Mataram (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar pelatihan teknis pertolongan di permukaan air bagi potensi SAR yang diikuti sebanyak 50 orang peserta dari Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (9/10).
Kepala Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana, Basarnas, Moch Hernanto menjelaskan, tujuan penyelenggaraan pelatihan potensi pencarian dan pertolongan adalah sebagai upaya untuk melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria serta kebijakan kepada potensi pencarian dan pertolongan serta masyarakat.
Selain itu, untuk menyinergikan pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan yang berasal dari berbagai instansi atau organisasi potensi pencarian dan pertolongan guna menciptakan pelayanan SAR yang cepat tanggap dalam menyelamatkan jiwa.
"Kami ingin agar pelayanan SAR berdasarkan pada core value berakhlak, yaitu beroritentasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaftif dan kolaboratif," kata Hernanto, pada pembukaan pelatihan.
Baca juga: Tim SAR temukan jasad pendaki asal Jakarta di Gunung Rinjani Lombok
Ketua panitia pelatihan teknis pertolongan di permukaan air bagi potensi SAR di Kota Mataram, Ida Bagus Surya Wirawan menyebutkan, jumlah peserta pelatihan sebanyak 50 orang. Mereka berasal dari instansi pemerintah, swasta, mahasiswa serta kelompok masyarakat.
Pelatihan tersebut melibatkan sebanyak 10 orang instruktur yang berasal
dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram, satu orang observer dari Kantor Pusat Basarnas, dan dua orang mentor dari Kantor Pencarian dan
Pertolongan Mataram.
"Pelatihan akan dilaksanakan selama enam hari, yakni 9-16 Oktober 2024, dengan mengambil tempat di Asrama Haji Embarkasi Lombok untuk materi kelas, dan praktik 1 di kolam renang Anjani, serta Pantai Loang Balok untuk
praktik lapangan," ujarnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Irwan Rahadi mengatakan, pelatihan yang digelar oleh Basarnas sangat penting untuk mempermudah koordinasi pencarian dan pertolongan.
Baca juga: Tim SAR evakuasi korban tenggelam di Pantai Ijo Balit Lombok Timur
Ia juga sepakat bahwa penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan akan lebih efektif dan efisien apabila terintegrasi dalam satu tim terpadu.
"Kami menyadari bahwa kekuatan pencarian dan pertolongan lintas sektoral tersebut juga tidak akan mudah diwujudkan apabila tidak terdapat sinergi di antara seluruh pemangku kepentingan yang terkait," ujarnya.
Menurutnya, ancaman musibah dan bencana tidak hanya terjadi di darat, tetapi juga di laut dan udara.
Oleh sebab itu, semua pihak dituntut untuk selalu siap siaga terhadap kemungkinan yang terjadi setiap saat dan setiap tempat tanpa dapat diperkirakan sebelumnya.
"Harus disadari bahwa pencarian dan pertolongan terhadap jiwa manusia sebagai akibat dari musibah penerbangan, pelayaran, bencana alam dan musibah lainnya merupakan tugas kemanusiaan yang sangat mulia," ucapnya.
Baca juga: Tim SAR berhasil evakuasi WNA jatuh di Bukit Anak Dara Lotim
Kepala Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana, Basarnas, Moch Hernanto menjelaskan, tujuan penyelenggaraan pelatihan potensi pencarian dan pertolongan adalah sebagai upaya untuk melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria serta kebijakan kepada potensi pencarian dan pertolongan serta masyarakat.
Selain itu, untuk menyinergikan pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan yang berasal dari berbagai instansi atau organisasi potensi pencarian dan pertolongan guna menciptakan pelayanan SAR yang cepat tanggap dalam menyelamatkan jiwa.
"Kami ingin agar pelayanan SAR berdasarkan pada core value berakhlak, yaitu beroritentasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaftif dan kolaboratif," kata Hernanto, pada pembukaan pelatihan.
Baca juga: Tim SAR temukan jasad pendaki asal Jakarta di Gunung Rinjani Lombok
Ketua panitia pelatihan teknis pertolongan di permukaan air bagi potensi SAR di Kota Mataram, Ida Bagus Surya Wirawan menyebutkan, jumlah peserta pelatihan sebanyak 50 orang. Mereka berasal dari instansi pemerintah, swasta, mahasiswa serta kelompok masyarakat.
Pelatihan tersebut melibatkan sebanyak 10 orang instruktur yang berasal
dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram, satu orang observer dari Kantor Pusat Basarnas, dan dua orang mentor dari Kantor Pencarian dan
Pertolongan Mataram.
"Pelatihan akan dilaksanakan selama enam hari, yakni 9-16 Oktober 2024, dengan mengambil tempat di Asrama Haji Embarkasi Lombok untuk materi kelas, dan praktik 1 di kolam renang Anjani, serta Pantai Loang Balok untuk
praktik lapangan," ujarnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Irwan Rahadi mengatakan, pelatihan yang digelar oleh Basarnas sangat penting untuk mempermudah koordinasi pencarian dan pertolongan.
Baca juga: Tim SAR evakuasi korban tenggelam di Pantai Ijo Balit Lombok Timur
Ia juga sepakat bahwa penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan akan lebih efektif dan efisien apabila terintegrasi dalam satu tim terpadu.
"Kami menyadari bahwa kekuatan pencarian dan pertolongan lintas sektoral tersebut juga tidak akan mudah diwujudkan apabila tidak terdapat sinergi di antara seluruh pemangku kepentingan yang terkait," ujarnya.
Menurutnya, ancaman musibah dan bencana tidak hanya terjadi di darat, tetapi juga di laut dan udara.
Oleh sebab itu, semua pihak dituntut untuk selalu siap siaga terhadap kemungkinan yang terjadi setiap saat dan setiap tempat tanpa dapat diperkirakan sebelumnya.
"Harus disadari bahwa pencarian dan pertolongan terhadap jiwa manusia sebagai akibat dari musibah penerbangan, pelayaran, bencana alam dan musibah lainnya merupakan tugas kemanusiaan yang sangat mulia," ucapnya.
Baca juga: Tim SAR berhasil evakuasi WNA jatuh di Bukit Anak Dara Lotim