Mataram (ANTARA) - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) mengintensifkan perawatan barang-barang koleksi saat musim hujan agar benda-benda bernilai sejarah tidak berkarat dan berjamur.

Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam menuturkan pihaknya memastikan tidak ada perembesan air atau kebocoran pada atap dan dinding museum, sehingga temperatur suhu ruangan pameran tetap terjaga.

"Perawatan preventif yang kami lakukan tidak hanya melihat situasi benda, tetapi lingkungan juga kami pastikan terawat," ujarnya di Mataram, Jumat.

Museum NTB memiliki 7.719 koleksi benda-benda bersejarah yang terbagi menjadi 10 kategori, yaitu geologi, biologi, sejarah, arkeologi, filologi, keramik, pangkat, mata uang, seni, dan etnografi.

Baca juga: Museum Negeri NTB tata ulang ruang pamer museum desa

Benda koleksi museum yang rentan berjamur dan berkarat adalah benda yang terbuat dari logam dan bahan organik, seperti naskah kuno, koin, dan senjata. Bahan-bahan yang terbuat dari logam dan zat organik tersebut sangat mudah terpengaruh oleh suhu, temperatur, maupun cuaca.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejumlah daerah di Nusa Tenggara Barat sudah mulai memasuki musim hujan.

Sejak akhir Oktober 2024, daerah yang pertama kali memasuki musim hujan adalah Kota Mataram dan sebagian Kabupaten Lombok Barat, diikuti oleh Lombok Utara, Lombok Tengah, serta Lombok Timur.

BMKG menyatakan musim hujan semakin meluas hingga ke wilayah timur Nusa Tenggara Barat di Pulau Sumbawa yang diprediksi mulai terjadi pada akhir November 2024.

Baca juga: BRIN teliti manuskrip kuno yang dikoleksi Museum Negeri NTB

Ahmad Nuralam mengatakan selain merawat benda-benda koleksi, pihaknya juga terus melakukan perawatan preventif, kuratif, dan konservatif.

Dalam setiap apel pagi, seluruh petugas selalu diingatkan tentang perubahan cuaca, termasuk perawatan benda-benda yang berada di ruang pameran.

"Benda-benda yang kami tampilkan di halaman museum itu lebih banyak terkena air hujan dibandingkan saat musim kemarau. Selain rentan jamur juga rentan berkarat, seperti jangkar kapal," kata Nuralam.

Baca juga: Museum NTB kembangkan kreativitas generasi muda lewat mading

Selama musim hujan, Museum NTB melakukan perawatan satu kali dalam sepekan atau dua kali dalam sepekan tergantung kondisi lingkungan.

Perawatan preventif dilakukan terhadap naskah kuno atau peralatan yang terbuat dari kayu adalah melihat terlebih dahulu kondisinya apakah berembun atau kadar kelembapan tinggi. Langkah yang dilakukan guna mengatasi kasus itu biasanya dibersihkan menggunakan zat kimia yang sudah sesuai dengan standar.

Sedangkan pembersihan karat pada benda-benda yang terbuat dari logam dilakukan dengan melumuri minyak yang sifatnya bisa melindungi dari karat maupun jamur.

"Semua perawatan itu ada standar operasional prosedur dan kami memiliki tenaga ahli untuk mengatasi masalah tersebut," ujarnya.

Baca juga: Museum Negeri NTB kenalkan dunia arkeologi sejak dini kepada anak-anak
Baca juga: Koleksi artefak peradapan Islam jadi keunggulan Museum Negeri NTB

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024