Ankara (ANTARA) - Tingkat kelahiran di Korea Selatan meningkat untuk pertama kalinya dalam 19 bulan terakhir dengan tercatat sedikitnya 19.000 bayi lahir pada April tahun ini, lapor media setempat pada Rabu.
Menurut Badan Statistik Korea, sebanyak 19.049 bayi lahir pada April 2024, meningkat 2,8 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan ini terjadi ketika jumlah pasangan menikah baru meningkat selama beberapa tahun terakhir setelah pandemi COVID-19, meskipun masih harus dilihat apakah tren kenaikan tersebut dapat terus berlanjut,” lapor Yonhap News mengutip laporan Badan Statistik Korea.
Ini adalah pertama kalinya angka tersebut mencatat pertumbuhan tahunan sejak September 2022, menurut kantor berita tersebut. Pekan lalu, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengumumkan "darurat demografi nasional" untuk mengatasi rendahnya tingkat kelahiran dan populasi menua di negara Asia Timur itu.
Baca juga: Indonesia-Korsel jajaki kerja sama penanggulangan bencana
Baca juga: Pasien di Korsel tak dapat layanan kesehatan akibat mogok
Dia mengatakan pemerintahnya akan melakukan segala upaya untuk mengatasi tingkat kelahiran sangat rendah di negara itu. Menurut sebuah laporan, pasangan di Korsel menghindari membina keluarga dan memiliki anak karena berbagai alasan, termasuk tingginya biaya perumahan, pendidikan, dan panjangnya jam kerja.
Namun, Presiden Yoon berjanji untuk mengambil langkah nyata seperti meningkatkan tunjangan cuti orang tua, memperpanjang cuti bagi ayah, menerapkan jam kerja fleksibel, dan meringankan beban pendidikan bagi orang tua.
Sumber: Anadolu
Menurut Badan Statistik Korea, sebanyak 19.049 bayi lahir pada April 2024, meningkat 2,8 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan ini terjadi ketika jumlah pasangan menikah baru meningkat selama beberapa tahun terakhir setelah pandemi COVID-19, meskipun masih harus dilihat apakah tren kenaikan tersebut dapat terus berlanjut,” lapor Yonhap News mengutip laporan Badan Statistik Korea.
Ini adalah pertama kalinya angka tersebut mencatat pertumbuhan tahunan sejak September 2022, menurut kantor berita tersebut. Pekan lalu, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengumumkan "darurat demografi nasional" untuk mengatasi rendahnya tingkat kelahiran dan populasi menua di negara Asia Timur itu.
Baca juga: Indonesia-Korsel jajaki kerja sama penanggulangan bencana
Baca juga: Pasien di Korsel tak dapat layanan kesehatan akibat mogok
Dia mengatakan pemerintahnya akan melakukan segala upaya untuk mengatasi tingkat kelahiran sangat rendah di negara itu. Menurut sebuah laporan, pasangan di Korsel menghindari membina keluarga dan memiliki anak karena berbagai alasan, termasuk tingginya biaya perumahan, pendidikan, dan panjangnya jam kerja.
Namun, Presiden Yoon berjanji untuk mengambil langkah nyata seperti meningkatkan tunjangan cuti orang tua, memperpanjang cuti bagi ayah, menerapkan jam kerja fleksibel, dan meringankan beban pendidikan bagi orang tua.
Sumber: Anadolu