Jakarta (ANTARA) - PT Jasamarga Jogja Solo (JMJ) mencatat sebanyak 109.105 kendaraan tercatat melewati jalur fungsional Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo selama periode libur Lebaran 2024.
"Sebanyak 109.105 kendaraan melewati jalur fungsional Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo, asal GT Colomadu, GT Banyudono tujuan Karanganom, Ngawen, Karangnongko (Klaten) sepanjang 25 km. Angka ini merupakan jumlah kendaraan yang melewati jalur fungsional selama 11 hari, yaitu pada arus mudik 5-11 April 2024 (satu arah dari Colomadu menuju Ngawen) dan pada arus balik 12-15 April 2024 (satu arah dari Ngawen menuju Colomadu)," ujar Direktur Utama PT JMJ Rudy Hardiansyah di Jakarta, Rabu.
Rudy menyampaikan total kendaraan yang melewati jalur fungsional Jalan Tol Yogya-Solo pada arus mudik sebanyak 60.184 kendaraan. Volume lalu lintas tertinggi pada arus mudik terjadi pada H2 Hari Raya Idul Fitri 1445 H (11 April 2024) sebanyak 13.177 kendaraan.
Selama arus mudik, akses keluar yang menjadi favorit pengguna jalan adalah akses keluar arah Ngawen sebanyak total 40.965 kendaraan.
“Sementara itu, pada arus balik, kami mencatat ada total sebanyak 48.921 kendaraan yang melewati jalur fungsional. Volume lalu lintas tertinggi pada arus mudik terjadi pada H+3 Hari Raya Idul Fitri 1445 H (14 April 2024) sebanyak 15.237 kendaraan. Pada arus balik, akses masuk yang menjadi favorit pengguna jalan adalah akses masuk dari arah Karanganom sebanyak total 25.853 kendaraan,” kata Rudy.
Dirinya menjelaskan, setelah dioperasikan secara fungsional hingga tanggal 15 April 2024, jalur fungsional Jalan Tol Yogya-Solo resmi ditutup pada pukul 17.00 WIB dan akan dilanjutkan kembali proses pengerjaan konstruksinya.
Baca juga: Pemerintah resmi terapkan "one way" di Tol Trans Jawa
Baca juga: Satu arah masih diterapkan di GT Cikampek-Kalikangkung
Jalan tol Yogya-Solo memiliki total panjang 96,57 kilometer dengan masa konsesi selama 40 tahun. Jalan tol ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mendukung program pemerintah dalam pemerataan infrastruktur di Indonesia.
Proyek ini juga dibangun untuk meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa (logistik), pengembangan industri dan pariwisata serta meningkatkan konektivitas di Pulau Jawa.
"Sebanyak 109.105 kendaraan melewati jalur fungsional Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo, asal GT Colomadu, GT Banyudono tujuan Karanganom, Ngawen, Karangnongko (Klaten) sepanjang 25 km. Angka ini merupakan jumlah kendaraan yang melewati jalur fungsional selama 11 hari, yaitu pada arus mudik 5-11 April 2024 (satu arah dari Colomadu menuju Ngawen) dan pada arus balik 12-15 April 2024 (satu arah dari Ngawen menuju Colomadu)," ujar Direktur Utama PT JMJ Rudy Hardiansyah di Jakarta, Rabu.
Rudy menyampaikan total kendaraan yang melewati jalur fungsional Jalan Tol Yogya-Solo pada arus mudik sebanyak 60.184 kendaraan. Volume lalu lintas tertinggi pada arus mudik terjadi pada H2 Hari Raya Idul Fitri 1445 H (11 April 2024) sebanyak 13.177 kendaraan.
Selama arus mudik, akses keluar yang menjadi favorit pengguna jalan adalah akses keluar arah Ngawen sebanyak total 40.965 kendaraan.
“Sementara itu, pada arus balik, kami mencatat ada total sebanyak 48.921 kendaraan yang melewati jalur fungsional. Volume lalu lintas tertinggi pada arus mudik terjadi pada H+3 Hari Raya Idul Fitri 1445 H (14 April 2024) sebanyak 15.237 kendaraan. Pada arus balik, akses masuk yang menjadi favorit pengguna jalan adalah akses masuk dari arah Karanganom sebanyak total 25.853 kendaraan,” kata Rudy.
Dirinya menjelaskan, setelah dioperasikan secara fungsional hingga tanggal 15 April 2024, jalur fungsional Jalan Tol Yogya-Solo resmi ditutup pada pukul 17.00 WIB dan akan dilanjutkan kembali proses pengerjaan konstruksinya.
Baca juga: Pemerintah resmi terapkan "one way" di Tol Trans Jawa
Baca juga: Satu arah masih diterapkan di GT Cikampek-Kalikangkung
Jalan tol Yogya-Solo memiliki total panjang 96,57 kilometer dengan masa konsesi selama 40 tahun. Jalan tol ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mendukung program pemerintah dalam pemerataan infrastruktur di Indonesia.
Proyek ini juga dibangun untuk meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa (logistik), pengembangan industri dan pariwisata serta meningkatkan konektivitas di Pulau Jawa.