Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat meningkatkan peluang kerja sama untuk menggali potensi pendapatan daerah melalui jasa penanganan pengangkutan sampah di kota itu.

Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram Kamis mengatakan, kerja sama penanganan sampah tersebut ditawarkan ke sejumlah pihak baik itu instansi pemerintah maupun swasta.

"Kami menawarkan pengangkutan sampah misal pada instansi yang biasa langsung membuang ke tempat pembuangan akhir -TPA-," katanya.

Baca juga: Pembangunan bank sampah induk Mataram capai 60 persen

Salah satu instansi yang sudah bekerja sama adalah Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB, dengan perjanjian kerja sama mereka bisa membayar biaya pengangkutan sampah hingga Rp8 juta per bulan.

Selain itu ada juga berapa pihak swasta yang bekerja sama dengan pembayaran sekitar Rp140.000 per bulan.

"Pokoknya sekecil apapun potensi itu selama bisa masuk kas daerah, kami siap layani," katanya.

Menurutnya, pembukaan peluang kerja sama penanganan sampah tersebut sekaligus menjadi upaya mendongkrak realisasi retribusi sampah tahun 2024 dengan target Rp10 miliar.

Baca juga: TPST Sandubaya Mataram dilirik investor menjadi tempat buat biji plastik

Hingga saat ini, realisasi retribusi sampah masih sekitar Rp3 miliar. Capaian itu masih jauh dari target yang ditetapkan.

Akan tetapi, lanjutnya, realisasi sebesar Rp3 miliar itu belum termasuk dari retribusi sampah yang dititipkan melalui pelanggan PT Air Minum Giri Menang.

"Bisanya, PTAM akan membayarkan retribusi di akhir tahun. Jumlahnya belum kami tahu persis, tapi kami berharap bisa menutup target yang ditetapkan," katanya.

Baca juga: Waste4Change beri pendampingan pengolahan sampah di Mataram

Vidi menambahkan, melalui kerja sama itu selain DLH mendapatkan sumber retribusi daerah baru juga mendapatkan sampah bernilai ekonomis, sebab sebelum sampah dibawa ke TPA, sampah terlebih dahulu akan masuk di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) untuk dipilah.

"Sampah organik, kami olah jadi pakan maggot dan kompos sedangkan sampah plastik diolah menjadi batako. Ini juga menjadi nilai lebih bagi kami," katanya.

Baca juga: DLH Kota Mataram bangun bank sampah induk

Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024