Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiagakan 11 unit mobil ambulans beserta 42 orang petugas medis saat perayaan tradisi "Lebaran Topat" atau Lebaran Ketupat yang dirayakan pada Rabu (17/4-2024).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Selasa, mengatakan, saat perayaan "Lebaran Topat" petugas medis dan mobil ambulans akan disiagakan sehari penuh di sejumlah objek wisata yang menjadi pusat perayaan "Lebaran Topat".
"Sebanyak 42 petugas medis dari 11 puskesmas se-Kota Mataram, mulai siaga pukul 06.30 Wita besok pagi," katanya.
Ia mengatakan, puluhan petugas medis dan belasan ambulans tersebut disiagakan sebagai salah satu bentuk dukungan menyukseskan perayaan tradisi "Lebaran Topat", sekaligus memberikan jaminan kesehatan masyarakat.
Ketika masyarakat mengalami gangguan kesehatan saat merayakan "Lebaran Topat" silakan datang ke posko yang ada atau mobil ambulans yang disiagakan untuk mendapatkan layanan kesehatan secara gratis.
Selain itu, masyarakat juga bisa berkoordinasi dengan petugas sekitar jika tidak bisa datang ke posko kesehatan karena mengalami gangguan kesehatan.
"Petugas kami siap datang ke lokasi untuk memberikan layanan," katanya.
Menurutnya, masing-masing mobil ambulans yang disiagakan selain sudah dilengkapi dengan 3-6 orang petugas medis, juga dilengkapi dengan obat-obatan dan peralatan medis sebagai pertolongan pertama.
"Apabila pasien membutuhkan tindakan medis lebih lanjut, petugas kami siap membawa pasien ke rumah sakit rujukan," katanya.
Saat perayaan tradisi "Lebaran Topat" yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri, sepanjang 9,1 kilometer pantai di Kota Mataram mulai dari ujung selatan hingga utara biasanya dipadati oleh masyarakat yang merayakan "Lebaran Topat".
Seperti di Pantai Gading, Mapak Indah, Loang Baloq, Tanjung Karang, Pantai Boom Ampenan, Pantai Pura Segare, Bintaro, hingga ke Pantai Meninting.
Masyarakat biasanya datang ke objek wisata setelah melakukan ritual ziarah makam dirangkaikan dengan doa dan zikir, kemudian makan bersama dengan membawa berbagai bekal dengan menu utama ketupat, opor, urap, dan "bantal" yang merupakan salah satu jajanan khas tradisional yang dibuat warga untuk merayakan "Lebaran Topat", serta makanan lainnya.
Baca juga: Polresta Mataram siapkan rekayasa lalin perayaan Lebaran Topat
Baca juga: Warga Lombok Tengah diimbau tak pakai pikap saat Lebaran Topat
Sementara, warga yang datang berwisata ke Kota Mataram tidak hanya warga kota, melainkan dari sejumlah kabupaten/kota di Pulau Lombok.
"Dengan kondisi itu, berbagai potensi gangguan kesehatan bisa muncul sehingga harus kita antisipasi," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Selasa, mengatakan, saat perayaan "Lebaran Topat" petugas medis dan mobil ambulans akan disiagakan sehari penuh di sejumlah objek wisata yang menjadi pusat perayaan "Lebaran Topat".
"Sebanyak 42 petugas medis dari 11 puskesmas se-Kota Mataram, mulai siaga pukul 06.30 Wita besok pagi," katanya.
Ia mengatakan, puluhan petugas medis dan belasan ambulans tersebut disiagakan sebagai salah satu bentuk dukungan menyukseskan perayaan tradisi "Lebaran Topat", sekaligus memberikan jaminan kesehatan masyarakat.
Ketika masyarakat mengalami gangguan kesehatan saat merayakan "Lebaran Topat" silakan datang ke posko yang ada atau mobil ambulans yang disiagakan untuk mendapatkan layanan kesehatan secara gratis.
Selain itu, masyarakat juga bisa berkoordinasi dengan petugas sekitar jika tidak bisa datang ke posko kesehatan karena mengalami gangguan kesehatan.
"Petugas kami siap datang ke lokasi untuk memberikan layanan," katanya.
Menurutnya, masing-masing mobil ambulans yang disiagakan selain sudah dilengkapi dengan 3-6 orang petugas medis, juga dilengkapi dengan obat-obatan dan peralatan medis sebagai pertolongan pertama.
"Apabila pasien membutuhkan tindakan medis lebih lanjut, petugas kami siap membawa pasien ke rumah sakit rujukan," katanya.
Saat perayaan tradisi "Lebaran Topat" yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri, sepanjang 9,1 kilometer pantai di Kota Mataram mulai dari ujung selatan hingga utara biasanya dipadati oleh masyarakat yang merayakan "Lebaran Topat".
Seperti di Pantai Gading, Mapak Indah, Loang Baloq, Tanjung Karang, Pantai Boom Ampenan, Pantai Pura Segare, Bintaro, hingga ke Pantai Meninting.
Masyarakat biasanya datang ke objek wisata setelah melakukan ritual ziarah makam dirangkaikan dengan doa dan zikir, kemudian makan bersama dengan membawa berbagai bekal dengan menu utama ketupat, opor, urap, dan "bantal" yang merupakan salah satu jajanan khas tradisional yang dibuat warga untuk merayakan "Lebaran Topat", serta makanan lainnya.
Baca juga: Polresta Mataram siapkan rekayasa lalin perayaan Lebaran Topat
Baca juga: Warga Lombok Tengah diimbau tak pakai pikap saat Lebaran Topat
Sementara, warga yang datang berwisata ke Kota Mataram tidak hanya warga kota, melainkan dari sejumlah kabupaten/kota di Pulau Lombok.
"Dengan kondisi itu, berbagai potensi gangguan kesehatan bisa muncul sehingga harus kita antisipasi," katanya.