Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat akan memperbanyak kegiatan pasar murah untuk menjaga inflasi dan ketersediaan bahan pokok menjelang Ramadhan 1445 Hijriah.
"Ini demi menghindari serbuan masyarakat jika dilakukan hanya di satu titik, sehingga hal-hal negatif yang tidak diinginkan bisa terhindari," kata Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan sudah meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memperbanyak operasi pasar murah di berbagai tempat.
"Operasi pasar dan gerakan pasar murah dilaksanakan di banyak tempat, agar bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas," ucapnya.
Baca juga: Tekan harga beras, Gubernur NTB instruksikan gelar operasi pasar
Menurut dia, biasanya menjelang Hari Besar Keagamaan (HBK) berpotensi terjadi dinamika harga karena banyak melakukan kegiatan ekstra. Oleh sebab itu, pengendalian inflasi dilakukan dengan tetap menjaga ketersediaan bahan pokok di pasaran.
Untuk memastikan ketersediaan beras dan menghindari lonjakan harga, akibat pengaruh El-Nino yang mengakibatkan gagal panen di mana-mana.
"Banyak petani di Lombok berhasil panen. Meskipun belum panen raya, namun hal tersebut menjamin ketersediaan beras di NTB. Ini juga diperkuat dengan Pergub yang kami buat, agar memastikan jaminan stok di daerah baru, lebihnya bisa keluar," terang Miq Gite sapaan akrabnya.
Miq Gite juga menekankan, Pemprov NTB terus mengerahkan tenaga untuk menjalankan empat strategi pengendalian inflasi, yaitu keterjangkauan dan stabilitas harga, ketersediaan dan stabilitas pasokan bahan pangan, kelancaran distribusi serta komunikasi yang efektif.
Baca juga: Dishanpan NTB gelar pasar murah di Gunungsari
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, Fathul Gani mengatakan saat ini stok cadangan beras yang dimiliki provinsi dan kabupaten/kota mencapai 53 ton. Jumlah itu sudah cukup untuk mengantisipasi persediaan selama puasa hingga Lebaran.
"Untuk ketersediaan beras kita sampai Lebaran masih aman," tegas mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB ini.
Ia menambahkan hingga saat ini Pemprov NTB belum memutuskan masuknya beras impor. Namun, persoalan masuknya beras impor ini bisa saja dilakukan ketika stok dalam daerah kurang.
"Belum ada opsi ambil beras impor, tetapi itu bisa terjadi," ujarnya.
Baca juga: DPRD NTB apresiasi bazar murah tekan inflasi
Disinggung kekhawatiran masyarakat bahwa beras langka di pasaran, sehingga harus membeli beras dalam jumlah banyak sebagai stok, Gani meminta masyarakat untuk tidak panic buying sebab, pemerintah akan melakukan berbagai upaya guna menekan harga beras menjadi stabil.
"Jangan panic buying, karena persediaan beras kita aman. Simpan beras boleh dan gunakan saja beras yang ada dulu. Kalau sudah habis baru beli lagi," katanya.
Baca juga: NTB menggelar operasi pasar rutin untuk stabilkan harga selama Ramadhan
"Ini demi menghindari serbuan masyarakat jika dilakukan hanya di satu titik, sehingga hal-hal negatif yang tidak diinginkan bisa terhindari," kata Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan sudah meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memperbanyak operasi pasar murah di berbagai tempat.
"Operasi pasar dan gerakan pasar murah dilaksanakan di banyak tempat, agar bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas," ucapnya.
Baca juga: Tekan harga beras, Gubernur NTB instruksikan gelar operasi pasar
Menurut dia, biasanya menjelang Hari Besar Keagamaan (HBK) berpotensi terjadi dinamika harga karena banyak melakukan kegiatan ekstra. Oleh sebab itu, pengendalian inflasi dilakukan dengan tetap menjaga ketersediaan bahan pokok di pasaran.
Untuk memastikan ketersediaan beras dan menghindari lonjakan harga, akibat pengaruh El-Nino yang mengakibatkan gagal panen di mana-mana.
"Banyak petani di Lombok berhasil panen. Meskipun belum panen raya, namun hal tersebut menjamin ketersediaan beras di NTB. Ini juga diperkuat dengan Pergub yang kami buat, agar memastikan jaminan stok di daerah baru, lebihnya bisa keluar," terang Miq Gite sapaan akrabnya.
Miq Gite juga menekankan, Pemprov NTB terus mengerahkan tenaga untuk menjalankan empat strategi pengendalian inflasi, yaitu keterjangkauan dan stabilitas harga, ketersediaan dan stabilitas pasokan bahan pangan, kelancaran distribusi serta komunikasi yang efektif.
Baca juga: Dishanpan NTB gelar pasar murah di Gunungsari
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, Fathul Gani mengatakan saat ini stok cadangan beras yang dimiliki provinsi dan kabupaten/kota mencapai 53 ton. Jumlah itu sudah cukup untuk mengantisipasi persediaan selama puasa hingga Lebaran.
"Untuk ketersediaan beras kita sampai Lebaran masih aman," tegas mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB ini.
Ia menambahkan hingga saat ini Pemprov NTB belum memutuskan masuknya beras impor. Namun, persoalan masuknya beras impor ini bisa saja dilakukan ketika stok dalam daerah kurang.
"Belum ada opsi ambil beras impor, tetapi itu bisa terjadi," ujarnya.
Baca juga: DPRD NTB apresiasi bazar murah tekan inflasi
Disinggung kekhawatiran masyarakat bahwa beras langka di pasaran, sehingga harus membeli beras dalam jumlah banyak sebagai stok, Gani meminta masyarakat untuk tidak panic buying sebab, pemerintah akan melakukan berbagai upaya guna menekan harga beras menjadi stabil.
"Jangan panic buying, karena persediaan beras kita aman. Simpan beras boleh dan gunakan saja beras yang ada dulu. Kalau sudah habis baru beli lagi," katanya.
Baca juga: NTB menggelar operasi pasar rutin untuk stabilkan harga selama Ramadhan