi.
Untuk koleksi yang dihadirkan pada malam puncak JFW 2024, Hian Tjen mengambil tajuk “Tjen” sesuai nama belakangnya yang didedikasikan untuk ayahnya. Selaras dengan penggunaan nama Tiongkok-nya, Hian menampilkan 24 looks koleksi “Tjen” ini dengan model serta ornamen yang terinspirasi dari budaya Tiongkok.
“Koleksi ini dari judul ‘Tjen’, itu marga aku sendiri. Semuanya aku dedikasikan untuk papa aku,” kata Hian.
Hian Tjen dikenal sebagai salah seorang desainer yang kerap mengeksplorasi ragam teknik pengerjaan tangan untuk menghadirkan koleksi busana dengan sentuhan elegan yang menjadi ciri khasnya. Dengan memusatkan perhatian pada craftsmanship, Hian Tjen bermain dengan detail yang rumit dan siluet feminin nan elegan.
“Hian Tjen pasti mainnya craftmanship. Kali ini kan angkatnya budaya Tiongkok, jadi aku bikin craftmanship dari sesuatu yang baru,” kata Hian.
Koleksi “Tjen” ini menampilkan aksentuasi batu atau manik-manik, brokat, hingga tali rumbai untuk menegaskan gaya fesyen dari suatu looks. Selain itu, Hian juga menggunakan beragam potongan, mulai dari potongan asimetris hingga “U-Shape” di bagian kerah untuk atasan dari koleksi ini.
Jenama Mahija dari Galuh Anindita
Tidak hanya Hian Tjen, jenama perhiasan Mahija yang berbasis di Yogyakarta dan didirikan oleh Galuh Anindita juga ikut memeriahkan acara puncak JFW 2024 tadi malam.
“Kami lumayan main bentuk figuratif sekali di koleksi kali ini,” kata Galuh.
Galuh juga memberi perhatian khusus pada eksplorasi penggunaan material kuningan, perak, dan emas yang ditransformasikan menjadi anting, cincin, kalung, hingga hiasan kepala. Hasilnya, perhiasan unik, beragam, dan berkesan membumi dengan desain dan wujud yang tidak biasa, dari realis hingga abstrak. Untuk koleksi di penutupan JFW 2024 tadi malam, Mahija menampilkan 15 looks dari koleksi “Encased Ambers”. Selain itu, koleksi ini memadukan unsur hitam dan mendistorsi ragam looks dari organ manusia.
“Di koleksi ini saya pengen berdiskusi mengenai kematian. Kalau kita bisa menselebrasikan kehidupan kita, kenapa kita juga nggak menselebrasikan kematian,” kata Galuh.
Tidak hanya menampilkan koleksi yang unik dan indah saja, Mahija juga menghadirkan aksi teatrikal menarik selama peragaan busana DFK JFW 2024 berlangsung. Dengan mengenakan pakaian serba hitam dan tarian dari dua orang perempuan penari, aksi malam tadi cukup menyita perhatian karena gerakan tari yang tidak biasa serta 15 tampilan koleksi dari Mahija yang dibawakan oleh para model dengan mengenakan pakaian serba hitam yang sama.
Baca juga: naPocut hadirkan koleksi "Self Revelation" di JFW
Baca juga: Pakaian "plus size" dari koleksi "Manifesto" di JFW 2024
Acara puncak malam tadi pun berhasil ditutup dengan sempurna oleh kedua desainer fesyen ini melalui karya-karya penuh makna tersebut.
“Aku angkat budaya oriental. Aku angkat budaya Tiongkok dan memodernisasikan baju aku super era Milenial atau Gen Z zaman sekarang,” kata Hian Tjen selaku desainer dan pemilik jenama Hian Tjen saat ditemui dalam gelaran JFW 2024 di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Minggu (29/10).
Koleksi untuk “The Artistry” yang diisi oleh jenama Hian Tjen dan Mahija telah ditampilkan pada malam penutupan JFW atau disebut dengan Dewi Fashion Knights (DFK) pada Minggu malam tadi.
DFK menjadi salah satu bagian penting dari JFW karena menghadirkan kesatria mode yang dianggap sebagai perancang mode terdepan dan memberi kontribusi besar bagi perkembangan industri mode Tanah Air serta menentukan arahan tren tahun depan.
Pemilihan tema DFK setiap tahunnya mempertimbangkan perkembangan ekosistem mode dan isu terkini. Bagi DFK, tema merupakan sesuatu yang krusial karena menunjukkan sikap DFK dan menjadi tantangan bagi kesatria mode terpilih untuk menerjemahkan hal tersebut.
Sementara itu, pemilihan perancang DFK mempertimbangkan konsistensi, karakter, kematangan dalam berkarya, hingga kepiawaian teknik dan kekuatan rancangan. Oleh karena kriteria tersebut, Hian Tjen dan Mahija layak menjadi dua jenama lokal terpilih untuk menutup gelaran JFW 2024 malam tadi.
Untuk koleksi yang dihadirkan pada malam puncak JFW 2024, Hian Tjen mengambil tajuk “Tjen” sesuai nama belakangnya yang didedikasikan untuk ayahnya. Selaras dengan penggunaan nama Tiongkok-nya, Hian menampilkan 24 looks koleksi “Tjen” ini dengan model serta ornamen yang terinspirasi dari budaya Tiongkok.
“Koleksi ini dari judul ‘Tjen’, itu marga aku sendiri. Semuanya aku dedikasikan untuk papa aku,” kata Hian.
Hian Tjen dikenal sebagai salah seorang desainer yang kerap mengeksplorasi ragam teknik pengerjaan tangan untuk menghadirkan koleksi busana dengan sentuhan elegan yang menjadi ciri khasnya. Dengan memusatkan perhatian pada craftsmanship, Hian Tjen bermain dengan detail yang rumit dan siluet feminin nan elegan.
“Hian Tjen pasti mainnya craftmanship. Kali ini kan angkatnya budaya Tiongkok, jadi aku bikin craftmanship dari sesuatu yang baru,” kata Hian.
Koleksi “Tjen” ini menampilkan aksentuasi batu atau manik-manik, brokat, hingga tali rumbai untuk menegaskan gaya fesyen dari suatu looks. Selain itu, Hian juga menggunakan beragam potongan, mulai dari potongan asimetris hingga “U-Shape” di bagian kerah untuk atasan dari koleksi ini.
Jenama Mahija dari Galuh Anindita
Tidak hanya Hian Tjen, jenama perhiasan Mahija yang berbasis di Yogyakarta dan didirikan oleh Galuh Anindita juga ikut memeriahkan acara puncak JFW 2024 tadi malam.
“Kami lumayan main bentuk figuratif sekali di koleksi kali ini,” kata Galuh.
Galuh juga memberi perhatian khusus pada eksplorasi penggunaan material kuningan, perak, dan emas yang ditransformasikan menjadi anting, cincin, kalung, hingga hiasan kepala. Hasilnya, perhiasan unik, beragam, dan berkesan membumi dengan desain dan wujud yang tidak biasa, dari realis hingga abstrak. Untuk koleksi di penutupan JFW 2024 tadi malam, Mahija menampilkan 15 looks dari koleksi “Encased Ambers”. Selain itu, koleksi ini memadukan unsur hitam dan mendistorsi ragam looks dari organ manusia.
“Di koleksi ini saya pengen berdiskusi mengenai kematian. Kalau kita bisa menselebrasikan kehidupan kita, kenapa kita juga nggak menselebrasikan kematian,” kata Galuh.
Tidak hanya menampilkan koleksi yang unik dan indah saja, Mahija juga menghadirkan aksi teatrikal menarik selama peragaan busana DFK JFW 2024 berlangsung. Dengan mengenakan pakaian serba hitam dan tarian dari dua orang perempuan penari, aksi malam tadi cukup menyita perhatian karena gerakan tari yang tidak biasa serta 15 tampilan koleksi dari Mahija yang dibawakan oleh para model dengan mengenakan pakaian serba hitam yang sama.
Baca juga: naPocut hadirkan koleksi "Self Revelation" di JFW
Baca juga: Pakaian "plus size" dari koleksi "Manifesto" di JFW 2024
Acara puncak malam tadi pun berhasil ditutup dengan sempurna oleh kedua desainer fesyen ini melalui karya-karya penuh makna tersebut.