Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ekspor barang dan jasa menjadi penopang utama pertumbuhan year over year terhadap pendapatan domestik regional bruto atau PDRB menurut pengeluaran di Nusa Tenggara Barat pada triwulan II 2024.
Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin di Mataram, Senin, mengatakan PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun ini mencapai Rp46,80 triliun dan atas dasar harga konstan sebesar Rp28,06 triliun.
"Sumber pertumbuhan PDRB menurut komponen pengeluaran yang tertinggi adalah ekspor barang dan jasa sebesar 21,32 persen," ujarnya.
Wahyudin memaparkan peningkatan komponen ekspor barang dan jasa tersebut sejalan dengan peningkatan ekspor konsentrat tembaga.
Baca juga: Ekonom Unram beberkan upaya peningkatan ekspor komoditas non tambang di NTB
PDRB ekspor barang dan jasa atas dasar harga berlaku serta harga konstan masing-masing tercatat sebesar Rp24,75 triliun dan 11,22 triliun.
Pada triwulan II 2024, kegiatan ekspor barang dan jasa berkontribusi sebanyak 52,91 persen dengan angka pertumbuhan secara tahunan sebesar 92,20 persen.
Kemudian distribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga dalam PDRB menurut pengeluaran tercatat sebesar 56,40 persen dengan laju pertumbuhan 5,05 persen.
Adapun distribusi pembentukan modal tetap bruto tercatat sebesar 32,84 persen dengan pertumbuhan 2,32 persen. Selanjutnya komponen pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh 2,94 persen; pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga tumbuh sebesar 13,69 persen.
BPS Nusa Tenggara Barat mencatat ekonomi NTB triwulan II 2024 terhadap triwulan II 2203 mengalami pertumbuhan sebesar 11,06 persen year over year. Capaian itu adalah yang tertinggi kedua secara nasional setelah Papua Barat Daya yang mengalami pertumbuhan ekonomi mencapai 17 persen.
Baca juga: NTB butuh pelabuhan langsung untuk ekspor komoditas ke luar negeri
Dari sisi produksi, lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 46 persen; lalu diikuti jasa keuangan dan asuransi sebesar 18,64 persen; penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 10,17 persen; serta industri pengolahan 9,88 persen.
Sekretaris Daerah Nusa Tenggara Barat Lalu Gita Ariadi berharap relaksasi pemerintah terhadap PT Amman Mineral Nusa Tenggara untuk terus diperkenankan melakukan kegiatan ekspor mineral.
"Kalau relaksasi manakala nanti sudah sesuai janji konsentrat terekspor, ini juga akan memberikan kontribusi yang bagus kepada Nusa Tenggara Barat," pungkas Gita.
Baca juga: Nilai ekspor di NTB turun 99,64 persen pada Juni 2024
Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin di Mataram, Senin, mengatakan PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun ini mencapai Rp46,80 triliun dan atas dasar harga konstan sebesar Rp28,06 triliun.
"Sumber pertumbuhan PDRB menurut komponen pengeluaran yang tertinggi adalah ekspor barang dan jasa sebesar 21,32 persen," ujarnya.
Wahyudin memaparkan peningkatan komponen ekspor barang dan jasa tersebut sejalan dengan peningkatan ekspor konsentrat tembaga.
Baca juga: Ekonom Unram beberkan upaya peningkatan ekspor komoditas non tambang di NTB
PDRB ekspor barang dan jasa atas dasar harga berlaku serta harga konstan masing-masing tercatat sebesar Rp24,75 triliun dan 11,22 triliun.
Pada triwulan II 2024, kegiatan ekspor barang dan jasa berkontribusi sebanyak 52,91 persen dengan angka pertumbuhan secara tahunan sebesar 92,20 persen.
Kemudian distribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga dalam PDRB menurut pengeluaran tercatat sebesar 56,40 persen dengan laju pertumbuhan 5,05 persen.
Adapun distribusi pembentukan modal tetap bruto tercatat sebesar 32,84 persen dengan pertumbuhan 2,32 persen. Selanjutnya komponen pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh 2,94 persen; pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga tumbuh sebesar 13,69 persen.
BPS Nusa Tenggara Barat mencatat ekonomi NTB triwulan II 2024 terhadap triwulan II 2203 mengalami pertumbuhan sebesar 11,06 persen year over year. Capaian itu adalah yang tertinggi kedua secara nasional setelah Papua Barat Daya yang mengalami pertumbuhan ekonomi mencapai 17 persen.
Baca juga: NTB butuh pelabuhan langsung untuk ekspor komoditas ke luar negeri
Dari sisi produksi, lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 46 persen; lalu diikuti jasa keuangan dan asuransi sebesar 18,64 persen; penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 10,17 persen; serta industri pengolahan 9,88 persen.
Sekretaris Daerah Nusa Tenggara Barat Lalu Gita Ariadi berharap relaksasi pemerintah terhadap PT Amman Mineral Nusa Tenggara untuk terus diperkenankan melakukan kegiatan ekspor mineral.
"Kalau relaksasi manakala nanti sudah sesuai janji konsentrat terekspor, ini juga akan memberikan kontribusi yang bagus kepada Nusa Tenggara Barat," pungkas Gita.
Baca juga: Nilai ekspor di NTB turun 99,64 persen pada Juni 2024