Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dr. Hapsari mengatakan, untuk mengetahui apabila demam yang diderita anak adalah karena demam berdarah, maka dapat menggunakan konsep KLMNOPR yang mencakup gejala-gejala demam berdarah.

Dalam “Anak Demam? Jangan Sampai Kecolongan, Kenali Tanda Demam Berdarah!” yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta, Rabu, dia menyebutkan bahwa demam merupakan sebuah respons tubuh terhadap serangan infeksi dan non-infeksi.

Pada demam berdarah, kata Hapsari, terdapat sejumlah gejala yang perlu diwaspadai, yang disingkat sebagai KLMNOPR.

"K, kepalanya pusing. L-nya lemah, M-nya muntah-muntah," kata dokter itu.

Selain itu, ujarnya, NO untuk nyeri otot atau nyeri kepala. P untuk perdarahan, katanya, seperti mimisan atau bintik-bintik, dan R untuk ruam. Dia menyebutkan bahwa ruam pada demam berdarah terkadang menyerupai rubella, di mana terdapat ruam merah di badan ataupun muka. Apabila terdapat dua hingga tiga gejala yang muncul bersamaan, katanya, perlu diwaspadai, dan untuk memastikannya perlu segera dilakukan pengecekan laboratorium 3x24 jam waktu demam.

"Jadi kalau untuk DB, itu kan kalau di tiga hari pertama demam, itu belum ada perubahan laboratoriumnya. Hemoglobin masih normal, leukosit, trombosit. Begitu masuk, selesai demam, itu ada namanya fase rawan, fase kritis," dia menjelaskan.

Dalam fase kritis tersebut, trombosit turun, kemudian terjadi perembesan plasma, di mana kadar hemoglobin dan hematokrit naik. Berbeda dengan demam akibat bakteri, seperti tipus atau infeksi saluran kemih, Hapsari menyebut bahwa pada demam berdarah, suhu dapat naik turun bahkan sebelum empat jam berselang. Apabila itu terjadi, katanya, perlu diwaspadai.

Dia mengingatkan bahwa deteksi dini untuk demam berdarah penting, agar bisa segera mendapatkan penanganan. Namun, bila diagnosisnya terlambat, terapi juga telat, maka keadaan bisa semakin memburuk, bahkan bisa berakibat kematian.

Baca juga: Kemenkes catat 621 kematian akibat DBD
Baca juga: Lima hal tak boleh dipaksakan saat beraktivitas di luar rumah usai libur Lebaran

Dokter itu menyebutkan bahwa pada Januari-Maret 2024 terdapat peningkatan kasus DB sebesar setengah kalinya tahun 2023, begitupun dengan kematian yang mencapai hampir setengah lebih dari angka tahun lalu.

Menurutnya, peningkatan itu disebabkan oleh cuaca yang tak menentu, contohnya hujan di kala musim seharusnya kemarau. Hal itulah yang menyebabkan nyamuk berkembang biak sangat banyak.

Dia menjelaskan bahwa kini, selain dengan metode 3M+, pencegahan demam berdarah juga dilakukan melalui vaksinasi.


 

Pewarta : Mecca Yumna Ning Prisie
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024