Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mendapatkan pendampingan pengolahan dan penghitungan potensi retribusi sampah dari perusahaan Waste4Change.   

"Sebagai donatur perusahaan Waste4Change akan memberikan pelatihan selama dua hari kepada jajaran DLH serta pihak terkait lainnya tentang pengolahan dan penghitungan retribusi sampah," kata Pejabat Sementara (Pjs) Wali Kota Mataram Tri Budiprayitno di Mataram, Rabu.  

Hal tersebut disampaikan usai membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pendampingan pelatihan cara penghitungan tarif penanganan dan retribusi sampah di Kota Mataram.

Ia mengatakan, pendampingan terkait pengolahan sampah yang akan diberikan pihak donatur seperti komitmen di beberapa daerah yang sudah dinilai mandiri mengelola sampah yakni di Banyumas dan Banyuwangi.

Baca juga: DLH Mataram melatih 35 petugas pengolah sampah TPST Sandubaya

Metode penanganan sampah yang diterapkan di dua daerah itu, mau tidak mau harus diadopsi mengingat ketersediaan lahan untuk tempat penampungan sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di daerah ini sangat terbatas.

Salah satu manajemen yang akan ditetapkan adalah sistem pemilihan sampah dari rumah tangga dengan menggerakkan partisipasi masyarakat mulai dari tingkat rumah tangga.

"Sistem pemilihan sampah dari rumah tangga ini dinilai efektif terhadap pengurangan sampah yang masuk ke TPS maupun ke TPA," katanya.  

Selain itu, perusahaan Waste4Change juga akan melakukan pendampingan terhadap penghitungan biaya atau potensi retribusi pengolahan sampah di Kota Mataram.

Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan lahan TPST Sekarbela

Berdasarkan data, volume sampah di Kota Mataram mencapai 300 ton per hari, namun yang bisa ditangani DLH Kota Mataram sekitar 220 ton per hari dan sekitar 40-45 ton diolah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern Sandubaya, dan sisanya dieliminasi.

Sementara target retribusi persampahan Kota Mataram pada tahun 2021 sebesar Rp6,5 miliar meningkat menjadi Rp10 miliar di tahun 2023.

"Namun realisasinya mengalami penurunan, dari 69,56 persen di tahun 2021 menjadi 46,34 persen di tahun 2023," katanya.

Baca juga: Mataram pamerkan inovasi Ibu Harum dalam TTGN XXV

Hal itu menunjukkan masih diperlukan upaya lebih serius dalam meningkatkan efektivitas pemungutan retribusi sampah di Kota Mataram.

"Untuk itulah, kami minta DLH agar serius mengikuti kegiatan ini dan Waste4Change kami harapkan dapat terus memberikan pendampingan intensif terkait metode penganan sampah di Kota Mataram," katanya.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi menambahkan, kegiatan ini fokus menjelaskan mekanisme penanganan sampah barulah mencari potensi retribusi.

"Prinsipnya, sekarang kita menyamakan persepsi di daerah, provinsi, bahkan ke tingkat pemerintah pusat," katanya.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024