Mataram (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meneliti manuskrip kuno yang dikoleksi oleh Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Proyek Riset dan Inovasi Untuk Indonesia Maju (RIIM).
"Tujuan kami dalam penelitian itu adalah kami harus melakukan metadata terhadap manuskrip," kata Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN Rakhmad Idris dalam pernyataan yang dikutip di Mataram, Sabtu.
Rakhmad menuturkan metadata itu kelak diterbitkan menjadi katalog naskah sebagai bentuk upaya digitalisasi naskah kuno.
BRIN berkolaborasi dengan akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram dan Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor dalam proyek riset berjudul "Eksplorasi dan Ekspedisi Manuskrip di Nusa Tenggara Barat Sebagai Sumber Sejarah dan Budaya Lokal".
Rakhmad berharap penelitian itu bisa menghasilkan metadata manuskrip NTB dan bisa diterbitkan ke dalam bentuk jurnal.
"Digitalisasi manuskrip sebagai salah satu fungsi pelestarian dan edukasi kepada masyarakat," ucapnya.
Digitalisasi manuskrip adalah salah satu upaya menjaga kelestarian budaya dan merawat informasi yang terkandung di dalam naskah kuno. Kondisi manuskrip yang berusia tua sangat rentan rusak, sehingga perlu didigitalisasi agar generasi mendatang bisa mengenal warisan nenek moyang.
Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam mengapresiasi upaya pemerintah pusat untuk meneliti dan membuat metadata manuskrip yang tersimpan di Museum NTB.
Baca juga: BRIN sebut pendekatan molekuler dapat mencegah penyakit tanaman
Menurutnya, penelitian yang dilakukan oleh BRIN berkaitan dengan rencana strategis Museum NTB yaitu museum berbasis penelitian dan riset. "Melalui strategi itu kami harap bisa memberikan kontribusi nyata bagi pelestarian budaya di NTB yang berbasis publikasi Ilmiah," kata Nuralam.
Museum NTB menyimpan 1.275 manuskrip yang terdiri dari 400-an judul. Mayoritas bahan naskah kuno hingga lebih dari 90 persen dari total koleksi terbuat dari bahan lontar. Museum NTB telah melakukan berbagai upaya pelestarian terhadap koleksi manuskrip, yaitu mengidentifikasi naskah dan dilakukan alih bahasa maupun alih aksara, serta digitalisasi.
Kemudian pihak museum melakukan kajian terhadap naskah-naskah kuno tersebut agar pesan yang terkandung di dalamnya bisa sampai dan dipahami oleh generasi sekarang.
Nuralam berharap manuskrip yang diteliti oleh BRIN dapat dipublikasikan dalam bentuk buku serta menyediakan akses digital bagi publik yang tertarik untuk mempelajari naskah lebih jauh.
Baca juga: Petani Jawa kuno tentukan musim tanam dengan rasi bintang
"Tujuan kami dalam penelitian itu adalah kami harus melakukan metadata terhadap manuskrip," kata Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN Rakhmad Idris dalam pernyataan yang dikutip di Mataram, Sabtu.
Rakhmad menuturkan metadata itu kelak diterbitkan menjadi katalog naskah sebagai bentuk upaya digitalisasi naskah kuno.
BRIN berkolaborasi dengan akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram dan Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor dalam proyek riset berjudul "Eksplorasi dan Ekspedisi Manuskrip di Nusa Tenggara Barat Sebagai Sumber Sejarah dan Budaya Lokal".
Rakhmad berharap penelitian itu bisa menghasilkan metadata manuskrip NTB dan bisa diterbitkan ke dalam bentuk jurnal.
"Digitalisasi manuskrip sebagai salah satu fungsi pelestarian dan edukasi kepada masyarakat," ucapnya.
Digitalisasi manuskrip adalah salah satu upaya menjaga kelestarian budaya dan merawat informasi yang terkandung di dalam naskah kuno. Kondisi manuskrip yang berusia tua sangat rentan rusak, sehingga perlu didigitalisasi agar generasi mendatang bisa mengenal warisan nenek moyang.
Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam mengapresiasi upaya pemerintah pusat untuk meneliti dan membuat metadata manuskrip yang tersimpan di Museum NTB.
Baca juga: BRIN sebut pendekatan molekuler dapat mencegah penyakit tanaman
Menurutnya, penelitian yang dilakukan oleh BRIN berkaitan dengan rencana strategis Museum NTB yaitu museum berbasis penelitian dan riset. "Melalui strategi itu kami harap bisa memberikan kontribusi nyata bagi pelestarian budaya di NTB yang berbasis publikasi Ilmiah," kata Nuralam.
Museum NTB menyimpan 1.275 manuskrip yang terdiri dari 400-an judul. Mayoritas bahan naskah kuno hingga lebih dari 90 persen dari total koleksi terbuat dari bahan lontar. Museum NTB telah melakukan berbagai upaya pelestarian terhadap koleksi manuskrip, yaitu mengidentifikasi naskah dan dilakukan alih bahasa maupun alih aksara, serta digitalisasi.
Kemudian pihak museum melakukan kajian terhadap naskah-naskah kuno tersebut agar pesan yang terkandung di dalamnya bisa sampai dan dipahami oleh generasi sekarang.
Nuralam berharap manuskrip yang diteliti oleh BRIN dapat dipublikasikan dalam bentuk buku serta menyediakan akses digital bagi publik yang tertarik untuk mempelajari naskah lebih jauh.
Baca juga: Petani Jawa kuno tentukan musim tanam dengan rasi bintang