Jakarta (ANTARA) - Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid mengatakan bahwa Ganjar Pranowo dan Mahfud Md memiliki komitmen atasi mahasiswa yang tidak mampu membayar kuliah agar tak perlu menggunakan "pinjaman online" (pinjol) seperti terjadi di ITB.
Hal ini disampaikan Karaniya sebagai respons atas ramainya kabar penggunaan layanan Danacita untuk pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Mas Ganjar sudah buat satu komitmen yang mengatakan satu sarjana satu keluarga miskin," ujar Karaniya di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurutnya, pendidikan itu harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana diamanatkan Konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945).
"Ini jelas sekali simbolik bahwa kita ingin menekankan bahwa pendidikan itu harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Selain itu, Karaniya menyebutkan pendidikan gratis juga meliputi sekolah 12 tahun, SMK, vokasi, politeknik dan universitas. Hal inilah menjadi kunci membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk Indonesia Maju.
"Pendidikan itu sangatlah penting dan bagian daripada yang menjadi visi misi dan program yang di-push oleh Mas Ganjar dan Prof Mahfud," pungkas Karaniya.
Sebelumnya (26/12/2023), calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan program "1 Keluarga Miskin 1 Sarjana" merupakan perluasan akses dan kebijakan afirmatif untuk anak miskin, disabilitas atau berkebutuhan khusus, serta warga di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), dan perbatasan.
Melalui program ini, mereka mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas hingga sarjana sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menjelaskan, setiap kontestasi pemilu, ada harapan dari masyarakat kecil bahwa pemimpin yang terpilih akan membawa kehidupan yang lebih baik ke depan.
Banyak cara sudah dilakukan pemerintah saat ini melalui berbagai program dan bantuan, seperti bantuan langsung tunai (BLT), jaminan pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar. Namun kenyataannya masih banyak masyarakat miskin yang belum dapat mengubah nasib.
Baca juga: ITB rekomendasi pakar agar kedaulatan Indonesia lewat satelit terjaga
Baca juga: Desa wisata Magetan dapat pendampingan dari LPPM ITB
"Maka ketika amanat politik diberikan kepada saya untuk jadi capres, saya semangat untuk melawan kemiskinan itu, ayo kita lawan bersama kemiskinan agar hidup kita jauh lebih baik," ungkap Ganjar dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA Jakarta. Ganjar memaparkan program "1 Keluarga Miskin 1 Sarjana" ini merupakan pengembangan dari pengalaman 10 tahun menjadi Gubernur Jawa Tengah.
Hal ini disampaikan Karaniya sebagai respons atas ramainya kabar penggunaan layanan Danacita untuk pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Mas Ganjar sudah buat satu komitmen yang mengatakan satu sarjana satu keluarga miskin," ujar Karaniya di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurutnya, pendidikan itu harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana diamanatkan Konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945).
"Ini jelas sekali simbolik bahwa kita ingin menekankan bahwa pendidikan itu harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Selain itu, Karaniya menyebutkan pendidikan gratis juga meliputi sekolah 12 tahun, SMK, vokasi, politeknik dan universitas. Hal inilah menjadi kunci membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk Indonesia Maju.
"Pendidikan itu sangatlah penting dan bagian daripada yang menjadi visi misi dan program yang di-push oleh Mas Ganjar dan Prof Mahfud," pungkas Karaniya.
Sebelumnya (26/12/2023), calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan program "1 Keluarga Miskin 1 Sarjana" merupakan perluasan akses dan kebijakan afirmatif untuk anak miskin, disabilitas atau berkebutuhan khusus, serta warga di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), dan perbatasan.
Melalui program ini, mereka mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas hingga sarjana sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menjelaskan, setiap kontestasi pemilu, ada harapan dari masyarakat kecil bahwa pemimpin yang terpilih akan membawa kehidupan yang lebih baik ke depan.
Banyak cara sudah dilakukan pemerintah saat ini melalui berbagai program dan bantuan, seperti bantuan langsung tunai (BLT), jaminan pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar. Namun kenyataannya masih banyak masyarakat miskin yang belum dapat mengubah nasib.
Baca juga: ITB rekomendasi pakar agar kedaulatan Indonesia lewat satelit terjaga
Baca juga: Desa wisata Magetan dapat pendampingan dari LPPM ITB
"Maka ketika amanat politik diberikan kepada saya untuk jadi capres, saya semangat untuk melawan kemiskinan itu, ayo kita lawan bersama kemiskinan agar hidup kita jauh lebih baik," ungkap Ganjar dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA Jakarta. Ganjar memaparkan program "1 Keluarga Miskin 1 Sarjana" ini merupakan pengembangan dari pengalaman 10 tahun menjadi Gubernur Jawa Tengah.