Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, proses pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) modern di Kecamatan Sandubaya, saat ini sudah mencapai di atas 80 persen.
"Berbagai fasilitas di area TPST termasuk pagar keliling sudah selesai. Saat ini sedang dipasang panel ACP (aluminium composite panel)," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Selasa.
Dia mengatakan, dengan melihat realisasi pekerjaan pembangunan TPST modern tersebut, diyakini proyek dengan nilai Rp19,9 miliar dari bantuan pemerintah pusat itu bisa selesai sesuai target yang ditetapkan yakni pada Mei 2024.
Sementara untuk pengadaan berbagai peralatan modern di TPST, kata Denny, sejauh ini pihaknya belum mendapat laporan dari pelaksana sebab proyek pembangunan TPST modern termasuk pengadaan peralatan sepenuhnya ditangani pemerintah pusat.
"Kita tinggal terima barang jadi, dan kami optimistis bulan depan (Mei) TPST Modern Sandubaya sudah mulai dimanfaatkan," katanya.
Dalam perencanaannya, TPST Modern Sandubaya akan dilengkapi dengan berbagai mesin pengolah dan pemilahan sampah modern, mesin pres sampah anorganik, kendaraan, alat pengolah sampah plastik menjadi batako, dan peralatan pendukung lainnya.
Hasil pengolahan sampah plastik menjadi batako atau paving block dapat digunakan untuk jalan-jalan lingkungan.
Karena itu, keberadaan TPST Sandubaya ke depan bisa menjadi contoh atau stimulan agar kegiatan pemilihan dan pengolahan sampah di tengah masyarakat bisa terbangun.
"TPST Sandubaya ini direncanakan akan mengakomodasi penanganan sampah dua kecamatan yakni untuk Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara. Jika memungkinkan bisa juga untuk Kecamatan Mataram," katanya.
Data DLH Kota Mataram menyebutkan, volume sampah di Mataram setiap hari mencapai sekitar 250-260 ton, tapi yang bisa terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) sekitar 200 ton.
Namun, sampah yang di bawa ke TPA kini terus berkurang hingga mencapai sekitar 25 ton, sehingga sampah yang dibuang ke TPA sekitar 170 ton per hari.
Pengurangan volume sampah itu salah satunya dipicu karena program pilah sampah di tingkat lingkungan yang dinilai efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Regional Kebon Kongok.
Sampah organik yang dipilah dari rumah tangga, bisa langsung diolah menjadi pakan maggot, kompos, dan pupuk cair.
"Harapannya, dengan adanya bantuan operasional penanganan sampah, bisa terus menekan sampah yang dibuang ke TPA," katanya.
"Berbagai fasilitas di area TPST termasuk pagar keliling sudah selesai. Saat ini sedang dipasang panel ACP (aluminium composite panel)," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Selasa.
Dia mengatakan, dengan melihat realisasi pekerjaan pembangunan TPST modern tersebut, diyakini proyek dengan nilai Rp19,9 miliar dari bantuan pemerintah pusat itu bisa selesai sesuai target yang ditetapkan yakni pada Mei 2024.
Sementara untuk pengadaan berbagai peralatan modern di TPST, kata Denny, sejauh ini pihaknya belum mendapat laporan dari pelaksana sebab proyek pembangunan TPST modern termasuk pengadaan peralatan sepenuhnya ditangani pemerintah pusat.
"Kita tinggal terima barang jadi, dan kami optimistis bulan depan (Mei) TPST Modern Sandubaya sudah mulai dimanfaatkan," katanya.
Dalam perencanaannya, TPST Modern Sandubaya akan dilengkapi dengan berbagai mesin pengolah dan pemilahan sampah modern, mesin pres sampah anorganik, kendaraan, alat pengolah sampah plastik menjadi batako, dan peralatan pendukung lainnya.
Hasil pengolahan sampah plastik menjadi batako atau paving block dapat digunakan untuk jalan-jalan lingkungan.
Karena itu, keberadaan TPST Sandubaya ke depan bisa menjadi contoh atau stimulan agar kegiatan pemilihan dan pengolahan sampah di tengah masyarakat bisa terbangun.
"TPST Sandubaya ini direncanakan akan mengakomodasi penanganan sampah dua kecamatan yakni untuk Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara. Jika memungkinkan bisa juga untuk Kecamatan Mataram," katanya.
Data DLH Kota Mataram menyebutkan, volume sampah di Mataram setiap hari mencapai sekitar 250-260 ton, tapi yang bisa terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) sekitar 200 ton.
Namun, sampah yang di bawa ke TPA kini terus berkurang hingga mencapai sekitar 25 ton, sehingga sampah yang dibuang ke TPA sekitar 170 ton per hari.
Pengurangan volume sampah itu salah satunya dipicu karena program pilah sampah di tingkat lingkungan yang dinilai efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Regional Kebon Kongok.
Sampah organik yang dipilah dari rumah tangga, bisa langsung diolah menjadi pakan maggot, kompos, dan pupuk cair.
"Harapannya, dengan adanya bantuan operasional penanganan sampah, bisa terus menekan sampah yang dibuang ke TPA," katanya.