Mataram (ANTARA) - Dinas Perindustrian (Disperin) Nusa Tenggara Barat melatih sebanyak 30 pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dari sejumlah kabupaten/kota tentang penggunaan asap cair sebagai pengawet produk furnitur dan anyaman
Kepala Balai Kemasan Produk Daerah (BKPD, Disperin NTB, Agus Supriyanto, menjelaskan kegiatan pelatihan yang pada 15-18 Juli 2024 tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk furnitur dan anyaman di NTB, dengan memanfaatkan asap cair sebagai pengawet.
"Inovasi dalam industri pengolahan kayu dan anyaman sangat penting dilakukan guna meningkatkan nilai tambah produk dan membuka peluang pasar yang lebih luas," kata Agus dalam pembukaan pelatihan di Mataram, Senin.
Ia berharap pelatihan tersebut dapat memberikan wawasan baru kepada para pelaku IKM yang menjadi peserta dan mendorong penggunaan teknologi asap cair dalam proses produksi furnitur dan anyaman.
"Dengan memanfaatkan asap cair sebagai bahan pengawet, diharapkan produk-produk yang dihasilkan lebih tahan lama dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi," ujar Agus.
Dalam pelatihan tersebut, Disperin NTB menghadirkan tiga orang nara sumber, yakni Koordinator Perencanaan Pembangunan Bidang Industri dan Perdagangan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB Muhamad Ironi.
Selain itu, akademisi dari Universitas Mataram (Unram), Dr Murad, dan Gingser Tomson Romaiki, salah seorang pelaku usaha yang memahami tentang penggunaan asap cair untuk bahan pengawet.
Dalam pemaparannya, Koordinator Perencanaan Pembangunan Bidang Industri dan Perdagangan, Bappeda NTB, Muhamad Ironi, menyampaikan materi tentang penggunaan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH-CHT) bagi pengembangan olahan tanaman tembakau di NTB.
Ia juga memaparkan berbagai manfaat asap cair yang dihasilkan dari pembakaran tembakau sebagai bahan pengawet alami yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Dr Murad menyampaikan pemaparan tentang teknik pemanfaatan asap cair organik sebagai pengawet alami untuk produk furnitur dan anyaman.
"Berbagai metode dan teknik yang dapat diterapkan oleh para pelaku IKM dalam menggunakan asap cair untuk meningkatkan daya tahan dan kualitas produk mereka," ucapnya.
Selanjutnya, Gingser Tomson Romaiki mengupas tentang strategi dan tips praktis untuk memanfaatkan platform e-commerce dalam memasarkan produk furnitur dan anyaman secara lebih luas.
Ia juga menekankan pentingnya kehadiran media daring (online) dan penggunaan media sosial untuk meningkatkan penjualan dan menjangkau pasar yang lebih besar.
Kepala Balai Kemasan Produk Daerah (BKPD, Disperin NTB, Agus Supriyanto, menjelaskan kegiatan pelatihan yang pada 15-18 Juli 2024 tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk furnitur dan anyaman di NTB, dengan memanfaatkan asap cair sebagai pengawet.
"Inovasi dalam industri pengolahan kayu dan anyaman sangat penting dilakukan guna meningkatkan nilai tambah produk dan membuka peluang pasar yang lebih luas," kata Agus dalam pembukaan pelatihan di Mataram, Senin.
Ia berharap pelatihan tersebut dapat memberikan wawasan baru kepada para pelaku IKM yang menjadi peserta dan mendorong penggunaan teknologi asap cair dalam proses produksi furnitur dan anyaman.
"Dengan memanfaatkan asap cair sebagai bahan pengawet, diharapkan produk-produk yang dihasilkan lebih tahan lama dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi," ujar Agus.
Dalam pelatihan tersebut, Disperin NTB menghadirkan tiga orang nara sumber, yakni Koordinator Perencanaan Pembangunan Bidang Industri dan Perdagangan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB Muhamad Ironi.
Selain itu, akademisi dari Universitas Mataram (Unram), Dr Murad, dan Gingser Tomson Romaiki, salah seorang pelaku usaha yang memahami tentang penggunaan asap cair untuk bahan pengawet.
Dalam pemaparannya, Koordinator Perencanaan Pembangunan Bidang Industri dan Perdagangan, Bappeda NTB, Muhamad Ironi, menyampaikan materi tentang penggunaan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH-CHT) bagi pengembangan olahan tanaman tembakau di NTB.
Ia juga memaparkan berbagai manfaat asap cair yang dihasilkan dari pembakaran tembakau sebagai bahan pengawet alami yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Dr Murad menyampaikan pemaparan tentang teknik pemanfaatan asap cair organik sebagai pengawet alami untuk produk furnitur dan anyaman.
"Berbagai metode dan teknik yang dapat diterapkan oleh para pelaku IKM dalam menggunakan asap cair untuk meningkatkan daya tahan dan kualitas produk mereka," ucapnya.
Selanjutnya, Gingser Tomson Romaiki mengupas tentang strategi dan tips praktis untuk memanfaatkan platform e-commerce dalam memasarkan produk furnitur dan anyaman secara lebih luas.
Ia juga menekankan pentingnya kehadiran media daring (online) dan penggunaan media sosial untuk meningkatkan penjualan dan menjangkau pasar yang lebih besar.