Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengoptimalkan program pemilihan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya, sebagai skenario memperpanjang usia Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok Kabupaten Lombok Barat.
"Salah satu solusi yang bisa kita laksanakan saat ini adalah memaksimalkan penanganan sampah di TPST sehingga sampah yang dibuang ke TPA hanya residu yang tidak bisa diolah," kata Asisten I Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram H Lalu Martawang di Mataram, Senin.
Hal tersebut disampaikan setelah ada peringatan dari Pemerintah Provinsi NTB yang berencana akan menutup TPA Kebon Kongok sekitar bulan Juli 2024 dan dialihkan ke Sekotong Kabupaten Lombok Barat dengan jarak tempuh dua kali lipat dari TPA Kebon Kongok.
Sementara, lanjut Martawang, dari hasil peninjauan langsung jajaran Pemerintah Kota Mataram bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, areal TPA Kebon Kongok masih memungkinkan untuk digunakan, apalagi sudah ada tambahan pembebasan lahan sekitar tiga hektare namun masih dalam proses administrasi.
"Hanya saja untuk sementara ini, kita perlu memikirkan bersama bagaimana upaya memperpanjang penggunaan TPA hingga tahapan lahan yang dibebaskan itu siap digunakan setelah proses administrasi selesai," katanya.
Oleh karena itu, tambahnya, skenario penanganan sampah untuk Kota Mataram salah satunya adalah dengan mengoptimalkan program pilah sampah di TPST Sandubaya.
Artinya, sampah yang bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomi produktif bisa langsung dipilah dan diolah, sehingga konsep besar yakni TPA hanya untuk pembuangan residu bisa tercapai dan penggunaan TPA bisa lebih panjang.
"Jika TPST Sandubaya bisa dioptimalkan mengolah sampah dua shift, maka sampah yang dikelola di TPST bisa mencapai 90 ton per hari," katanya.
Sementara data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram menyebutkan, volume sampah di Mataram saat ini tercatat sekitar 200 ton per hari, dan setelah dilakukan pemilihan di TPST terjadi pengurangan sekitar 10-15 persen.
"Dengan melihat volume sampah itu, diyakini bisa tertangani maksimal jika TPST modern Sandubaya mulai beroperasi, dan rencana TPST Kebon Talo Ampenan direalisasikan," katanya.
Baca juga: Penampungan sampah ditutup, Pejabat Pemkot Mataram tinjau TPA Kebon Kongok
Baca juga: TPA Mataram penuh siap dipindah ke Sekotong
Terkait dengan itu, Martawang mengajak pemerintah agar bersama-sama menyelesaikan masalah sampah dengan cara-cara yang lebih arif dan bijak sana untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat.
"Dengan demikian, masyarakat tidak resah lagi akibat informasi penutupan TPA yang simpang siur. Mari kita luruskan persoalan untuk mencari alternatif solusi yang lebih baik," katanya.
"Salah satu solusi yang bisa kita laksanakan saat ini adalah memaksimalkan penanganan sampah di TPST sehingga sampah yang dibuang ke TPA hanya residu yang tidak bisa diolah," kata Asisten I Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram H Lalu Martawang di Mataram, Senin.
Hal tersebut disampaikan setelah ada peringatan dari Pemerintah Provinsi NTB yang berencana akan menutup TPA Kebon Kongok sekitar bulan Juli 2024 dan dialihkan ke Sekotong Kabupaten Lombok Barat dengan jarak tempuh dua kali lipat dari TPA Kebon Kongok.
Sementara, lanjut Martawang, dari hasil peninjauan langsung jajaran Pemerintah Kota Mataram bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, areal TPA Kebon Kongok masih memungkinkan untuk digunakan, apalagi sudah ada tambahan pembebasan lahan sekitar tiga hektare namun masih dalam proses administrasi.
"Hanya saja untuk sementara ini, kita perlu memikirkan bersama bagaimana upaya memperpanjang penggunaan TPA hingga tahapan lahan yang dibebaskan itu siap digunakan setelah proses administrasi selesai," katanya.
Oleh karena itu, tambahnya, skenario penanganan sampah untuk Kota Mataram salah satunya adalah dengan mengoptimalkan program pilah sampah di TPST Sandubaya.
Artinya, sampah yang bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomi produktif bisa langsung dipilah dan diolah, sehingga konsep besar yakni TPA hanya untuk pembuangan residu bisa tercapai dan penggunaan TPA bisa lebih panjang.
"Jika TPST Sandubaya bisa dioptimalkan mengolah sampah dua shift, maka sampah yang dikelola di TPST bisa mencapai 90 ton per hari," katanya.
Sementara data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram menyebutkan, volume sampah di Mataram saat ini tercatat sekitar 200 ton per hari, dan setelah dilakukan pemilihan di TPST terjadi pengurangan sekitar 10-15 persen.
"Dengan melihat volume sampah itu, diyakini bisa tertangani maksimal jika TPST modern Sandubaya mulai beroperasi, dan rencana TPST Kebon Talo Ampenan direalisasikan," katanya.
Baca juga: Penampungan sampah ditutup, Pejabat Pemkot Mataram tinjau TPA Kebon Kongok
Baca juga: TPA Mataram penuh siap dipindah ke Sekotong
Terkait dengan itu, Martawang mengajak pemerintah agar bersama-sama menyelesaikan masalah sampah dengan cara-cara yang lebih arif dan bijak sana untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat.
"Dengan demikian, masyarakat tidak resah lagi akibat informasi penutupan TPA yang simpang siur. Mari kita luruskan persoalan untuk mencari alternatif solusi yang lebih baik," katanya.