Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendapatkan bantuan anggaran Rp80 miliar untuk membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kebon Talo Ampenan, guna mengurangi volume pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.
"Dengan anggaran itu TPST Kebon Talo akan dibangun setelah TPST Sandubaya rampung pada Mei 2024," kata Wali Kota Mataram Mohan Roliskana di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan proses pembangunan TPST Kebon Talo bisa lebih cepat karena saat ini Pemkot Mataram sudah memiliki lahan sekitar satu hektare, sehingga kapasitasnya juga lebih besar. Lahan tersebut jauh lebih luas dibandingkan dengan TPST Sandubaya yang saat ini sedang dibangun dengan luas 5.300 meter per segi.
"Jika TPST Kebon Talo beroperasi, kami optimistis sampah di enam kecamatan bisa tertangani. Jadi yang kita buang ke TPA hanya residu," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram siapkan pelatihan pengelola TPST modern Sandubaya
Di sisi lain ia mengatakan setelah dua TPST di Mataram beroperasi, maka TPST tersebut ditargetkan menjadi salah satu sumber baru pendapatan daerah melalui berbagai hasil sampah yang dipilah kemudian olah hingga menjadi barang bernilai ekonomis, baik berupa sampah plastik yang diolah menjadi paving block, sampah kayu menjadi pengganti batu bara, dan maggot yang dijual menjadi pakan ternak.
"Ke depan kami yakin masih banyak lagi pengolahan sampah yang bisa dimaksimalkan menjadi potensi pendapatan daerah," katanya.
Baca juga: Pemerintah Kota Mataram optimalkan program pilah sampah di TPST
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi sebelumnya mengatakan dengan anggaran Rp80 miliar itu, selain untuk pembangunan fisik TPST, juga untuk pengadaan fasilitas pendukung termasuk alat berat, seperti pres sampah anorganik, kendaraan, alat pengolah sampah plastik menjadi batako, dan peralatan pendukung lainnya.
"Sistem pembangunannya nanti sama dengan TPST Sandubaya, kita hanya siapkan lahan dan semua proses ada di pemerintah pusat. Kita terima barang jadi," katanya.
Baca juga: Anggaran TPST Ampenan Mataram diusulkan Rp60 miliar
Ia mengatakan keberadaan dua TPST di Kota Mataram saat ini menjadi kebutuhan mendesak karena rencananya pada Agustus 2024 TPA Regional Kebon Kongok ditutup.
"Karena itu TPST ini harus segera kita siapkan. Jika tidak, kemana kita akan buang sampah," katanya.
Baca juga: Pembangunan TPST Ampenan Mataram disetujui pemerintah pusat
Menurutnya, volume sampah di Kota Mataram saat ini mencapai sekitar 240 ton hingga 260 ton per hari. Sementara sampah yang dibuang ke TPA sekitar 190 ton hingga 195 ton per hari. Jika dihitung terjadi pengurangan sampah yang dibuang ke TPA mencapai sekitar 50 ton hingga 70 ton per hari atau lebih dari 20 persen.
"Pengurangan itu terjadi karena adanya program pilah sampah dari rumah yang kini semakin masif dilakukan warga," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan DED pembangunan TPST Ampenan
"Dengan anggaran itu TPST Kebon Talo akan dibangun setelah TPST Sandubaya rampung pada Mei 2024," kata Wali Kota Mataram Mohan Roliskana di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan proses pembangunan TPST Kebon Talo bisa lebih cepat karena saat ini Pemkot Mataram sudah memiliki lahan sekitar satu hektare, sehingga kapasitasnya juga lebih besar. Lahan tersebut jauh lebih luas dibandingkan dengan TPST Sandubaya yang saat ini sedang dibangun dengan luas 5.300 meter per segi.
"Jika TPST Kebon Talo beroperasi, kami optimistis sampah di enam kecamatan bisa tertangani. Jadi yang kita buang ke TPA hanya residu," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram siapkan pelatihan pengelola TPST modern Sandubaya
Di sisi lain ia mengatakan setelah dua TPST di Mataram beroperasi, maka TPST tersebut ditargetkan menjadi salah satu sumber baru pendapatan daerah melalui berbagai hasil sampah yang dipilah kemudian olah hingga menjadi barang bernilai ekonomis, baik berupa sampah plastik yang diolah menjadi paving block, sampah kayu menjadi pengganti batu bara, dan maggot yang dijual menjadi pakan ternak.
"Ke depan kami yakin masih banyak lagi pengolahan sampah yang bisa dimaksimalkan menjadi potensi pendapatan daerah," katanya.
Baca juga: Pemerintah Kota Mataram optimalkan program pilah sampah di TPST
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi sebelumnya mengatakan dengan anggaran Rp80 miliar itu, selain untuk pembangunan fisik TPST, juga untuk pengadaan fasilitas pendukung termasuk alat berat, seperti pres sampah anorganik, kendaraan, alat pengolah sampah plastik menjadi batako, dan peralatan pendukung lainnya.
"Sistem pembangunannya nanti sama dengan TPST Sandubaya, kita hanya siapkan lahan dan semua proses ada di pemerintah pusat. Kita terima barang jadi," katanya.
Baca juga: Anggaran TPST Ampenan Mataram diusulkan Rp60 miliar
Ia mengatakan keberadaan dua TPST di Kota Mataram saat ini menjadi kebutuhan mendesak karena rencananya pada Agustus 2024 TPA Regional Kebon Kongok ditutup.
"Karena itu TPST ini harus segera kita siapkan. Jika tidak, kemana kita akan buang sampah," katanya.
Baca juga: Pembangunan TPST Ampenan Mataram disetujui pemerintah pusat
Menurutnya, volume sampah di Kota Mataram saat ini mencapai sekitar 240 ton hingga 260 ton per hari. Sementara sampah yang dibuang ke TPA sekitar 190 ton hingga 195 ton per hari. Jika dihitung terjadi pengurangan sampah yang dibuang ke TPA mencapai sekitar 50 ton hingga 70 ton per hari atau lebih dari 20 persen.
"Pengurangan itu terjadi karena adanya program pilah sampah dari rumah yang kini semakin masif dilakukan warga," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan DED pembangunan TPST Ampenan