Mataram (ANTARA) - Sebanyak tiga pasangan calon wakil gubernur Nusa Tenggara Barat beradu gagasan untuk mengatasi pengangguran lulusan sekolah menengah kejuruan atau SMK dalam debat perdana yang digelar secara terbuka oleh Komisi Pemilihan Umum.
Calon wakil gubernur NTB nomor urut 3 Indah Dhamayanti Putri mengatakan keberadaan SMK hari ini sangat membantu sebagian besar wilayah kabupaten/kota yang masih terbatas jumlah SMA.
"Tetapi, kita menghadapi suatu permasalahan yaitu kurang terciptanya lapangan pekerjaan bagi lulusan SMK yang ada," ujarnya dalam debat terbuka putaran pertama calon gubernur dan wakil gubernur NTB di Mataram, Rabu.
Baca juga: Strategi Cagub NTB tingkatkan kesejahteraan para guru honorer
Indah memaparkan pembukaan lapangan pekerja sebanyak mungkin dapat menjadi salah satu solusi guna menyerap lulusan SMK maupun SMA di Nusa Tenggara Barat. Lapangan kerja yang terbuka lebar berpotensi menurunkan angka kemiskinan.
Beberapa perusahaan besar yang menanamkan modal di Nusa Tenggara Barat diharapkan untuk merekrut tenaga lulusan sekolah vokasi, sehingga mereka tidak perlu pergi keluar daerah hanya untuk mendapatkan pekerjaan.
Menurut Indah, perumusan kebijakan tidak hanya di tingkat provinsi melainkan juga perlu peran aktif dari pemerintah kabupaten/kota agar masalah pengangguran lulusan SMK bisa diatasi segera.
Baca juga: Zul-Uhel komitmen lanjutkan NTB Gemilang
Berdasarkan rencana pembangunan jangka panjang nasional atau RPJPN 2025-2045, pengembangan sekolah vokasi di Nusa Tenggara Barat difokuskan untuk mengembangkan potensi daerah pada sektor pertanian, kehutanan, dan kelautan.
Di tengah harapan yang besar itu, SMK justru berkontribusi signifikan terhadap tingginya angka pengangguran di daerah.
Calon wakil gubernur NTB nomor urut 1 Musyafirin mengatakan situasi itu terasa dilematis karena lulusan sekolah vokasi lebih banyak pengangguran ketimbang lulusan sekolah menengah atas.
"Itu fakta yang terjadi. Kalau kita meminta kepada perusahaan untuk menerima itupun belum tentu mau diterima karena keahlian mereka terbatas," ucapnya.
Musyafirin berjanji akan membuat SMK di Nusa Tenggara Barat menjadi sekolah vokasi unggulan agar setiap lulusannya bisa langsung bekerja. Dia menyakini bahwa proses yang baik menghasilkan keluaran produk yang baik pula.
Baca juga: Ditanya soal pengangguran SMK, Cawagub Suhaili sebut NTB terbaik nasional
Mantan Bupati Sumbawa Barat itu bercerita bahwa Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat memilik program mengirim pelajar ke luar daerah untuk mengenyam pendidikan di sekolah unggulan agar ketika mereka tamat bisa bekerja.
Program itu akan diadopsi ke tingkat provinsi agar daya jangkau optimalisasi dan peningkatan kualitas sekolah vokasi bisa lebih luas.
Calon wakil gubernur NTB nomor urut 2 Suhaili Fadhil Tohir mengungkapkan bahwa gagasan mengatasi pengangguran lulusan SMK yang disampaikan oleh calon wakil gubernur nomor urut 3 dan 1 terkesan normatif.
Baca juga: Musyafirin pertanyakan IPM, Cagub NTB Zulkieflimansyah berikan jawaban menohok
Menurut Suhaili, pasangannya Zulkieflimansyah yang pernah menjabat sebagai gubernur NTB tidak lagi berencana dan tidak lagi berjanji tentang bagaimana menyelesaikan pengangguran lulusan sekolah vokasi.
Dia sudah buktikan sebelumnya bahwa Nusa Tenggara Barat menjadi juara pertama karena beberapa SMK terbanyak di Nusa Tenggara Barat ini yang sudah menjadi badan layanan umum daerah (BLUD)," ujarnya.
Lebih lanjut Suhaili mengklaim hanya ada sedikit tamatan sekolah vokasi Nusa Tenggara Barat yang menganggur karena BLUD SMK sudah kerja sama dengan kalangan industri yang ada di Nusa Tenggara Barat.
"Sehingga kualitas output-nya SMK Nusa Tenggara Barat sudah terbukti dan terbaik di Indonesia," pungkas Suhaili.
Baca juga: Cagub NTB komitmen lakukan pemerataan distribusi tenaga medis
Calon wakil gubernur NTB nomor urut 3 Indah Dhamayanti Putri mengatakan keberadaan SMK hari ini sangat membantu sebagian besar wilayah kabupaten/kota yang masih terbatas jumlah SMA.
"Tetapi, kita menghadapi suatu permasalahan yaitu kurang terciptanya lapangan pekerjaan bagi lulusan SMK yang ada," ujarnya dalam debat terbuka putaran pertama calon gubernur dan wakil gubernur NTB di Mataram, Rabu.
Baca juga: Strategi Cagub NTB tingkatkan kesejahteraan para guru honorer
Indah memaparkan pembukaan lapangan pekerja sebanyak mungkin dapat menjadi salah satu solusi guna menyerap lulusan SMK maupun SMA di Nusa Tenggara Barat. Lapangan kerja yang terbuka lebar berpotensi menurunkan angka kemiskinan.
Beberapa perusahaan besar yang menanamkan modal di Nusa Tenggara Barat diharapkan untuk merekrut tenaga lulusan sekolah vokasi, sehingga mereka tidak perlu pergi keluar daerah hanya untuk mendapatkan pekerjaan.
Menurut Indah, perumusan kebijakan tidak hanya di tingkat provinsi melainkan juga perlu peran aktif dari pemerintah kabupaten/kota agar masalah pengangguran lulusan SMK bisa diatasi segera.
Baca juga: Zul-Uhel komitmen lanjutkan NTB Gemilang
Berdasarkan rencana pembangunan jangka panjang nasional atau RPJPN 2025-2045, pengembangan sekolah vokasi di Nusa Tenggara Barat difokuskan untuk mengembangkan potensi daerah pada sektor pertanian, kehutanan, dan kelautan.
Di tengah harapan yang besar itu, SMK justru berkontribusi signifikan terhadap tingginya angka pengangguran di daerah.
Calon wakil gubernur NTB nomor urut 1 Musyafirin mengatakan situasi itu terasa dilematis karena lulusan sekolah vokasi lebih banyak pengangguran ketimbang lulusan sekolah menengah atas.
"Itu fakta yang terjadi. Kalau kita meminta kepada perusahaan untuk menerima itupun belum tentu mau diterima karena keahlian mereka terbatas," ucapnya.
Musyafirin berjanji akan membuat SMK di Nusa Tenggara Barat menjadi sekolah vokasi unggulan agar setiap lulusannya bisa langsung bekerja. Dia menyakini bahwa proses yang baik menghasilkan keluaran produk yang baik pula.
Baca juga: Ditanya soal pengangguran SMK, Cawagub Suhaili sebut NTB terbaik nasional
Mantan Bupati Sumbawa Barat itu bercerita bahwa Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat memilik program mengirim pelajar ke luar daerah untuk mengenyam pendidikan di sekolah unggulan agar ketika mereka tamat bisa bekerja.
Program itu akan diadopsi ke tingkat provinsi agar daya jangkau optimalisasi dan peningkatan kualitas sekolah vokasi bisa lebih luas.
Calon wakil gubernur NTB nomor urut 2 Suhaili Fadhil Tohir mengungkapkan bahwa gagasan mengatasi pengangguran lulusan SMK yang disampaikan oleh calon wakil gubernur nomor urut 3 dan 1 terkesan normatif.
Baca juga: Musyafirin pertanyakan IPM, Cagub NTB Zulkieflimansyah berikan jawaban menohok
Menurut Suhaili, pasangannya Zulkieflimansyah yang pernah menjabat sebagai gubernur NTB tidak lagi berencana dan tidak lagi berjanji tentang bagaimana menyelesaikan pengangguran lulusan sekolah vokasi.
Dia sudah buktikan sebelumnya bahwa Nusa Tenggara Barat menjadi juara pertama karena beberapa SMK terbanyak di Nusa Tenggara Barat ini yang sudah menjadi badan layanan umum daerah (BLUD)," ujarnya.
Lebih lanjut Suhaili mengklaim hanya ada sedikit tamatan sekolah vokasi Nusa Tenggara Barat yang menganggur karena BLUD SMK sudah kerja sama dengan kalangan industri yang ada di Nusa Tenggara Barat.
"Sehingga kualitas output-nya SMK Nusa Tenggara Barat sudah terbukti dan terbaik di Indonesia," pungkas Suhaili.
Baca juga: Cagub NTB komitmen lakukan pemerataan distribusi tenaga medis